SuaraJogja.id - Permasalahan Monyet Ekor Panjang (MEP) terus mengemuka di Gunungkidul belakangan ini. Populasi MEP yang terus meningkat di wilayah kabupaten Gunungkidul kini dianggap mengkhawatirkan karena sering kali kawanan ini merusak tanaman pangan milik petani bahkan merangsek ke permukiman warga.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengakui bahwa populasi monyet yang sebenarnya telah ditempatkan di habitat hutan konservasi suaka margasatwa Paliyan. Namun kini koloninya telah keluar dan mengganggu tanaman pertanian masyarakat. Hal ini tentu menimbulkan keresahan karena di satu sisi MEP ini dilindungi.
"Saya sering mendapat keluhan dari petani. Mereka ingin menangkapnya, tetapi takut karena dilindungi. Namun kalau dibiarkan, maka sangat meresahkan," ujar Sunaryanta saat hadir di lokasi Alas Klampok Girisekar Panggang dan alas klapean Jetis Saptosari, Kamis (23/9/2021)
Menurut Sunaryanta, keberadaan monyet ekor panjang juga penting, tetapi perlu dijaga keseimbangan populasinya, salah satunya dengan penangkapan ini.
Keterlibatan suku Badui diperlukan karena memiliki keahlian khusus, sehingga dalam penangkapan monyet tanpa harus menyakiti.
Terpisah, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY Muhammad Wahyudi mengatakan, keterlibatan suku Badui tersebut bukan kebijakan daerah, melainkan kebijakan langsung dari Jakarta. Hanya saja memang mereka berkoordinasi ke BKSDW.
"Kuota tangkapnya yang menetapkan adalah LIPI," ujar dia, Jumat (24/9/2021).
Menurut Wahyudi, izin akses sumber daya genetiknya dari dirjen KSDAE, di mana penangkapan tersebut untuk kepentingan biomedis. Tahun 2021 ini, kuota tangkap sebanyak 2.070 ekor dengan sebaran masing-masing Jatim 330 ekor, Jateng 270 ekor, Jogja 300 ekor, Jabar 300 ekor dan Sumsel 870 ekor.
"DIY itu ada kuota 300 ekor. Untuk Pulau Jawa sebantak 1200 ekor diberikan izin ke PT Primaco, termasuk yang Jogja ini," ungkapnya.
Baca Juga: 11 Destinasi Wisata Gunungkidul yang Wajib Kamu Datengin, Ada Kalisuci Hingga Ngandong
Wahyudi menambahkan, untuk keterlihatan Suku Badui, memang sepenuhnya wewenang PT Primaco. Kemungkinan karena keahlian suku Badui yang mampu menangkap monyet ekor panjang tanpa harus membunuhnya atau menangkap hidup-hidup monyet tersebut.
Pemberian kuota dari LIPI untuk satwa liar itu bukan didasarkan pada satwa itu memprihatinkan atau tidak tetapi berdasarkan kajian para ahli. Bahwa satwa jenis tidak dilindungi di alam bisa dimanfaatkan, tetapi dengan ketentuan seperti dengan pembatasan jumlah.
Wahyudi mengakui jika MEP di Gunungkidul sudah mulai meresahkan. BKSDA sangat sering mendapatkan laporan masyarakat dan selalu mereka tindak lanjuti dengan mendatangi lokasi.
MEP ini sebenarnya mempunyai habitatnya yaitu di hutan, namun karena sekarang habitatnya sangat berkurang akibat sudah dikuasai manusia. Bahkan tanaman buah pakan dari monyet inipun sudah banyak yang tidak ada karena diambil alih manusia. Di mana lahannya dirubah menjadi lahan pertanian dan perumahan.
"Kalau pakannya tidak ada, monyet ini mau tidak mau akan mencari sumber pakan nya, dan jika tidak ditemukan, maka sangat potensi keluar hutan atau dari habitatnya dan masuk ke pemukiman warga," terangnya.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
11 Destinasi Wisata Gunungkidul yang Wajib Kamu Datengin, Ada Kalisuci Hingga Ngandong
-
4 Siswa SD N 1 Panggang Akhirnya Dinyatakan Positif Covid-19 Usai Terpapar Saat PTM
-
Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka di SD N 1 Panggang Mendadak Dihentikan, Ini Sebabnya
-
Viral Monyet Culik dan Sandera Anak Anjing selama 3 Hari
-
Harga Pakan Melambung, Peternak Gunungkidul Dapat Bantuan 85 Ton Jagung dari Jokowi
Terpopuler
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 4 Link Video Syur Andini Permata Bareng Bocil Masih Diburu, Benarkah Adik Kandung?
- 41 Kode Redeem FF Terbaru 10 Juli: Ada Skin MP40, Diamond, dan Bundle Keren
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
- Eks Petinggi AFF Ramal Timnas Indonesia: Suatu Hari Tidak Ada Pemain Keturunan yang Mau Datang
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Prediksi Oxford United vs Port FC: Adu Performa Ciamik di Final Ideal Piala Presiden 2025
-
Ole Romeny Kena Tekel Paling Horor Sepanjang Kariernya, Pelatih Oxford United: Terlambat...
-
Amran Sebut Produsen Beras Oplosan Buat Daya Beli Masyarakat Lemah
-
Mentan Bongkar Borok Produsen Beras Oplosan! Wilmar, Food Station, Japfa Hingga Alfamidi Terseret?
Terkini
-
UMKM Kota Batu Tangguh dan Inovatif Berkat Dukungan Klasterkuhidupku BRI
-
443 Juta Transaksi: Bukti Peran Strategis AgenBRILink untuk BRI
-
Jebakan Maut di Flyover, Pengendara Motor Jadi Korban Senar Layangan! Polisi: Ini Ancaman Berbahaya
-
Gula Diabetasol, Gula Rendah Kalori
-
Angka Kecelakaan di Jogja Turun, Polisi Bongkar 'Dosa' Utama Pengendara yang Bikin Celaka