Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 28 Juli 2021 | 21:05 WIB
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)

SuaraJogja.id - Nasib malang menimpa seorang ibu muda berumur 22 tahun asal Padukuhan Janganan Kalurahan Panggungharjo Kapanewon Sewon Bantul yang harus kehilangan suami, kedua mertua dan adik iparnya yang meninggal akibat terpapar covid-19. Kini ibu muda tersebut seorang diri merawat dua anaknya yang masih berumur 4 tahun dan 2 bulan.

Dia harus kehilangan 4 orang keluarganya dalam kurun waktu sekitar 20 hari. Kini, ibu muda bersama dua anaknya juga positif covid-19. Mereka menjalani isolasi mandiri di kamar kontrakan Rusunawa Sewon yang berada di Panggungharjo.

Lurah Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi ketika dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. Ibu muda ini secara berturut-turut kehilangan ibu mertuanya, suaminya, adik iparnya yang berusia 16 tahun dan bapak mertuanya. Keluarga ini menempati dua kamar kontrakan di Rusunawa Sewon.

"Jadi mereka menyewa dua kamar di Rusunawa. Satu untuk keluarga ibu muda ini dan satu kamarnya lagi untuk keluarga mertuanya,"papar Wahyudi, Rabu (28/7/2021).

Baca Juga: Bangun RS Tipe D untuk Tangani Covid-19, Bantul Siapkan Lahan Seluas 2.200 Meter

Keluarga kecil ibu muda tersebut semuanya dinyatakan positif covid-19. Awalnya yang dinyatakan positif covid-19 adalah suami dan kedua anaknya yang masih balita. Kemudian setelah dilakukan tracing, ibu muda dan adik iparnya dinyatakan positif covid-19.

Keluarga ini nampaknya kurang kooperatif sehingga tidak jujur jika kedua mertuanya kontak erat dengan mereka. Beberapa hari kemudian sang ibu meninggal dunia karena kormobid kanker. Pengelola rusunawa sendiri juga terkesan abai karena tidak melakukan pengetatan di Rusunawa.

"Pengelola itu tidak membantu misalnya melakukan rapid test massal ataupun tindakan lainnya usai ada yang dinyatakan positif,"keluh Wahyudi.

Wahyudi merasa kaget ketika tiba-tiba pihak rusunawa meminta bantuan Satgas Kalurahan untuk memfasilitasi ambulans membawa ibu mertua yang meninggal ke Jepara. Sang ibu mertua dimakamkan di tanah kelahirannya di Jawa Tengah.

Satgas Kalurahan akhirnya mengirim mobil ambulans Lazisnu untuk mengantar jenazah ibu mertua yang positif covid-19. Saat itu, Al yang merupakan suami ibu muda tersebut mendampingi jenazah ibunya ke Jepara.

Baca Juga: Sebanyak 40 Persen Pelaku Wisata di Bantul Absen Ikuti Vaksinasi di Hutan Pinus Mangunan

Selang beberapa hari kemudian, kondisi suami ibu muda ini menurun drastis. Pengelola Rusunawa kembali menghubungi Satgas Kalurahan untuk meminta bantuan mencarikan rumah sakit. Pihak kalurahan akhirnya berhasil mengirim Al, suami ibu muda ini ke RS Panembahan Senopati.

"Nyawanya tak tertolong dan meninggal dunia di sana,"paparnya.

Kejadian serupa juga menimpa adik iparnya yang berusia 16 tahun. Sang adik ipar kondisinya juga mengalami pemburukan. Kemudian pihak rusunawa kembali menghubungi Satgas Kalurahan untuk meminta bantuan mencarikan rumah sakit dan akhirnya dikirim ke RS PKU Muhammadiyah Gamping.

Adik iparnya meninggal dunia 5 hari setelah Al, suami ibu muda tersebut meninggal dunia. Ketiga orang ini dimakamkan di TPU Krapyak dengan melibatkan Satgas Covid-19 Kalurahan Panggungharjo.

