SuaraJogja.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan Provinsi Bali bisa mengalami bahaya gempa bumi serupa secara berulang-ulang karena memiliki catatan gempa serupa di tempat yang sama.
“Bali menghadapi bahaya yang serupa dan bisa berulang-ulang, karena kalau kita buka catatan sejarah gempa di Bali yang dahsyat 22 November 1815 itu, lereng-lereng perbukitan di Bali sudah mengalami longsor dan menelan korban jiwa,” kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam Konferensi Pers Update Situasi dan Penanganan Gempa Karangasem Provinsi Bali yang diikuti secara daring di Jakarta seperti dikutip dari Antara, Jumat (22/10/2021).
Daryono menjelaskan gempa dahsyat yang terjadi pada tahun 1815 itu, juga menyebabkan rekahan tanah di Bali telah tersebar di banyak tempat. Bahkan ada yang sampai memotong Danau Tamblingan dan menyebabkan banjir besar.
Kemudian dia menyebutkan gempa bumi di Bali yang terjadi pada 21 Januari 1917, sekitar 80 persen dari jumlah korban gempa disebabkan oleh longsoran. Dengan jumlah korban jiwa sebanyak lebih dari 1.500 orang.
Selanjutnya selain likuefaksi (pencairan tanah), pada Gempa Seririt yang terjadi saat 14 Juli 1976, juga menyebabkan banyak rekahan tanah dan longsoran tebing bermunculan di Pupuan, Tabanan, Bukit Geger juga Buleleng.
“Kalau gempa kemarin di barat, ini di timur dan korbannya 559 orang. Ini bukti bahwa collateral hazard (dampak ikutan) ini akan terus terjadi kalau tidak dilakukan upaya mitigasi terkait dengan dampak ini,” tegas dia.
Melihat gempa bumi yang kuat dan dampak ikutan terjadi secara berulang di dekat Gunung Agung dan Gunung Batur, dia menyarankan pemerintah untuk mengantisipasi dan melakukan mitigasi pada masyarakat yang tinggal di daerah tersebut ke depannya.
“Ini yang harus diantisiapasi ke depan sebagai upaya mitigasi masyarakat yang tinggal di pegunungan tengah Bali. Tidak saja membangun bangunan yang tahan gempa, tetapi juga harus memperhatikan biologi tata lingkungan berbasis risiko gempa dalam membangun,” ucap dia.
Koordinator Mitigasi Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Agus Budianto menyarankan wilayah terdampak yang terbuka dan berada di alur lembah, sebaiknya dipindahkan menjauhi alur lembah dan tebing.
Baca Juga: Hadapi Bali United, Paul Munster: Bhayangkara FC Siap
“Karena yang terjadi longsor ini, dia sudah membuka jalur jalan di atasnya dan akan terus berulang, berulang dan berulang. Jadi hindarkan di wilayah kombinasi alur air dan dampak gempa itu tadi,” kata Agus.
Selain itu, dia menyarankan pada pemerintah untuk membantu masyarakat menjaga kestablian lereng dengan tetap melestarikan hutan dan membangun kewaspadaan tinggi saat mengevakuasi dan beraktivitas di seputaran lokasi terdampak utama saat turun hujan.
“Kita menjaga kestabilan lereng dengan tetap melestarikan hutan yang sudah ada, jadi hutannya tetap dikawal. Jangan sekali-kali mengganggu baik di sisi tebing maupun di atas Tebing Kaldera,” ucap dia.
Untuk membangun kewaspadaan, kata dia, pemerintah perlu membiasakan diri memasang tanda longsor, jalur evakuasi dan pemantauan mandiri curah hujan mulai saat ini, mengingat Indonesia merupakan negara yang rawan akan bencana alam.
Pada masyarakat, dia menyarankan agar tidak mengembangkan pemukiman mendekati Tebing Kaldera dan dimulut alur lembah serta meningkatkan kewaspadaan ketika hujan terjadi, untuk langsung menjauhi jalur lembah dan tebing.
Selain itu, masyarakat setempat diimbau untuk selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah dan BPBD setempat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Fachruddin Aryanto Kembali 100 Persen Fit, Jadi Angin Segar untuk PSS Sleman
-
BRI Pacu Layanan Bullion dan Emas Digital untuk Konsumen 2025
-
Dapatkan AC LG Terbaru di Promo 12.12 Harbolnas 2025
-
UII Siap Gratiskan Kuliah Mahasiswa Korban Bencana Sumatera, 54 Sudah Lapor Terdampak
-
Judol Bikin Nekat! Maling di Sleman Satroni 3 TKP dalam Satu Malam