Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 29 Oktober 2021 | 16:40 WIB
Kapal Selam KRI Nagapasa-403 tiba di dermaga Ujung, Surabaya, Jawa Timur. [Antara]

Alat pada kapal yang disebut transduser akan mengubah sinyal listrik menjadi gelombang ultrasonik yang dipancarkan ke dasar laut.

Pantulan dari gelombang tersebut akan menimbulkan efek gema (echo) dan akan dipantulkan kembali ke kapal dan ditangkap oleh alat detektor.

Sistem penerima pada kapal akan melakukan penghitungan mengenai jarak obyek, dengan menggunakan rumus yang telah kamu pelajari sebelumnya.

Global Positioning System (GPS)

Baca Juga: Nyasar Gegara Ngikutin GPS, Mobil Ini Nyangkut di Jalan Setapak

Ketika di permukaan, sebuah sistem pemosisi global (GPS) yang canggih dengan akurat menentukan letak garis lintang dan garis bujur, tetapi sistem ini tidak bisa bekerja ketika kapal selam sedang menyelam dalam air.

GPS adalah satu-satunya sistem navigasi satelit yang berfungsi dengan baik. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu.

Dengan sistem navigasi GPS, kapal tidak akan tersesat. Setelah memasukkan data tujuan, GPS akan menampakkan di layar posisi, arah tujuan, kapan harus berbelok, dan bagaimana sampai di tujuan. GPS juga dapat menampilkan peta pada saat tidak dijalankan.

Inertial guidance

Sistem Navigasi Inersia (INS) - Bantuan Navigasi yang menggunakan Komputer, Sensor Gerak (Accelerometers) dan Sensor Rotasi (Gyroskop) untuk terus menghitung melalui perhitungan mati posisi, orientasi, dan kecepatan (Arah dan Kecepatan Gerakan) yang bergerak ke objek tanpa perlu Referensi Eksternal.

Baca Juga: Raib di Laut Selama 29 Hari, 2 Pria Ini Ditemukan Hidup-hidup di Papua Nugini

Ini digunakan pada kendaraan seperti Kapal, Pesawat Terbang, Kapal Selam, Rudal, dan Pesawat Ruang Angkasa.

Load More