SuaraJogja.id - Festival Asia Tri yang melibatkan seniman dari berbagai daerah hingga negara lain kembali diselenggarakan di Yogyakarta. Tahun ini Festival Asia Tri itu bakal digelar pada 22-23 September di Omah Petroek, Karangklethak, Hargobinangun, Pakem, Sleman.
Founder Asia Tri Bambang Paningron menyebut gelaran Festival Asia Tri kali ini sebagai obat rindu. Pasalnya festival ini terpaksa absen setelah pandemi Covid-19 yang melanda.
"Baru tahun kemaren, corona berhasil menggagalkan gelaran seni pertunjukan ini. Tahun 2020, kami gagal bertemu dan hanya bisa menyapa secara daring," kata Bambang kepada awak media, Jumat (22/10/2021).
Bambang mengatakan gelaran Asia Tri tahun 2021 ini memang agak berbeda jika dibandingkan dengan sebelum pandemi. Sehingga banyak penyesuaian yang harus dilakukan untuk pelaksanaan festival yang telah digelar pertama sejak 2005 itu.
Baca Juga: Bulan Inklusi Keuangan, Samsat Sleman dan Jasa Raharja Sosialisasi dengan Perangkat Desa
"Pastinya agak berbeda, mau tidak mau karena kita masih bener-bener belum bisa nyaman melakukan kegiatan sebelum pandemi sehingga banyak hal yang harus dilakukan," ujarnya.
Salah satu penyesuaian yaitu dengan penyajian karya melalui tapping atau rekaman terlebih dulu. Tidak jarang bahkan sekarang seniman-seniman seni pertunjukan mulai banyak yang membikin dance video atau dance film.
"Itu menjadi menarik karena kemudian banyak hal yang ditemukan," ucapnya.
Disampaikan Bambang, tema Asia Tri kali ini adalah Preserving Life yang dapat diartikan sebagai bentuk atau cara orang-orang mengendalikan kehidupan terlebih di saat pandemi saat ini.
"Bagaimana kita bisa mengendalikan kehidupan itu yang paling penting. Karena kalau kita celaka, sakit, justru itu nanti yang akan membuat tidak produktif. Maka kita tetep harus menjaga semua yang aturan-aturan yang ada," terangnya.
Baca Juga: Prediksi Persib Bandung vs PSS Sleman di BRI Liga 1 2021/2022
Ia menuturkan bahwa sebenarnya seniman-seniman yang ada sudah sangat taat dengan aturan-aturan. Mengingat pandemi Covid-19 yang berlangsung tidak bisa dianggap sepela begitu saja.
"Maka sekalipun dengan keterbatasan pandemi kemudian tidak boleh lalu enggak ngapa-ngapain, apa yang kita lakukan bagaimana acara Asia Tri ini bisa tetap berjalan tetapi semuanya aman, kehidupan tetap terjaga," tegasnya.
Dalam gelaran Festival Asia Tri tahun ini setidaknya ada 21 kelompok yang terlibat. Baik dari dalam atau lokal Indonesia maupun dari luar negeri mulai dari Prancis, Jepang, Taiwan hingga Ekuador.
"Sebenarnya yang dari Indonesia sangat banyak yang pengen tapi karena memang slot terbatas dan juga mereka banyak yang enggak siap untuk latihan karena kondisi," ungkapnya.
Dari 21 kelompok tadi, kata Bambang, ada sebagian kelompok yang membuat dokumentasi pertunjukan hingga dance film. Perpaduan berbagai karya itu dinilai menjadi suguhan yang menarik.
Terlebih dengan fenomena dance film yang sekarang mulai marak digemari oleh seniman-seniman seni pertunjukan. Sebagai salah satu cara para seniman untuk beradaptasi di tengah kondisi pandemi yang masih melanda.
"Saya kira Asia Tri ini menjadi penting teman-teman untuk bisa berekspresi menyalurkan kreativitas dan ini adalah ruang kontemporer yang bisa diikuti oleh siapapun. Sehingga mereka bisa lebih bebas untuk berkreasi," paparnya.
Tahun 2021 ini, Asia Tri Jogja masih belum bisa digelar secara terbuka. Para seniman lokal atau mancanegara juga belum bisa hadir secara langsung.
"Kami masih harus melalui sebuah rekaman untuk bisa dinikmati masyarakat umum. Sebanyak 21 pertunjukan akan kami tayangkan selama dua hari. Beberapa kami produksi di panggung Omah Petroek, Karangklethak," tuturnya.
Masyarakat bisa menikmati berbagai pertunjukan seniman-seniman di Asia Tri dalam kanal Youtube Asia Tri Jogja atau Jogja Arts Festival. Pemutaran pertunjukan akan dimulai pada 22 Oktober 2021 pukul 15.30 WIB.
Berita Terkait
-
BRI Liga 1: PSS Sleman Jalani Laga Uji Coba, Ini Tujuan Mazola Junior
-
Dari Sekda ke Bupati: Harda Kiswaya dan Visi Sleman yang Maju dan Berkeadaban
-
Tantangan Terbuka Hokky Caraka untuk Wataru Endo: Saya Ingin Tahu!
-
Pecah Telur di Kandang Persis Solo, Danilo Alves Berharap Terbukanya Pesta Gol
-
BRI Liga 1: PSS Sleman Menangi Derby Jateng, Persis Solo Semakin Merana
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kerja Sambil Liburan di Australia Bisa Dapat Gaji Berapa? Yuk, Simak Syarat WHV Terbaru
-
Kekerasan di Pos Hauling Paser, JATAM Desak Pencabutan Izin PT MCM
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
-
Pembunuhan Tokoh Adat di Paser: LBH Samarinda Sebut Pelanggaran HAM Serius
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
Terkini
-
Akademisi UGM: Program Transmigrasi di Papua Masih Dibutuhkan
-
Satpol PP Kota Yogyakarta Terjunkan 100 Personel Amankan Kampanye Terbuka
-
DPD Golkar Gunungkidul Pecat Kader AMPI karena Dukung Paslon Selain Endah-Joko
-
Geger, Remaja Diduga Klitih Diamankan Warga di JJLS Gunungkidul
-
Peringati Hari Pahlawan, The 101 Yogyakarta Tugu dan Museum Benteng Vredeburg Hadirkan Pameran Seni Peaceful Harmony