SuaraJogja.id - Sebanyak 4 warga yang tinggal di Rusunawa Sewon meninggal dunia karena covid-19. Mereka berasal dari satu keluarga dan masih menyisakan dua orang anak yang berusia 4 tahun dan 2 bulan serta seorang ibu muda yang merawat mereka.
Meski sudah ada 4 warga yang meninggal karena terpapar covid-19 namun pihak pengelola rusunawa belum melakukan tindakan penutupan sementara (lockdown). Mereka beralasan sulit melakukan lockdown karena berkaitan erat dengan hajat hidup orang banyak.
Kepala UPTD Rusunawa dan Permakaman DPUPR Bantul, Ari Mursukapti mengakui tidak melakukan lockdown rusunawa karena akan menyulitkan warga penghuni rusunawa. Karena ketika akan dilakukan lockdown maka ia khawatir warga tidak akan bisa bekerja mencari makan.
"Kalau kita tutup bagaimana mereka bekerja. Rata-rata di sini kan masyarakat berpenghasilan rendah,"ujar dia, Kamis (29/7/2021).
Sebagai upaya agar tak terjadi penyebaran virus Covid-19, pihaknya sementara hanya melakukan penyemprotan desinfektan di lingkungan tersebut.
Ari mengatakan sebenarnya orang pertama dari keluarga kecil yang meninggal tersebut tidak terpapar covid19. Hanya memang kemudian tiga orang lainnya yang meninggal karena covid19. Langkah pengetatan telah mereka lakukan diantaranya adalah membatasi gerak penghuni.
"Pengunjung dari luar kita batasi,"terangnya.
Jika melakukan lockdown maka pihaknya harus menyediakan bantuan minimal bantuan permakanan. Padahal jumlah penghuni di rusunawa tersebut yaitu sekitar 400 kepala keluarga. Sehingga pihaknya mengambil kebijakan dengan lebih melakukan pengetatan.
"Kami sudah laksanakan pembatasan, tidak boleh kumpul-kumpul, 5 M. Tapi namanya orang banyak ya seperti itulah, ada yang patuh dan ada yang tidak,"kata dia.
Baca Juga: Terus melonjak! Kasus Covid-19 di Bantul Tembus 40 Ribu Orang
Pihaknya mengakui memang belum melaksanakan rapid test massal kepada warga penghuni rusunawa karena keterbatasan anggaran. Selama ini tidak ada alokasi anggaran untuk pelaksanaan rapid tes karena memang harus dilakukan secara mandiri.
Anggota Komisi C DPRD Bantul, Arni Tyas Palupi mengaku telah mendengar informasi berkaitan dengan adanya warga rusunawa yang meninggal dunia. Pihaknya secara informal sudah menghubungi Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bobot Arifianto. Dan pihak PU sudah mengaku akan menindaklanjutinya.
"Namun sekarang saya belum mendapat laporan secara resmi,"ujar dia.
Arni menambahkan seharusnya pihak pengelola menyediakan dua kamar khusus untuk ruang isolasi. Dua kamar yang biasanya digunakan untuk contoh bagi tamu yang berminat tinggal di rusunawa bisa dialihkan sementara untuk ruang isolasi.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Profil Ni Made Dwipanti Indrayanti: Sekda DIY Perempuan Pertama di Jogja yang Sarat Prestasi
-
Rahasia Serangga Kali Kuning Terungkap! Petualangan Edukatif yang Bikin Anak Cinta Alam
-
Ni Made Jadi Sekda DIY: Mampukah Selesaikan Masalah Sampah dan TKD yang Membelit Yogyakarta?
-
40 Kebakaran dalam 8 Bulan di Yogyakarta: Waspada Korsleting dan Kelalaian
-
Kesiapsiagaan Nasional Gagal Tanpa Ini! Pakar UGM Ingatkan Masyarakat Soal Musim Hujan Lebih Awal