SuaraJogja.id - Bantul menjadi salah satu kabupaten dengan tingkat stunting yang tinggi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul stunting pada 2016 di angka 10,98 persen.
Lalu pada 2019 turun menjadi 7,73 persen. Namun, pada 2020 naik lagi hingga 9,74 persen dengan jumlah sekitar 1.800 kasus. Untuk tahun ini per Februari lalu terjadi kenaikan hingga 10,6 persen.
Menurut Wakil Bupati Bantul Joko Budi Purnomo, tingginya tingkat stunting di Bumi Projotamansari merupakan kesalahan dari kabupaten karena tidak dapat menekan tingginya angka stunting. Dia mengungkapkan, apabila kasus stunting ini tidak segera diatasi maka generasi stunting akan semakin banyak di waktu yang akan datang.
"Masalah stunting ini akan menjadi fokus utama dalam kebijakan Kabupaten Bantul yang akan disusun bersama BKKBN Bantul. Kebijakan yang diambil ini nantinya akan menyesuaikan dengan program yang disusun oleh BKKBN Pusat," ujarnya, Kamis (14/10/2021).
Ia menyatakan, usia yang ideal untuk menikah menurut undang-undang adalah 19 tahun. Apabila ada calon pengantin yang berusia di bawah 19 tahun, maka dengan terpaksa harus menjalani sidang dispensasi di pengadilan.
"Karena ini ada kaitannya dengan stunting dan kesehatan ibu hamil. Ini adalah prioritas utama kami," paparnya.
Maka dari itu, Pemkab Bantul hingga kini memfasilitasi secara lengkap pernikahan, tinggal bagaimana calon pengantin mempersiapkan kesiapan mereka untuk mengarungi kehidupan rumah tangga. Salah satu fasilitas yang telah diberikan pemerintah adalah program Keluarga Berencana (KB).
"Selain untuk menekan jumlah penduduk, program ini juga memberikan kesempatan pada para pasangan pengantin untuk merencanakan dan mempersiapkan secara matang waktu kehamilan mereka, sehingga mendapatkan buah hati yang sehat dan unggul," ujarnya.
Selain berfokus pada stunting, pihaknya saat ini juga fokus di bidang pendidikan. Karena itu, setelah ada anak yang lahir, orang tua wajib mengikuti aturan-aturan yang diberikan oleh pemerintah karena berhubungan erat dengan kebijakan di bidang pendidikan seperti pemberian bantuan tunai pada peserta didik.
Baca Juga: Bayi Alergi Protein Susu Sapi Bisa Jadi Stunting Jika Alami Hal Berikut
Harapannya, dengan adanya program ini dapat mengembalikan kejayaan Bantul di bidang pendidikan dan kesehatan.
"Saya sedih ketika ada laporan uang Rp50 juta digunakan untuk membangun infrastruktur. Padahal generasi ke depan itu penting, ke depannya angka stunting harus turun dan tidak boleh tinggi lagi," tegasnya.
Berita Terkait
-
Bayi Alergi Protein Susu Sapi Bisa Jadi Stunting Jika Alami Hal Berikut
-
Penuhi Kebutuhan Gizi Anak, Ini Komposisi MPASI yang Harus Ada
-
Duh! Kasus Stunting di Kota Solo Capai 1.059 Balita
-
Bahaya, Menko PMK Sebut Dampak Stunting Bisa Turunkan Kualitas SDM di Masa Depan
-
Atasi Stunting, Edukasi Wajib Diberikan Sebelum Pasangan Menikah
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
DIY Genjot Sertifikasi Dapur MBG: Cegah Keracunan Massal, Prioritaskan Kesehatan Anak
-
UII Pasang Badan Bela Aktivis: 'Kami Tolak Perburuan Dalang Kerusuhan, Ini Pembungkaman!
-
'Kuburan Demokrasi' Dibuat di UII: Mahasiswa Geram, Tuntut Pembebasan Paul dan Aktivis Lain
-
Dari Lorong Sempit Jadi Ladang Rezeki: Kisah Emak-Emak Rejosari Ubah Kampung Jadi Produktif di Jogja
-
Kondisi Lapangan Palu Bikin Pemain PSS Sleman 'Sesak Napas'? Ini Kata Pelatih