SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Bahkan dalam beberapa hari terakhir awan panas guguran terus keluar.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan awan panas guguran itu teramati pada periode pengamatan Selasa (17/8/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB. Kembali terlihat awan panas guguran dari puncak Merapi itu menuju ke arah barat daya.
"Teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 1300 meter mengarah ke barat daya atau ke arah Kali Bebeng," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Selasa (17/8/2021).
Awanpanas guguran Merapi tersebut tepatnya muncul pada pukul 05.18 WIB. Saat itu tercatat di seismogram dengan amplitudo 45 mm dan durasi 100 detik.
Baca Juga: Dugaan Pelecehan Terjadi di Sleman, Pria Tua Nekat Cium Perempuan Muda di Pinggir Jalan
Dalam pengamatan kali ini visual gunung terlihat jelas. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 150 m di atas puncak kawah.
Disampaikan Hanik, aktivitas Gunung Merapi tidak hanya mengeluarkan awan panas saja. Selain itu ada pula guguran lava yang masih teramati dalam periode pengamatan enam jam tersebut.
"Teramati 5 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter ke arah barat daya," terangnya.
Sejumlah kegempaan juga terus terjadi dari Gunung Merapi dalam periode tersebut. Mulai dari kegempaan guguran sebanyak 84 kali, hembusan sejumlah 3 kali, hybrid atau fase banyak sejumlah 1 kali.
Sementara dibandingkan dengan periode pengamatan sebelumnya atau tepatnya pada Senin (16/8/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB. Tetap teramati sejumlah awan panas guguran yang muncul.
Baca Juga: Langgar PPKM Level 4 dan Izin Operasional Tak Lengkap, Tempat Hiburan di Sleman Ditutup
"Dalam 24 jam kemarin, teramati 3 kali awan panas guguran dengan jarak luncur 1500-3500 meter mengarah ke barat daya," ucapnya.
Bahkan akibat sejumlah luncuran awan panas tersebut, beberapa daerah di lereng Merapi terpantau mengalami hujan abu.
Selain awan panas yang muncul tercatat pula guguran lava yang terus keluar. Teramati ada 13 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya.
Kegempaan di Gunung Merapi juga masih terjadi dalam periode tersebut. Dominasi kegempaan yakni berasal dari kegempaan guguran sebanyak 225 kali, lalu disusul hybrid atau fase banyak sejumlah 19 kali, vulkanik dangkal ada 15 kali dan hembusan 9 kali
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.
Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Berita Terkait
-
Pelaku Penusukan Sandy Permana Bukan Tetangga yang Ramah Menurut Warga
-
Sandy Permana Ditusuk, Warga Ungkap Kebiasaan Korban Sebelum Kejadian
-
Tanpa Kejanggalan, Keseharian Sandy Permana Sebelum Tewas Ditusuk Diungkap Orang Dekat
-
Sebelum Tewas Ditusuk, Sandy Permana Sempat Tegur Pelaku Gara-gara Kebiasaan Mabuk
-
Sandy Permana Pesinetron Misteri Gunung Merapi Tak Langsung Tewas Usai Ditusuk, Sempat Minta Tolong ke Tetangga
Terpopuler
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Ragnar Oratmangoen Tak Nyaman: Saya Mau Kembali ke Belanda
- Bagaimana Nih? Alex Pastoor Cabut Sebulan Sebelum Laga Timnas Indonesia vs Australia dan Bahrain
Pilihan
-
Rusuh Persija vs Persib: Puluhan Orang Jadi Korban, 15 Jakmania, 22 Bobotoh
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
Terkini
-
Diduga Keletihan, Kakek Asal Playen Ditemukan Tewas Tertelungkup di Ladang
-
Berhasrat Amankan Tiga Poin, Ini Taktik Arema FC Jelang Hadapi PSS Sleman
-
Para Kepala Daerah Terpilih Jalani Cek Kesehatan Jelang Pelantikan, Kemendagri Ungkap Hasilnya
-
Gali Potensi Buah Lokal, Dinas Pertanian Kulon Progo Gelar Heboh Buah
-
Bawa Celurit di Jalanan, 3 Remaja di Bantul Diamankan Warga