Usai 3 penghuni Rusunawa meningggal dunia, Wahyudipun sempat marah-marah dengan pengelola rusunawa. Karena semenjak peristiwa meninggalnya ibu mertua dari keluarga kecil tersebut, pihak pengelola belum melakukan tindakan apapun.

"Tidak ada rapid test, pengetatan ataupun pembatasan gerak penghuni atau orang luar yang masuk ke Rusunawa. Terjadi pembiaran begitu saja,"ujar dia.

Tim Satgas Kalurahan sebenarnya akan bertindak menutup sementara rusunawa tersebut atau melakukan lockdown, namun pihaknya merasa jika Rusunawa bukan kewenangan mereka melainkan kewenangan Kabupaten. Namun kekhawatiran mereka kembali terjadi.

Ayah mertua dari ibu muda ini, Mj juga mengalami pemburukan kondisinya. Pengelola rusunawa kembali menghubungi Satgas Kalurahan untuk meminta bantuan mencarikan rumah sakit. Hingga akhirnya berhasil membawa Mj ke Rumah Sakit Nur Hidayah.

"Pak Mj ini statusnya juga negatif covid19. Tetapi paru-parunya sudah penuh cairan, dan ternyata positif," terangnya.

Di RS Nur Hidayah Mj sebenarnya diminta untuk pulang karena rumah sakit tersebut tidak memiliki ruang rawat inap pasien covid-19. Pihaknya berusaha menegosiasi pihak rumah sakit agar Mj tetap dirawat di RS tersebut. Pihak RS menyetujuinya dengan catatan hanya 24 jam saja.

Selama 24 jam tersebut, pihak Puskesmas Sewon belum mendapat keputusan mau dirawat di rumah sakit mana. Hingga akhirnya mereka membawa pulang ke Sewon. Wahyudi menolak jika Mj dibawa pulang ke Rusunawa hingga akhirnya ditempatkan di Shelter.

"Jam 21.00 WIB kondisi drop. Malam itu sebenarnya RSLKC Bambanglipuro hendak menjemputnya,"ujar dia.

Namun kondisi Mj terlanjur memburuk hingga mereka terpaksa mengantarnya ke RSLKC. Saat itu, karena ketiadaan ambulans hingga akhirnya Tim Satgas Kalurahan membawa yang bersangkutan dengan mobil operasional Puskesmas yaitu mobil tenaga medis tanpa peralatan.

"Mobilnya itu di tengah juga ada kursi joknya,"kata dia.

Hingga sampailah ke RSLKC dan disambut tenaga medis di rumah sakit tersebut dengan membawa kursi roda. MJ lantas menduduki kursi roda tersebut dan dibawa ke lobi rumah sakit. Namun beberapa saat kemudian Mj meminta anggota Satgas Kalurahan yang mengantar untuk mengambil tasnya yang tertinggal di mobil.

Relawan yang mengantarkannya tersebut langsung mengambil tas dan setelah kembali mendapati Mj sudah lemas di kursi roda. Mjpun akhirnya meninggal dunia dengan posisi terduduk di kursi roda di lobi rumah sakit. 

"Sayapun marah lagi sama pihak pengelola rusunawa yang abai dengan kondisi pak Mj. Baru setelah pak Mj meninggal mereka mulai melakukan pengetatan. Gofood juga dibatasi sampai pintu. Saya prihatin dengan pengelola,"keluhnya.

Saat  berusaha melakukan konfirmasi ke kepala UPTD Rusunawa dan Permakaman DPUPR Bantul, Ari Mursukapti, pesan yang disampaikan ke nomor pribadinya belum dibaca dan direspon yang bersangkutan. Termasuk ke nomor pribadi Kepala Dinas PUPR Bantul, Bobot Arifianto juga belum direspon.

Kontributor : Julianto

Load More