"Kemudian karakter sosial, saat menyapa bapak ibu guru ketika datang itu juga bisa kami amati dan mestinya masih banyak yang lain. Saya melihat kemarin satu kelas, itu anak-anak juga sudah mulai berani komunikasi. Jadi komunikatifnya itu timbul, lebih bebas ketika daripada di daring. Jadi membangkitkan kembali karakter-karakter yang selama ini mungkin belum berkembang dengan adanya PJJ," terangnya.
Ia tidak menampik bahwa adaptasi itu tidak akan bisa secepat dulu sebelum pandemi melanda. Namun PTM dianggap sebagai suatu momentum yang baik untuk menyentil anak-anak itu dari hibernasi mereka.
"Sudah sekian lama mereka hibernasi maka harus dibangunkan lagi. Mudah-mudahan semakin ke depan semakin baik, dan terpenting semua sehat, dan tentunya prokes," tegasnya.
Bergeser ke sekolah lain, tepatnya di SD Negeri Rejodani yang menjadi salah satu dari 85 sekolah dasar untuk menjalani uji coba PTM terbatas di Kabupaten Sleman.
Baca Juga: Nekat Datang ke Solo, Ratusan Suporter PSS Sleman Diciduk Polisi, 150 Motor Dikandangkan
Kepala SD Negeri Rejodani Hatri Andari mengatakan bahwa pelaksanaan PTM juga dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Dengan kerja sama antara Satgas Covid-19 sekolah yang terdiri dari guru-guru dan wali.
"Jadi masuk satu kelas itu jadi dua sif. Setiap sifnya itu satu ruangan. Sehari itu nanti kelas rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah itu 1-3, dan kelas tinggi 4-6. Durasi setiap sif dua jam dan hanya satu guru," ujar Hatri.
Nantinya akan ada wali kelas yang mengarahkan anak-anak ketika datang ke sekolahan untuk masuk kelas. Tidak lupa mereka selalu diminta untuk cuci tangan, ukur suhu dengan alat yang sudah tersedia baru hingga nanti akan diarahkan ke ruangan.
Seusai pembelajaran pun sama seperti itu. Pihak sekolah memberi jeda waktu paling tidak 30 menit sebelum pergantian sif berlangsung. Hal itu guna mengantisipasi interaksi masing-masing sifnya.
"Jeda 30 menit tadi, misalnya pulang jam 9.30, Jadi 9.45 itu nanti yang pulang dulu. Sebelum itu enggak boleh masuk yang jam 10. Jadi ada 15 menit. Kami sudah komitmen dengan orang tua. Jadi kalau sebelum jam itu jangan diantar dulu," ucapnya.
Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka Sudah Dimulai, Orangtua Wajib Jaga Daya Tahan Tubuh Anak
Lalu saat pembelajaran pun tetap diterapkan prokes. Jadi anak-anak sudah membawa alat tulis bawa sendiri dengan duduknya yang sudah diberi jarak minimal 1,5 meter serta masker tetap dipakai.
Berita Terkait
-
Pemda yang Ingin Mengajukan Pembuatan Sekolah Rakyat Harus Bisa Sediakan Lahan Minimal 5 Hektare
-
Sekolah adalah Hak Asasi, Namun Masih Menjadi Impian bagi Banyak Anak
-
Gaji Guru Sekolah Rakyat Bakal di Atas UMR? Gus Ipul: Saya Belum Berani Nyebut Angka, tapi...
-
Direkrut buat Ngajar Fulltime, Menteri Abdul Mu'ti Sebut Guru Sekolah Rakyat Bukan ASN
-
Rekrutmen Guru dan Murid Sekolah Rakyat Tetap Dilakukan Bulan April, Gus Ipul Ungkap Hal Ini
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Jogja Hadapi Lonjakan Sampah Pasca Lebaran, Ini Strategi Pemkot Atasi Tumpukan
-
Revitalisasi Stasiun Lempuyangan Diprotes, KAI Ungkap Alasan di Balik Penggusuran Warga
-
Soal Rencana Sekolah Rakyat, Wali Kota Yogyakarta Pertimbangkan Kolaborasi Bersama Tamansiswa
-
Solusi Anti Pesing Malioboro, Wali Kota Jogja Cari Cara Antisipasi Terbaik
-
Praktisi UGM Rilis 2 E-Book Kehumasan: Solusi Jitu Hadapi Krisis Komunikasi di Era Digital