Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 27 Agustus 2021 | 18:11 WIB
Ketua Primkoppol Polresta Yogyakarta, AKBP Isrowiyah (batik merah muda) memakaikan kacamata kepada seorang driver ojol saat pemberian kacamata medis dalam acara Gerakan Donasi Sejuta Frame Kacamata Medis, MGI di Mapolresta Yogyakarta, Jumat (27/8/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Langkahnya tertatih-tatih ketika masuk ke kompleks Polresta Yogyakarta, Jumat (27/8/2021) siang. Sambil diarahkan oleh satu anaknya, pria asal Pogung Lor, Kabupaten Sleman itu duduk di kursi yang telah disediakan petugas.

Tak banyak bergerak dari kursinya, pria bernama Heri Supriyono itu nampak melihat lurus dengan tatapan kosong. Dirinya sedikit pasrah dengan kondisi matanya yang mulai sulit melihat jelas.

Heri divonis oleh dokter mengidap glaukoma sekitar 3 bulan lalu. Awalnya mata kanannya sudah terasa kabur dan sakit. Lalu pertengahan puasa tahun 2021, sekitar bulan April-Mei, penglihatan mata kirinya juga mulai kabur.

"Jadi pandangan saya kabur, tidak bisa melihat jelas. Sudah cari pengobatan  alternatif tapi memang belum sembuh," ujar Heri ditemui wartawan saat menerima bantuan kacamata medis untuk penderita glaukoma, inisiasi Komunitas Gerakan Donasi Sejuta Frame Kacamata Medis, Mega Gloryoung International (MGI) bersama Primer Koperasi Polisi (Primkoppol) di Polresta Yogyakarta, Jumat.

Baca Juga: Viral Dua Cewek Traveling Malang -Jogja Motoran, Netizen: Strict Parents Nangis

Driver ojol asal Sleman, Heri Supriyono memberi keterangan pada wartawan usai menerima bantuan kacamata medis bagi penderita glaukoma dalam acara Gerakan Donasi Sejuta Frame Kacamata Medis, MGI di Mapolresta Yogyakarta, Jumat (27/8/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

Heri yang menggantungkan hidupnya dari bekerja sebagai driver ojek online terpaksa harus berhenti. Ayah satu anak itu, kini menggantungkan hidup dari istrinya yang tetap bekerja.

Tidak ingin pasrah pada keadaan, Heri berusaha untuk sembuh, beberapa kali operasi dan juga laser untuk penyembuhan sudah dilakukan. Hasilnya sedikit ada perubahan namun tak bisa normal lagi.

Driver yang telah bekerja selama lima tahun ini mengaku mengidap glaukoma karena penyakit gula yang juga ia derita. Ia mulai merasakan sakit dan pandangan kabur saat beroperasi mencari pelanggan ojek online.

"Ya sekitar 3 bulan itu, saya sedang melihat handphone untuk mencari orderan tiba-tiba mata saya terasa buram (sebelah kiri). Selanjutnya memutuskan pulang dan memang terasa kepala sakit. Itu terjadi setiap hari dan akhirnya memutuskan  istirahat dulu," ujar dia.

Beruntung pihaknya mendapat cover biaya pengobatan hingga operasi dari BPJS Kesehatan. Meski tidak mengeluarkan biaya, namun dirinya berusaha untuk segera pulih.

Baca Juga: 261 Anak Yatim Piatu Akibat Covid-19 di Jogja Dapat Bantuan Pendidikan, Segini Besarannya

Bantuan kacamata medis dia terima berkat salah seorang rekan ojolnya yang juga menjadi bagian dari Komunitas Gerakan Donasi itu. Harapannya dari bantuan kacamata ini dapat sedikit membantu mengurangi sakit di bagian mata dan kepalanya.

Sementara, Duta Donasi MGI Soloraya, Triyanto menjelaskan bahwa kegiatan berbagi itu merupakan CSR dari MGI. Dimana perusahaan MGI bergerak dalam bidang produksi produk-produk berteknologi nano, salah satunya kacamata medis.

Sesuai dengan nama gerakannya yaitu, Gerakan Donasi Sejuta Frame Kacamata Medis, MGI berkomitmen membagikan kacamata untuk penderita glaukoma itu sebanyak 1 juta buah.

"Gerakan ini tidak di Indonesia saja, tapi di seluruh dunia. Kami juga bekerjasama dengan Glaukoma Society di bawah WHO. Jadi masyarakat bisa mendapat kacamata medis ini secara gratis yang mengalami tekanan bola mata atau pencuri penglihatan ini," ujar dia.

Ia menyebut dari 1 juta kacamata, yang tersalurkan baru sekitar 50 ribu buah. Hal itu mengingat belum semua orang paham dan belum banyak yang mengakses ke pihaknya.

"Jadi kami memiliki website dan juga relawan di tiap kota. Nah mereka yang nantinya mencari orang-orang penderita glaukoma ini ke tiap lokasi dan diserahkan datanya kepada kami," kata Triyanto.

Ia menjelaskan bahwa glaukoma berpotensi menjadi penyakit tren yang terjadi pada era perkembangan teknologi saat ini. Di samping glaukoma bisa menjangkit pasien yang memiliki sakit gula, kata Triyanto juga bisa menyasar orang yang setiap hari beraktivitas dengan smartphone.

"Nah dengan adanya kacamata ini tujuannya bisa membantu mengurangi sakit kepala penderita glaukoma dan juga menghindari mata bersinggungan langsung dengan radiasi smartphone. Namun kacamata ini kami khususkan bagi penderita glaukoma dan juga anak 16 tahun ke bawah dengan minus 5," kata dia.

Ketua Primkoppol Polresta Yogyakarta, AKBP Isrowiyah (batik merah muda) memakaikan kacamata kepada seorang driver ojol saat pemberian kacamata medis dalam acara Gerakan Donasi Sejuta Frame Kacamata Medis, MGI di Mapolresta Yogyakarta, Jumat (27/8/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

Terpisah, Ketua Primkoppol Polresta Yogyakarta, AKBP Isrowiyah menilai bahwa tak hanya Heri saja yang mendapat bantuan kacamata medis. Salah seorang anggota Polresta Yogyakarta, Aiptu Supriyana yang masih bertugas dan tengah mengalami sakit glaukoma juga diberikan. 

"Kami mendukung gerakan ini untuk masyarakat dan juga jajaran kami. Saya berterima kasih dengan bantuan ini dan berharap bisa mengurangi sakit dan menjadi inisiasi untuk mengajak masyarakat tetap memperhatikan kesehatannya," ujar dia.

Hingga kini, dua instansi yang telah disalurkan bantuan kacamata medis glaukoma itu antara lain Polda DIY, dan Polresta Yogyakarta. Gerakan itu, diakui Triyanto sudah berjalan sejak 2018 dan terus dilakukan hingga 2021 ini.

Load More