SuaraJogja.id - Wilayah Kulon Progo menjadi yang pertama yang akan menyidangkan kasus perdagangan anjing konsumsi. Kasus tersebut merupakan tindaklanjut atas penangkapan percobaan penyelundupan anjing dari Garut ke Solo yang digagalkan pada Mei 2021 lalu.
Untuk diketahui, anjing ditetapkan sebagai hewan non-pangan, tetapi perdagangan daging anjing untuk konsumsi masih marak terjadi. Ironisnya, banyak daerah yang belum berani bersikap tegas menerapkan larangan perdagangan daging anjing.
Langkah tegas menghentikan peredaran daging anjing ini kali pertama dilakukan aparat Polres Kulon Progo. Pada Mei 2021 lalu aparat menyita mobil bak terbuka yang mengangkut 78 ekor anjing untuk konsumsi.
Aksi ini merupakan kali pertama terjadi di Indonesia terkait penegakan larangan perdagangan anjing untuk konsumsi. Pihak Kejaksaan Negeri Kulonprogo bahkan telah mengeluarkan pernyataan resmi bahwa kasus usaha perdagangan anjing ilegal dari Jawa Barat ke Jawa Tengah pada Mei 2021 lalu sudah lengkap berkasnya.
Kabar baik itu dipublikasikan organisasi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) seperti dikutip dari Solopos.com, kemarin.
“Sekali lagi untuk pertama kalinya di Indonesia, hukum ditegakkan untuk pedagang daging anjing ini! Kantor Kejaksaan Negeri Kulonprogo telah mengeluarkan pernyataan resmi bahwa berkas kasus untuk menghentikan perdagangan anjing untuk konsumsi, telah lengkap dan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku,” tulis DMFI.
Polisi telah menetapkan dua tersangka terkait kasus tersebut, yaitu Sugianto, 50, dan Suradi, 48. eduanya terjaring razia penyekatan arus mudik pada dini hari 6 Mei lalu di Jalan Raya Wates-Purworejo, Temon, Kulonprogo.
Polisi mendapati mobil Daihatsu Gran Max yang mereka kemudikan ternyata mengangkut 78 ekor anjing yang siap dijual sebagai hewan jagal.
Kondisi puluhan anjing itu amat menyedihkan karena dimasukkan ke dalam karung. Bahkan sebanyak 10 ekor dari 78 anjing ditemukan sudah mati.
Kepada polisi, kedua pelaku mengatakan anjing itu diambil dari Garut, Jawa Barat dan akan diantar ke Solo, Jawa Tengah untuk dijual sebagai bahan baku sengsu alias tongseng anjing.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Nyesek! Beli Baju di Olshop, Paket Wanita Ini Malah Hancur Digigit Anjing
-
Mutasi Jabatan, Kapolda DIY Kali Pertama Lantik Polwan sebagai Kapolres Kulon Progo
-
Kasatgas Covid-19 Kulon Progo Minta Camat Pindah Warga Isoman ke Rusunawa GIripeni
-
Kemenhub Belum Putuskan Operasional Kereta Bandara Kulon Progo Yogyakarta
-
Bagaimana Hukum Memberi Makan Anjing Dalam Islam?
Tag
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas Murah Tipe SUV Mei 2025: Harga Setara Motor, Pajak Murah, Perawatan Mudah
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 27 Kode Redeem FF Terbaru 17 Mei: Klaim Diamond, Token, dan Skin Cobra MP40
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
Pilihan
-
PSSI Bongkar Alasan Tak Panggil Elkan Baggott meski Sudah Sampai di Bali
-
Kurator Didesak Penuhi Hak Karyawan PT Sritex, Tagihan Pembayaran Capai Rp 337 Miliar
-
Menelisik Kinerja Emiten Kongsian Aguan dan Salim
-
Mudah Ditebak, Ini Prediksi Starting XI Timnas Indonesia vs China
-
Muhammadiyah dan BSI Rujuk?
Terkini
-
Komitmen DIY Genjot Industri Cetak, Jogja Printing Expo 2025 Digelar Ciptakan Persaingan Sehat
-
Hujan Badai Hantam Sleman, Pohon Tumbang Timpa Rumah dan Sekolah, Ini Lokasinya
-
Sri Sultan HB II Layak Jadi Pahlawan Nasional, Akademisi Jogja Ini Ungkap Alasannya
-
Punya 517 Posyandu di Jogja yang Sudah Layani Bayi serta Lansia, Target ILP Capai 83 Persen
-
Dilema Pegawai Pasca-PHK, Dosen UGM Soroti Minimnya Jaminan Sosial Pekerja Informal