SuaraJogja.id - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Novita Krisnaeni menyatakan ketersedian shelter tidak sebanding dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang ada di Bumi Sembada.
Kondisi itu membuat masih banyak warga terpapar virus corona namun hanya berada di rumah atau menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah masing-masing.
"Kalau menurut saya jumlah shelter itu kan tidak sebanding dengan jumlah kasusnya. Artinya itu tidak mungkin kalau dibawa semua. Mungkin yang memungkinkan itu jika isolasi di rumah tidak memungkinkan nah itu wajib ke shelter," kata Novita kepada awak media, Rabu (28/7/2021).
Novita menyebut pasien Covid-19 akan memungkinkan untuk berada di shelter jika memang di setiap desa atau bahkan dusun telah menyiapkan shelter khusus. Namun sejauh ini, lanjut dia, masih ada sejumlah kalurahan dan kapanewon yang belum mempunyai shelter untuk menampung warga yang terpapar Covid-19.
Baca Juga: Ditemukan Pasien COVID-19 Meninggal Saat Isoman, Dinkes Sleman: Dikira Flu Biasa
"Iya [belum semua wilayah ada], kalau misalkan punya itu akan lebih baik. Jadi tidak usah jauh-jauh," ujarnya.
Disampaikan Novita, warga yang terpapar Covid-19 memang diperkenankan untuk menjalani isoman di rumah namun dengan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi. Jika memang pada kenyataannya tidak memungkinkan sudah semestinya pasien langsung menuju ke shelter yang telah disediakan.
"Kalau di rumah memungkinkan untuk dilakukan isolasi mandiri seperti persyaratan punya kamar mandi sendiri, kemudian ada lantai atas dan lantai bawah itu monggo lah. Karena kalau semuanya akan ditampung di shelter tidak mungkin. Tidak sebanding antara jumlah kapasitas shelter dengan jumlah kasusnya," ungkapnya.
Novita menilai isolasi terpusat bagi pasien Covid-19 menjadi upaya yang perlu terus digencarkan lagi. Berkaca kepada penanganan kasus Covid-19 di awal pandemi lalu.
"Kalau saya senang banget dengan isolasi terpusat, artinya semua yang terkonfirmasi positif itu harus masuk shelter. Kayak dulu awal-awal itu kan semua pasien masuk shelter. Mungkin sekarang saking banyaknya," tuturnya.
Baca Juga: Menjamur Klaster Covid-19, Dinkes Sleman Nilai Isolasi Mandiri Tidak Efektif
Ditanya mengenai operasional puskesmas selama 24 jam untuk pemantauan pasien isoman, Novita mengakui memang masih terkendala pada petugas yang terbatas. Sehingga memang sejumlah puskesmas tidak bisa setiap saat memberi pemantauan terkait kondisi pasien.
"Ya karena petugas puskesmas juga terbatas jadi memang kadang tidak tiap hari bisa ngaruhke [memeriksa] pasien. Tapi saya yakin melalui [daring] sudah dikaruhke. Di puskesmas itu kan ada tim tracer," ucapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo menuturkan data pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah selalu berubah.
"Datanya dinamis, setiap hari berubah. Kemarin sore ada 5.943 warga terkonfirmasi yang menjalani isolasi mandiri, baik di rumah maupun di shelter kalurahan," kata Joko.
Disinggung soal kemungkinan pemindahan seluruh pasien Covid-19 isoman ke shelter, Joko menyebut memang tidak memungkinkan.
Kendati begitu, ditegaskan Joko, jika melihat lebih detail prosentase pasien isoman yang tidak memenuhi syarat (TMS) masih cukup kecil.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Belum Dapat Kiriman Lagi, Stok Vaksin Covid-19 di Sleman Hanya Cukup Sampai Minggu Ini
-
Pemadaman Listrik Sampai Bansos, Ini yang Dilakukan Pemkab Sleman Selama PPKM Level 4
-
Sleman Bangun Istalasi Generator Oksigen Senilai Rp1,9 Miliar, Operasional Mulai Agustus
-
Sleman Anggarkan Rp2,4 Miliar bagi Ratusan Penyandang Disabilitas Berat
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Sleman Banjir Wisatawan, Mei 2025 Catat Rekor Kunjungan, Ini 3 Destinasi Favoritnya
-
Geger! Penyadapan KPK Tanpa Izin Dewas? Ini Kata Ahli Hukum Pidana
-
UGM Temukan Cacing Hati di Hewan Kurban, Tapi Ada Penurunan Drastis, Apa Penyebabnya?
-
Relokasi Jukir dan Pedagang ke Menara Kopi Terancam Gagal: Izin Keraton Jogja Belum Turun
-
Pabrik Garmen Belum Pulih Pascakebakaran, Pemkab Sleman Kejar Solusi Hindari PHK