Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 30 Juli 2021 | 16:10 WIB
Ilustrasi obat antivirus Covid-19. (Pixabay)

SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman menyebut selain ketersediaan stok vaksin Covid-19 yang sudah hampir habis, stok obat antivirus yang turut menipis ketersediaannya.

Kondisi tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo kepada awak media, Jumat (30/7/2021). Hingga saat ini ketersediaan obat antivirus tersebut tidak lebih dari 2 ribu butir.

"Yang paling mendesak atau yang sedang kosong itu adalah obat antvirusnya baik itu Oseltamivir dan Favipiravir. Saat ini sangat menipis tinggal 1.500 butir," kata Joko.

Joko menjelaskan jumlah obat antivirus tersebut menipis dilihat dari penggunaan obat itu sendiri. Pasalnya untuk satu orang pasien Covid-19 minimal mendapatkan minimal 5 butir.

Baca Juga: Obat Antivirus Hingga Peralatan Oksigen Impor Kini Bebas Pajak dan Bea Masuk

"Sehingga kalau 1.500 butir itu, satu orang pasien Covid-19 itu kan minimal dapat 5 butir berarti kan tinggal untuk 300an itu untuk yang obat antivirusnya," ungkapnya.

Selain dua obat antivirus tadi, kata Joko, ketersediaan obat antibiotik Azitromisin juga mulai sangat terbatas. Sama seperti jumlah ketersediaan dua obat antivirus tadi, saat ini obat antibiotik Azitromisin menyisakan 1.500 butir.

Sedangkan obat antibiotik ini perlu dikonsumsi selama minimal tujuh hari untuk satu pasien atau dapat dikatakan satu kali dalam sehari.

"Kemudian untuk yang obat antibiotiknya Azitromisin itu tinggal 1.500. Ini minimal harus 7 hari satu orang, jadi satu hari satu kali, sehingga sudah sangat menipis juga obat antibiotik ini," terangnya.

Disampaikan Joko, walaupun memang sudah ada keputusan atau edaran dari Kementerian Kesehatan terkait dengan penggunaan obat antibiotik Azitromisin ini. Dimana Azitromisin tidak lagi disarakan untuk dipakai dalam pengobatan pasien Covid-19.

Baca Juga: Menkes Sebut Favipiravir Akan Gantikan Oseltamivir Sebagai Obat Antivirus

Namun ada hal yang perlu diperlu diperhatikan oleh pasien-pasien Covid-19 itu. Termasuk dengan kemungkinan terjadinya sekunder infeksi yang disebatkan oleh Covid-19.

"Tapi jangan lupa Covid-19 itu tidak berdiri sendiri ada sekunder infeksinya. Kalau ada sekunder infeksi tetep harus menjadi pilihan itu salah satunya Azitromisin," ucapnya.

Sementara itu ketersediaan vitamin yang digunakan untuk kepentingan rutin atau sehari-hari oleh masyarakat pada umumnya. Hingga sekarang masih relatif mencukupi jika menengok ketersediaan atau penanganan di fasilitas layanan kesehatan yang ada, baik rumah sakit atau puskesmas.

"Kalau vitamin untuk kepentingan rutin dalam pengertian vitamin-vitamin biasa, vitamin B kompleks, vitamin C, D dan zinc itu relatif masih mencukupi untuk penanganan di puskesmas. Rumah sakit-rumah sakit pun sudah tidak terlalu kesulitan untuk vitamin-vitamin ini," tuturnya.

Namun kondisi berbeda jika melihat ketersedian sejumlah vitamin tersebut yang beredar di pasaran atau apotek-apotek. Justru ketersediaan di luar faskes malah cenderung mulai berkurang.

"Kalau masyarakat umum mengakses ke apotek memang sekarang vitamin-vitamin itu sedang kondisi menipis," imbuhnya.

Joko mengimbau masyarakat tidak secara serta merat dan bebas saat mengonsumsi obat-obatan tersebut. Tetap harus ada resep dari dokter atau pihak yang berwenang dalam penggunaan obat-obat itu.

Ditambahkan Joko, saat ini pasien Covid-19 yang tengah menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah tidak perlu khawatir. Pasalnya urusan obat-obatan sudah akan ditangani oleh jajaran TNI melalui paket-paket yang akan dikirimkan.

"Memang tetap harus dengan resep tapi sekarang kalau yang isolasi mandiri kan dihandle oleh TNI melalui paket obat TNI, itukan di situ ada obat antivirusnya. Jadi kalau semua berjalan dengan baik yang isoman itu mudah-mudahan bisa malah mendapatkan antivirus yang memadai," tandasnya.

Load More