Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Minggu, 22 Agustus 2021 | 15:24 WIB
Kurniawan sedang memasukkan buaya muara ke dalam sebuah boks. (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

"Konflik-konflik yang sudah pernah saya tangani adalah kera ekor panjang yang memakan hasil pertanian warga, landak yang memakan umbi-umbian milik warga, dan anjing liar yang memangsa hewan ternak seperti kambing," papar dia.  

Sekolah Konservasi 

Apabila tidak ada PPKM, Kurniawan sudah ingin membuka sekolah konservasi untuk anak-anak yang ada di sekitar tempat penangkarannya. Walau menangkarkan satwa-satwa liar, namun lokasi penangkarannya tidak berada di tepi hutan yang terisolasi dari masyarakat sekitar. 

Bahkan, lokasi penangkaran satwa liarnya berada di tengah pemukiman yang padat penduduk. Karena itu, selama ini memang sudah banyak anak-anak kampungnya yang suka bermain ke penangkarannya untuk melihat ular-ular yang dia pelihara.

Baca Juga: Dituding Hina Warga Indonesia, Youtuber Korea Selatan Sunny Dahye Lulusan FH UGM Jogja

“Konsep sekolahnya nanti saya ajak anak-anak bermain, saya ajak mengenal binatang. Saya tidak mendidik mereka untuk menjadi penghobi, tapi saya mendidik mereka bagaimana untuk menghargai lingkungan,” ujarnya.

Load More