Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 29 Juli 2021 | 13:48 WIB
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)

SuaraJogja.id - Sebanyak 4 warga yang tinggal di Rusunawa Sewon meninggal dunia karena covid-19. Mereka berasal dari satu keluarga dan masih menyisakan dua orang anak yang berusia 4 tahun dan 2 bulan serta seorang ibu muda yang merawat mereka.

Meski sudah ada 4 warga yang meninggal karena terpapar covid-19 namun pihak pengelola rusunawa belum melakukan tindakan penutupan sementara (lockdown). Mereka beralasan sulit melakukan lockdown karena berkaitan erat dengan hajat hidup orang banyak.

Kepala UPTD Rusunawa dan Permakaman DPUPR Bantul, Ari Mursukapti mengakui tidak melakukan lockdown rusunawa karena akan menyulitkan warga penghuni rusunawa. Karena ketika akan dilakukan lockdown maka ia khawatir warga tidak akan bisa bekerja mencari makan.

"Kalau kita tutup bagaimana mereka bekerja. Rata-rata di sini kan masyarakat berpenghasilan rendah,"ujar dia, Kamis (29/7/2021).

Baca Juga: Terus melonjak! Kasus Covid-19 di Bantul Tembus 40 Ribu Orang

Sebagai upaya agar tak terjadi penyebaran virus Covid-19, pihaknya sementara hanya melakukan penyemprotan desinfektan di lingkungan tersebut.

Ari mengatakan sebenarnya orang pertama dari keluarga kecil yang meninggal tersebut tidak terpapar covid19. Hanya memang kemudian tiga orang lainnya yang meninggal karena covid19. Langkah pengetatan telah mereka lakukan diantaranya adalah membatasi gerak penghuni.

"Pengunjung dari luar kita batasi,"terangnya.

Jika melakukan lockdown maka pihaknya harus menyediakan bantuan minimal bantuan permakanan. Padahal jumlah penghuni di rusunawa tersebut yaitu sekitar 400 kepala keluarga. Sehingga pihaknya mengambil kebijakan dengan lebih melakukan pengetatan.

"Kami sudah laksanakan pembatasan, tidak boleh kumpul-kumpul, 5 M. Tapi namanya orang banyak ya seperti itulah, ada yang patuh dan ada yang tidak,"kata dia.

Baca Juga: Bangun RS Tipe D untuk Tangani Covid-19, Bantul Siapkan Lahan Seluas 2.200 Meter

Pihaknya mengakui memang belum melaksanakan rapid test massal kepada warga penghuni rusunawa karena keterbatasan anggaran. Selama ini tidak ada alokasi anggaran untuk pelaksanaan rapid tes karena memang harus dilakukan secara mandiri.

Anggota Komisi C DPRD Bantul, Arni Tyas Palupi mengaku telah mendengar informasi berkaitan dengan adanya warga rusunawa yang meninggal dunia. Pihaknya secara informal sudah menghubungi Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bobot Arifianto. Dan pihak PU sudah mengaku akan menindaklanjutinya.

"Namun sekarang saya belum mendapat laporan secara resmi,"ujar dia.

Arni menambahkan seharusnya pihak pengelola menyediakan dua kamar khusus untuk ruang isolasi. Dua kamar yang biasanya digunakan untuk contoh bagi tamu yang berminat tinggal di rusunawa bisa dialihkan sementara untuk ruang isolasi.

Kontributor : Julianto

Load More