SuaraJogja.id - Kabar tiga Guru Besar UGM meninggal dunia di tol cipali viral di media sosial. Faktanya kabar tersebut misinformasi.
Sebelumnya beredar tiga Guru Besar UGM meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan di tol Cipali. Dalam narasi yang beredar luas di pesan WhatsApp disebutkan tiga guru besar yang meninggal tersebut yakni Prof. dr. Sri Kadarsih Soejono, MSc. PHD, Prof Ir. I Gede Suparta Budisatria, M.Sc., PhD., IPU., ASEAN Eng serta Prof. dr. HM. Sulchan Sofoewan, Sp OG(K)-KFM, PhD.
"Turut berduka cita atas wafatnya tiga Guru Besar UGM 1. Prof. dr. Sri Kadarsih Soejono, MSc. PHD, 2. Prof Ir. I Gede Suparta Budisatria, M.Sc., PhD., IPU., ASEAN Eng serta 3. Prof. dr. HM. Sulchan Sofoewan, Sp OG(K)-KFM, PhD. Almarhum meninggal akibat kecelakaan lalulintas di KM 113 Jalan Tol Cipali-Cikampek, pk 02.00 Kamis 4 Nov 2021. Semoga husnul khotimah, arwahnya ditempatkan yang layak di Sisi Allah SWT."
Tapi dari informasi yang didapat dari pihak UGM diketahui bahwa informasi yang beredar itu tidak sepenuhnya benar.
Wakil Rektor UGM Bidang Kerja Sama dan Alumni Paripurna Sugarda menjelaskan bahwa Guru Besar UGM yang meninggal di Tol Cipali yakni Dekan Fakultas Peternakan I Gede Suparta Budi Satria.
"Iya benar terkait kabar itu. Rombongan dari Fakultas Peternakan mengalami kecelakaan tunggal sekitar jam 2 dini hari di tol Cipali," katanya, Kamis (4/11/2021).
Lebih lanjut Kabag Humas dan Protokol UGM Iva Ariani menyebutkan ada sebanyak empat orang rombongan UGM yang mengalami kecelakaan di Tol Cipali. Di antaranya yakni Guru Besar Ali Agus, Dosen Chusnul Hanim serta satu driver.
"Dalam kecelakaan tunggal itu Prof Gede meninggal. Kemudian Prof Ali Agus dan Bu Hanim, bersama satu driver sekarang masih dirawat," ungkapnya.
Sementara itu terkait meninggalnya dua Guru Besar lainnya yakni Prof Sri kadarsih Soejono dan Prof Sulchan Sofoewan tidak terkait dengan peristiwa kecelakaan di tol Cipali.
Baca Juga: Rombongan Guru Besar UGM Kecelakaan di Tol Cipali, Dekan Fakultas Peternakan Meninggal
Kedua Guru Besar FKKMK UGM tersebut meninggal pada 3 November 2021 lalu. Prof Sulchan meninggal pukul 19.27 WIB di RSUP Dr Sardjito sedangkan Prof Sri Kadarsih Soejono tutup wafat pada pukul 20.00 WIB.
Saat dikonfirmasi, Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), Prof Ova Emilia membenarkan bahwa kedua guru besar FK-KMK itu meninggal dunia karena memang sudah memasuki usia sepuh.
"Sudah sepuh, di atas 80 semua. Bukan Covid-19. Yang satu 82 dan 84. Jadi sudah purna dua-duanya," ujar Ova.
Diketahui bahwa Prof Sulchan sendiri telah berusia 82 tahun sedangkan Prof Sri Kadarsih sudah 84 tahun.
Kedua Guru Besar FK-KMK itu mendapat telah mendapatkan penghormatan terakhir di Balairung UGM.
"Pak Sulchan dimakamkan di makam keluarga Godean, kalau Prof Kadarsih di Pemakaman Sawitsari UGM," ucapnya.
Berita Terkait
-
Sosok Dan Profil Prof I Gede Suparta Dekan Fapet UGM Yang Kecelakaan di Tol Cipali
-
Innalillahi! Rombongan Guru Besar UGM Kecelakaan di Tol Cipali-Cikampek Pukul 02.00 WIB
-
Innalillahi, Dekan Peternakan UGM Meninggal dalam Kecelakaan di Tol Cipali
-
UGM Berduka, Tiga Guru Besar Berpulang
-
Rombongan Guru Besar UGM Kecelakaan di Tol Cipali, Dekan Fakultas Peternakan Meninggal
Terpopuler
Pilihan
-
Berkaca Kasus Nikita Mirzani, Bolehkah Data Transaksi Nasabah Dibuka?
-
Emas Antam Makin Terperosok, Harganya Kini Rp 1,8 Juta per Gram
-
Profil Riccardo Calafiori, Bek Arsenal yang Bikin Manchester United Tak Berkutik di Old Trafford
-
Breaking News! Main Buruk di Laga Debut, Kevin Diks Cedera Lagi
-
Debut Brutal Joan Garcia: Kiper Baru Barcelona Langsung Berdarah-darah Lawan Mallorca
Terkini
-
Remisi Kemerdekaan: 144 Napi Gunungkidul Dapat Angin Segar, 7 Langsung Bebas!
-
ITF Niten Digenjot, Mampukah Selamatkan Bantul dari Darurat Sampah?
-
Gagasan Sekolah Rakyat Prabowo Dikritik, Akademisi: Berisiko Ciptakan Kasta Pendidikan Baru
-
Peringatan 80 Tahun Indonesia Merdeka, Wajah Penindasan Muncul jadi Ancaman Bangsa
-
Wasiat Api Pangeran Diponegoro di Nadi Keturunannya: Refleksi 200 Tahun Perang Jawa