Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 27 Oktober 2021 | 08:19 WIB
Gunung Merapi kembali keluarkan awan panas pada Selasa (17/8/2021) pagi. (Dokumentasi: BPPTKG).

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum ada awan panas yang muncul tapi guguran lava juga masih terus terjadi. 

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan dalam periode pengamatan Selasa (26/10/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB terdapat sejumlah guguran lava yang teramati masih mengarah ke barat daya.

"Teramati guguran lava pijar 4 kali jarak luncur maksimum 1.000 meter ke arah barat daya," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/10/2021).

Pada periode 24 jam tersebut sempat teramati juga asap kawah bertekanan lemah. Asap yang berada di atas puncak kawah itu berwarna putih dengan intensitas sedang, tebal dan tinggi 20-50 meter. 

Baca Juga: Sepekan Terakhir Merapi Luncurkan 2 Kali Awan Panas dan 60 Kali Guguran Lava

Selain guguran lava, aktivitas kegempaan juga masih terus terjadi. Mulai dari kegempaan guguran sebanyak 191 kali, hembusan 11 kali, hybrid atau fase banyak 2 kali dan tektonik jauh 3 kali.

Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan terbaru atau tepatnya pada Rabu (27/10/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB aktivitas Gunung Merapi kembali melandai. Dibuktikan dengan masih tidak teramati munculnya awan panas dan guguran lava dari puncak Merapi.

Asap kawah pun tidak teramati atas puncak kawah. Cuaca mendung dengan angin bertiup lemah ke arah timut dan barat.

"Aktivitas kegempaan masih terjadi. Terdapat kegempaan guguran sebanyak 27 kali, hybrid atau fase banyak 8 kali, hembusan dan vulkanik dangkal masing-masing 1 kali," tuturnya. 

Kendati aktivitas Gunung Merapi cenderung landai namun status masih belum diturunkan yakni tetap pada Siaga (Level III). 

Baca Juga: 9 Kali Luncuran Lava di Merapi dalam 6 Jam, Jarak Maksimal 1,8 Kilometer

BPPTKG terus melakukan pemantauan jika memang terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.  

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.

Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. 

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu. 

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Load More