"Ya sampai sekarang harus ekstra waspada. Kadang kami juga harus mengalah karena jika tidak, malah kami yang celaka," jelas dia.
Sekitar tahun 2012 pardi hampir terjatuh saat disalip oleh mobil di sekitar Jalan Bantul. Ketika dirinya berbelok, dari arah berlawanan juga muncul mobil yang berbelok ke jalan yang sama.
Pardi yang terkejut, otomatis menarik rem becak mendadak, mobil tersebut terus tancap gas dan menyenggol bagian depan becaknya.
"Saya misuh (mengumpat) ke mobil itu. Dia sempat berhenti pelan, lalu malah melanjutkan perjalanan lagi," kenang dia.
Untungnya tak sampai membuat becak sewanya rusak parah.
Kisah pun berlanjut, Pardi cukup beruntung saat itu. Namun sekitar usianya menginjak 40 tahunan, momen mencari penghasilannya berujung pahit. Pardi dan dua penumpangnya terjungkal oleh pengendara motor yang diketahui sedang mabuk.
Tepatnya di sekitar Taman Parkir Ngabean pukul 21.00 wib. Kondisi jalan yang turun membuat laju becak makin kencang, dari arah berlawanan datang motor yang ikut melaju kencang hendak berbelok.
"Saya yakin dari awal bisa menabrak itu, akhirnya saya sedikit ke tengah karena motor mau belok. Bukannya belok malah ikut ke tengah, akhirnya tabrakan terjadi," kata dia.
Dua penumpang pria dan wanita mengalami luka lecet, Pardi mengalami luka lecet hingga memar di bagian tangan dan kaki. Pardi masih bisa berjalan dan menemui pengendara itu.
Baca Juga: Gelang Vaksin Disebut Tak Awet, Begini Penjelasan Pemkot Jogja
Tak ada rasa bersalah dari pengendara motor, dalam kondisi hilang pikiran karena mabuk, pria tersebut menyalahi Pardi. Bahkan warga lain menuding Pardi yang salah saat itu.
"Iyalah pengendara di sana ternyata warga di dekat Ngabean itu. Ya sudah akhirnya saya semua yang tanggungjawab," keluh dia.
Ia menduga jika hampir semua pengayuh becak mengalami kejadian pahit seperti itu. Sehingga kewaspadaan yang perlu ia lakukan ketika di jalan raya.
Cobaan di tengah pandemi
Disinggung mengenai kondisi saat ini, Pardi mengangguk bahwa situasi sekarang bisa dibilang jauh lebih sulit ketimbang segala cerita yang pernah dialaminya.
Saat pandemi melanda, ia dalam sehari saja, berangkat pukul 06.00 wib sampai pulang pukul 15.00 wib pernah hanya 1 penumpang yang dia antar.
Tag
Berita Terkait
-
Viral Pengayuh Becak Salat di Teras Ruko, Gus Miftah Sentil Mereka yang Lalai Salat Wajib
-
Pengayuh Becak Terharu Saat Dirlantas Polda Jateng Terjun Bagi-bagi Sembako di Kota Lama
-
HUT ke-65 Korlantas Polri, Ratusan Pengayuh Becak Ikut Rapid Test Gratis
-
Pengayuh Becak Berjibaku Terobos Banjir di Teluk Gong
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa Mendapatkan Pendampingan dari BRI untuk Pembekalan Bisnis dan Siap Ekspor
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi