Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 02 November 2021 | 15:51 WIB
Ilustrasi hukuman mati dengan regu tembak. (Shutterstock)

"Daripada nanti lebih banyak berdiskursus hal-hal yang belum jelas Kejaksaan fokus aja mengejar hasil kejahatan yang saat ini juga belum dapat dikembalikan oleh Kejaksaan. Kejaksaan juga belum bisa melakukan eksekusi terhadap aset-aset yang dinikmati oleh para pelaku yang disimpan dibanyak tempat yang itu harus ditarik seperti itu ya," paparnya.

"Itu yang lebih penting sebagai salah satu tujuan utama bahwa tujuan tindak pidana pemberantasan korupsi yaitu mengembalikan kerugian keuangan negara," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan Jaksa Agung RI ST Burhanuddin menyoroti kasus korupsi PT Asuransi Jiwasraya dan PT Asabri yang tengah ditangani oleh Kejaksaan Agung RI. Ia mengaku sangat prihatin korupsi yang terjadi di Jiwasraya dan Asabri mengakibatkan kerugian keuangan negara serta dampak yang cukup besar dirasa oleh masyarakat.

"Perkara Jiwasraya menyangkut hak-hak orang banyak dan hak-hak pegawai dalam jaminan sosial, demikian pula perkara korupsi di Asabri terkait dengan hak-hak seluruh prajurit, di mana ada harapan besar untuk masa pensiun dan untuk masa depan keluarga mereka di hari tua," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung RI, Leonard Eben Ezer Simanjuntak melalui keterangan tertulisnya, Kamis (28/10/2021).

Baca Juga: DPR soal Peluang Koruptor Jiwasraya-Asabri Dituntut Mati: Bukan Solusi Malah Picu Masalah

Maka itu, Leonard tak menutup kemungkinan Jaksa Agung Burhanuddin membuka peluang akan menerapkan tuntuan hukuman mati bagi para terdakwa dalam dua perkara kasus tersebut. Penerapan hukuman mati itu, kata Leonard, tentu juga akan memperhatikan hukum positif yang berlaku serta nilai-nilai hak asasi manusia.

"Bapak Jaksa Agung sedang mengkaji kemungkinan penerapan hukuman mati guna memberikan rasa keadilan dalam penuntutan perkara dimaksud," kata Leonard.

Load More