SuaraJogja.id - PPKM level 4 di Pulau Jawa dan Bali sejatinya akan berakhir pada hari ini. PPKM level 4 diharapkan mampu menurunkan jumlah kasus Covid-19.
Menurut Epidemiolog UGM Bayu Satria Wiratama menilai kelemahan selama pelaksanaan PPKM ini adalah minimnya pengawasan terkait dengan mobilitas. Kebijakan pemerintah masih setengah-setengah dalam mengurangi mobilitas.
"Mau membatasi mobilitas tapi kebijakannya masih setengah-setengah. Karena daerahnya terlalu luas dan tidak banyak petugas yang mengawasi," kata Bayu kepada SuaraJogja.id, Senin (9/8/2021).
Ia menyebutkan, PPKM akan efektif menekan jumlah kasus positif Covid-19 apabila pemerintah tegas. Sebagai contoh, jika ingin membatasi mobilitas masyarakat maka difokuskan pergerakannya hanya di sekitar tempatnya.
"Masyarakat tidak boleh pergi kecuali yang bekerja. Bagi yang tidak bekerja, hanya boleh pergi berapa kilometer dari rumahnya," jelasnya.
Selain itu, meski pemerintah pusat menginstruksikan ke daerah-daerah untuk menerapkan PPKM namun tidak semuanya mengikutinya. Ada daerah yang tidak niat memberlakukan PPKM tapi baru niat saat di tengah-tengah.
"Itu yang menyebabkan kebijakan dari pusat tidak berjalan lancar," katanya.
Dia juga menyoroti kunjungan sejumlah pejabat seperti Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, hingga Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Sebaiknya setelah mengunjungi beberapa wilayah terus dipantau dan diperhatikan.
"Jadi enggak hanya dikunjungi saja tapi juga diperhatikan supaya tidak terjadi lonjakan kasus beberapa bulan kemudian," ujar dia.
Baca Juga: Krisdayanti Pro PPKM Level 4 Diperpanjang Malam Ini: Sepakat Jeng Dewan!
Untuk di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sambungnya, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 masih berkisar antara 1.300-1.400 kasus. Pelacakan kontak atau tracing terhadap jumlah kasus tersebut juga belum maksimal.
"Sebab kalau seribuan kasus seharusnya yang di-tracing 30-40 ribu orang kalau sesuai patokan dari pemerintah pusat. Asumsinya satu orang yang positif Covid-19, minimal 30 orang harus menjalani tracing," ungkapnya.
Namun demikian, hal itu belum dapat dilakukan lantaran orang yang melakukan tracing jumlahnya terbatas. Oleh karenanya, parameter jumlah tes di DIY tidak bagus.
"Parameter jumlah tes kepada orang yang positif virus corona di DIY enggak bagus karena tenaganya tidak banyak," ujarnya.
Tag
Berita Terkait
-
Jelang Hari Terakhir PPKM Level 4, Epidemiolog UGM: Belum Efektif Turunkan Kasus Covid-19
-
Epidemiolog UGM: Pembatasan Mobilitas PPKM Darurat Jangan Hanya Memindahkan Kerumunan
-
Ini Kata Epidemiolog UGM Terkait Rencana Vaksin Dosis Ketiga bagi Nakes
-
Epidemiolog UGM: Penyebaran Covid-19 Harus Dihentikan, Tambah Restriksi Mobilitas
-
Kasus Penularan Covid-19 di Kudus, Epidemiolog UGM: Hentikan Mobilitas Masyarakat
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
- Cari Bedak Murah yang Mengandung SPF? Cek 5 Rekomendasinya, Mulai Rp20 Ribuan
- 4 Rekomendasi Moisturizer Vitamin C untuk Wajah Cerah Bebas Flek Hitam, Harga Terjangkau
- Belanja Seru di BFF Festival 2025, Tiket Hemat 30% via BRImo
Pilihan
-
Liverpool Beri Jalan Mees Hilgers ke Premier League
-
Bobotoh Diminta Serbu GBLA! Marc Klok: Di Bandung, Lawan Tidak Akan Dapat Apa-Apa!
-
Dua Raksasa Properti Jepang Kajima & Mitsubishi Dikabarkan Incar Saham Diamond Citra Propertindo
-
Penonton Kecewa! Kelme Telat Kirim, Persib Main Laga Penting Tanpa Jersey Anyar
-
Momen Kapal Tentara China Hancurkan Sekutu Sendiri saat Kejar Pasukan Filipina
Terkini
-
Dorong Deteksi Dini Kesehatan Siswa, Disdikpora Bantul Usulkan Program CKG Langsung di Sekolah
-
Yogyakarta Siaga Kemarau Basah! Waspada Hujan Es dan Angin Kencang
-
Prabowo Subianto Berdarah Sultan HB II? Keluarga Keraton Yogyakarta Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Mortir Jumbo Gegerkan Sleman, Bom Terbesar yang Pernah Ditemukan Polda DIY
-
Mortir Jumbo Diledakkan di Sleman, Getaran Dahsyatnya Rusak Rumah Warga