SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Selain lava yang terus keluar awan panas guguran di Gunung Merapi juga masih muncul.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, awan panas guguran terakhir dari Merapi teramati pada Selasa (10/8/2021) malam. Awan panas itu masih menuju ke arah barat daya.
"Awan panas itu terjadi tepatnya pukul 20.27 WIB malam. Saat itu tercatat di seismogram dengan amplitudo 55 mm dan durasi 157 detik. Jarak luncur 2.500 meter ke arah barat daya," kata Hanik dalam keterangannya, Rabu (11/8/2021).
Jika dilihat lebih jauh, pada periode pengamatan Selasa (10/8/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB. Total ada tiga awan panas guguran yang keluar dari puncak Merapi.
"Dalam 24 jam teramati 3 kali Awan panas guguran dengan dengan jarak luncur maksimum 3000 meter ke barat daya," ujarnya.
Disampaikan Hanik, aktivitas Gunung Merapi tidak mengeluarkan hanya awan panas guguran saja. Selain itu ada pula guguran lava yang masih teramati dalam periode pengamatan tersebut.
"10 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter ke barat daya," ucapnya.
Sejumlah kegempaan juga terus terjadi dari Gunung Merapi dalam periode tersebut. Mulai dari kegempaan guguran sebanyak 385 kali, hembusan sejumlah 21 kali, hybrid atau fase banyak sejumlah 125 kali, vulkanik dangkal sebanyak 33 kali, tektonik jauh ada 6 kali dan 1 kali low frekuensi.
Sementara itu jika dibandingkan dengan periode pengamatan terbaru atau tepatnya pada Rabu (11/8/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB. Tidak teramati awan panas guguran yang keluar dari Gunung Merapi.
Baca Juga: Dampak Aktivitas Gunung Merapi, Hujan Abu Terjadi di Kabupaten Magelang dan Temanggung
Pada periode pengamatan enam jam tersebut aktivitas Gunung Merapi hanya mengeluarkan guguran lava. Meski begitu jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan pada periode pengamatan sehari sebelumnya.
"Teramati 59 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1200 meter ke barat daya," tuturnya.
Hanik menyebut asap kawah juga teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah.
Kegempaan di Gunung Merapi juga masih terjadi dalam periode tersebut. Dominasi kegempaan yakni berasal dari kegempaan guguran sebanyak 92 kali, lalu disusul hybrid atau fase banyak sejumlah 21 kali, vulkanik dangkal ada 8 kali, tektonik jauh ada 7 dan hembusan ada 4 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Berita Terkait
-
Dampak Aktivitas Gunung Merapi, Hujan Abu Terjadi di Kabupaten Magelang dan Temanggung
-
Satu Suro, Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Guguran Sejauh 3.000 Meter
-
Pagi Ini Merapi Kembali Keluarkan Awan Panas ke Arah Barat Daya Sejauh 3 Kilometer
-
Malam 1 Suro, Warga Lereng Merapi Tetap Gelar Ritual Sedekah Gunung
-
Masih Erupsi, sejak Pagi Gunung Merapi Semburkan 2 Kali Awan Panas hingga 2 Km
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
Sampah Menggunung: Jogja Kembali 'Numpang' Piyungan, Kapan Mandiri?
-
Terjebak dalam Pekerjaan? Ini Alasan Fenomena 'Job Hugging' Marak di Indonesia
-
Revolusi Pilah Sampah di Yogyakarta Dimulai: Ribuan Ember Disebar, Ini Kata Wali Kota
-
Dua Bulan Berlalu, Kasus Makam Diplomat Diacak-acak 'Ngambang', JPW Desak Polisi Tindaklanjuti
-
Rekam Jejak Ahmad Dofiri, Mantan Kapolda DIY yang Ditunjuk Prabowo untuk Reformasi Polri