SuaraJogja.id - Pembelajaran tatap muka akan kembali diberlakukan oleh pemerintah seiring dengan penurunan level Pemberlakukan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Organisasi Masyarakat (Ormas) terbesar di Indonesia, Muhammadiyah memberi sinyal persetujuan pembelajaran tatap muka tersebut.
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Haidar Natser mengatakan covid-19 memang belum berakhir sehingga yang dilakukan hanyalah menghadapinya. Hanya saja ia berpesan harus mulai ada adaptasi kegiatan-kegiatan belajar yang terukur.
"Adaptasi kegiatan ini yang terukur, tidak sembarangan. Karena pemerintah sendiri ini di level 3 ya," ujar dia, Jumat (10/9/2021) usai menerima kunjungan Presiden Jokowi di Kampus Terpadu Madrasah Mualimin Sedayu Bantul.
Karena PPKM masih ada yang level 3 dan ada yang level 4 maka Haedar menyarankan agar semua dilakukan dengan seksama. Dia bersyukur dalam tempo 1 bulan terjadi penurunan kasus covid-19 yang signifikan di Indonesia. Hal tersebut karena kebijakan pemerintah yang signifikan kemudian masyarakat sudah disiplin.
Baca Juga: Jokowi Tinjau Infrastruktur di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta
"Point pentingnya apa? Pandemi ini persoalan bersama maka harus kita hadapi bersama," ujar dia.
Sementara Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif juga mengaku setuju pembelajaran tatap muka namun dengan catatan. Pasalnya pembelajaran secara online yang diberlakukan selama ini sangat susah.
"Online ini sangat susah. Karena dengan pembelajaran online tersebut semua murid tidak puas," tutur Buya.
Menurutnya, pembelajaran tatap muka bisa dilaksanakan asal dengan prokes yang diperketat. Dan sebelum melaksanakan pembelajaran tatap muka harus ada survei yang mendetail kepada para siswa. Di mana orangtua harus memberikan ijin jika anaknya ingin ikut pembelajaran tatap muka.
"Harus ada ijin orangtua. Itu harus ada," tandasnya.
Baca Juga: Jokowi Resmikan Kampus Terpadu Mualimin, Haedar: Ini Penghargaan kepada Muhammadiyah
Terkait dengan lembaga pendidikan, Buya menandaskan semuanya sudah mengerti dan memahami apa yang harus dilakukan ketika ada pembelajaran tatap muka. Sehingga ketika pembelajaran tatap muka tidak menjadi media penularan covid-19 yang baru.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Masih Waspada, Sekolah di Kota Makassar Belum Diijinkan Gelar Pembelajaran Tatap Muka
-
Dievaluasi Secara Berkala, Surabaya Berhati-hati Gelar Pembelajaran Tatap Muka
-
PPKM Level 3, Bantul Izinkan Pembelajaran Tatap Muka Secara Terbatas
-
Hari Pertama Pembelajaran Tatap Muka, Bupati Lumajang Soroti Kelengkapan Penunjang Prokes
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
Warga RI Diminta Tingkatkan Tabungan Wajib di Bank Demi Cita-cita Prabowo Subianto
-
5 HP dengan Kamera Terbaik di Dunia 2025, Ada Vivo dan Huawei
-
8 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik Mei 2025, Memori Besar Performa Handal
-
Eks Pelatih Vinicius Junior Diincar Klub Liga 1: Persija atau Bali United?
-
Harga Emas Antam Naik Turun, Hari Ini Dibanderol Rp 1.894.000/Gram
Terkini
-
Nasib 1.600 Pekerja Garmen Sleman di Ujung Tanduk Pasca Kebakaran, Ini Langkah Pemkab jika Ada PHK
-
Harapan Tipis Bertahan di Liga 1, PSS Sleman Siapkan Taktik Khusus Lawan Madura United
-
BNI Bermitra dengan BUMDes Yogyakarta, Wujudkan Ketahanan Pangan dan Pemerataan Ekonomi Desa
-
Dana Parpol dari Negara? Prananda Surya Paloh: "Mungkin Niat Mulia, Tapi..."
-
Langsung Klik, Ini Cara Aman Dapat DANA Kaget yang Asli sebelum Terima Ratusan Ribu Rupiah