SuaraJogja.id - Pengajar di perguruan tinggi atau kampus perlu mendorong kemandirian mahasiswa dan mengajarkan skema berpikir demokratis. Para intelektual kampus diimbau tidak mengekspresikan pendekatan diktator dalam pengembangan keilmuan.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Prof Dr Mohammad Mahfud MD meyatakan dosen di perguruan tinggi bisa saja menyajikan bibit sikap dan kepemipinan diktator melalui sikapnya yang disampaikan kepada para mahasiswanya.
Ketua Yayasan Mataram itu menunjukkan sikap diktator dalam ketentuan baku soal rujukan buku atau referensi mahasiswa. Seorang dosen ada yang memiliki buku wajib yang ditulis sendiri atau diktat, dan membuat ketentuan bahwa mahasiswa harus merujuk diktat, tidak boleh buku lain.
Kalau mahasiswa merujuk buku lain, hasil ujiannya tidak lulus atau nilai kurang meskipun jawabannya benar. Pendekatan demikian sebagai gambaran mikro tentang praktik diktator di lingkungan kampus.
Menurutnya, praktik diktator tidak sepatutnya ditunjukkan dalam dunia akademik maupun di luar kampus.
“Pengajar sebagai bagian dari intelektual jangan mencontohkan sikap diktator,” kata dia dalam sambutannya pada Dies Natalis ke-39 Universitas Widyamataram (UWM) Yogyakarta melalui aplikasi zoom, Kamis (7/10/2021).
Sikap dosen justru harus demokratis pada era digitalisasi. Sejak era ini maka rujukan-rujukan kuliah dalam bentuk buku digital bisa diperoleh oleh para dosen dengan cara mengunduh berbayar maupun gratis. Tradisi baru pun tumbuh dalam bentuk tukar-menukar informasi dan referensi baru.
“Kebiasaan tukar menukar informasi buku baru di antara civitas akademika terutama berkaitan ilmu yang dikembangkan, harus menjadi tradisi di univeristas ini,” kata dia.
Menurut Mahfud, dosen yang demokratis harus meyakinkan mahasiswanya tentang pengetahuan yang terbentang luas di luar kampus.
Pengayaan intelektual di dalam kampus atau dikelas sangat terbatas, berkisar 20-30 persen, sementara 70 persen pengetahuan dan soft skill berada di luar ruang kuliah, dan itu harus dicari sendiri oleh setiap mahasiswa.
Tetapi kampus juga memiliki tugas untuk menjembatani pengembangan diri mahasiswanya. Menurut dia, kapasitas perpustakaan digital harus disediakan kampus agar mahasiswa bisa menemukan sebagian pengetahuan dan ketrampilan tambahan yang diperlukan.
“Universitas harus menyedikan perpustakaan yang layak dari segi isi dan ruang fisiknya. Menggunakan model digital perpustakaan, ini lebih efisien, karena perpustaan ini tak perlu gedung besar, sebaliknya perpustaaan digital tidak perlu ruang besar, yang penting terdapat perangkat dan teknologi informasi yang tersedia dan bisa diakses mereka,” ujar dia.
Menyinggung sejarah kampus, Mahfud MD menyatakan, sang penggagas, Sri Sultan HB IX dan putranya, HB X, tidak bermaksud sekedar menambah daftar perguruan tinggi di Yogyakarta yang berjumlah 100 PT pada 1982, tetapi Ngarso dalem ingin memberi sumbangan bagaimana universitas itu dikembangkan berdasarkan kearifan budaya Indonesia, maka visinya adalah kampus budaya.
Aktualisasinya yang perlu dikejar saat ini, bagaimana UWM menumbuhkan ide-ide besar, membiasakan mahasiswa memiliki ide-ide orisinil, pembaharuan, tetapi tidak membahayakan (NKRI). “Ada rasa kearifan hati nurani, apapun berbasis kemanusiaan, kemaslahatan.”
Berita Terkait
-
Ungkit Narasi Kejar Koruptor, Rapor Mahfud MD soal Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo: Lumayan
-
Hendropriyono Bongkar Peran AS di Perang Iran-Israel: Skenario Proksi Terungkap!
-
Mahfud MD Desak Kejagung Jerat Kembali Zarof Ricar dengan Dakwaan Baru
-
Bongkar Cara Cepat Pemakzulan Gibran, Mahfud MD Seret Nama Prabowo
-
Bukan Lewat Jalur Hukum, Mahfud MD Bongkar Cara Cepat Pemakzulan Gibran: Kuncinya di Prabowo
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
Pilihan
-
Usai Terganjal Kasus, Apakah Ajaib Sekuritas Aman Buat Investor?
-
Bocor! Jordi Amat Pakai Jersey Persija
-
Sri Mulyani Ungkap Masa Depan Ekspor RI Jika Negosiasi Tarif dengan AS Buntu
-
Olahraga Padel Kena Pajak 10 Persen, Kantor Sri Mulyani Buka Suara
-
Sering Kesetrum Jadi Kemungkinan Alasan Ade Armando Dapat Jatah Komisaris PLN Nusantara Power
Terkini
-
Duh! Dua SMP Negeri di Sleman Terdampak Proyek Jalan Tol, Tak Ada Relokasi
-
Cuan Jumat Berkah! Tersedia 3 Link Saldo DANA Kaget, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan
-
Pendapatan SDGs BRI Capai 65,46%, Wujudkan Komitmen Berkelanjutan
-
Kelana Kebun Warna: The 101 Yogyakarta Hadirkan Pameran Seni Plastik yang Unik dan Menyentuh
-
BRI Dukung UMKM Sanrah Food Berkembang dari Warung ke Ekspor Global