Scroll untuk membaca artikel
Dythia Novianty
Selasa, 02 November 2021 | 16:41 WIB
Ilustrasi hujan. (Shutterstock)

SuaraJogja.id - Penjelasan lengkap proses terjadinya hujan. Indonesia memiliki 2 musim dalam satu tahun. Musim kemarau dan musim penghujan.

Pergantian musim terjadi 6 bulan sekali. Kemarau terjadi diantara bulan April-September, sedangkan penghujan terjadi di bulan Oktober-Maret.

Bila masuk musim penghujan, Indonesia akan sering diguyur hujan entah pagi, siang, dan sore. Setiap tempat memiliki curah hujan yang berbeda-beda.

Ingin tau proses terjadinya hujan? berikut penjelasan singkatnya.

Baca Juga: Waspada Banjir dan Longsor Lebak! BPBD Wanti-wanti Warga Siap Siaga

Hujan merupakan bentuk perpindahan uap air yang bergerak ke atas, kemudian mengumpal hingga titik jenuh dan akhirnya turun ke bumi. Secara umum terjadinya hujan terbagi menjadi 3 tahapan yaitu evaporasi, kondensasi, dan presipitasi.

1. Evaporasi

Evaporasi. [Pendidikan]

Evaporasi atau penguapan air merupakan tahap pertama terbentuknya hujan. Proses ini dibantu dengan panas matahari. Apabila terik matahari semakin panas, penguapan airpun semakin banyak. Uap air ini akan naik ke atas atmosfer bumi.Hal tersebut sebagai tanda awal hujan.

2. Kondensasi

Kondensasi merupakan tahap selanjutnya setelah penguapan air. Uap air akan naik ke atmosfer mengalami pengembunan. Perubahan uap air menjadi kristal es kecil. Proses penguapan ini dipengaruhi oleh perbedaan suhu dan ketinggian awan.

Baca Juga: Viral Video Hujan Hanya Guyur Satu Mobil di Parkiran, Ini Kata BMKG

Semakin tinggi awan maka suhu akan mendingin. Setelah itu kristal es akan terbentuk dan berkumpul menjadi awan, proses ini disebut Koalensi.

3. Presipitasi

Proses terakhir yaitu presipitasi atau pencairan es pada awan, kemudian turun ke bumi menjadi hujan. Awan yang sudah terlalu padat akan jatuh menjadi titik-titik hujan.

Butiran es yang turun sebagai hujan memiliki ukuaran yang bervariasi kisaran 0,5 mm. Ukuran tersebut tergantung dengan lokasi awan. Hujan gerimis turun diturunkan awan dangkal. Sedangkan hujan. Sedang diturunkan awan menengah dan tinggi.

Jadi bisa ditarik kesimpulan, pertama hujan turun apabila awan sudah mencapai titik jenuh dan tak bisa menampung uap air. Kedua butiran es yang tertarik oleh gravitasi bumi.

Tak seluruhnya butiran es sampai ke bumi sebagai hujan. Gesekan butiran es dengan atmosfer ikut mengikis sehingga menguap kembali. Bila butiran awal es kecil, kemungkinan besar tidak bisa turun menjadi hujan.

Presipitasi. [Wikipedia]

Hujan disetiap belahan bumi memilili intensitas yang berbeda. Indonesia sendiri memiliki intensitas hujan termasuk tinggi dengan rata-rata 2.000-3.000 mm pertahun

Kontributor : Cahya Hanifah

Load More