Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 26 November 2021 | 14:36 WIB
Sosok Untoro pengajar les siswa SD di Gunungkidul yang tak menyerah meski harus mengajar dengan kondisi terbaring akibat lumpun. [Kontributor / Julianto]

"Buku itu saya gunakan untuk mengajar anak-anak yang datang ke sini untuk belajar," kata dia.

Meski jari tangan dan kaki tidak sempurna bahkan kesulitan duduk, semangatnya untuk membantu banyak orang tak pernah padam. 

Seperti halnya les privat, Untoro membuat jadwal satu mata pelajaran setiap harinya. Mata pelajaran yang diajarkannya mulai dari matematika, IPA, IPS dan bahasa Jawa. Meski hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 2 SMP, namun, kemampuannya tak kalah dengan guru sekolah formal. Rumus-rumus aljabar, pitagoras,, persamaan linier dan lainnya mampu ia jelaskan dengan baik menggunakan cara sederhana.

" Anak-anak yang datang kesini biasanya sudah diajarkan materi di sekolah, tapi mungkin karena belum sepenuhnya paham kemudian saya ajari lagi," ujarnya.

Baca Juga: Sensasi Camping di Pantai Sedahan, Surga Tersembunyi di Gunungkidul

Untoro mengaku tak memungut biaya sepeserpun untuk jasanya mengajar. Menurutnya, melihat anak-anak bisa belajar sungguh-sungguh sudah membuatnya senang.

" Saya justru takut, kalau minta bayaran nanti malah nggak mau belajar lagi. Paling terkadang anak-anak membawakan teh, gula sama kopi atau titipan hasil panen orang tuanya," ucap Untoro terbaring.

Menurutnya, pendidikan budi pekerti dan karakter menjadi hal yang sangat penting. Sebab adanya pengaruh globalisasi dan modernisasi membuat anak zaman sekarang kurang berkonsentrasi dalam belajar.

Menurutnya, dengan adanya handphone saat ini maka banyak anak-anak yang menjadi malas belajar. Oleh karena itu harus banyak diarahkan supaya tidak melupakan sekolah.

Dengan kondisinya saat ini, Untoro tak pernah sedikitpun menyesali nasibnya. Ia tetap bersyukur meski terbaring lemah, saudaranya dengan sabar dan setia merawat setiap hari.

Baca Juga: Curi Berlian Majikan untuk Modal Nikah, Sejoli Ditangkap di Gunungkidul

" Mas Untoro itu anak ketiga dari enam bersaudara.Selama ini saya yang mengurus," ujar Sundari, adik perempuan kedua Untoro.

Sundari bersyukur meski sakit kakaknya tidak bisa disembuhkan, namun semangat dalam melayani masyarakat sangat tinggi. Dirinya sangat bangga memiliki kakak seperti untoro, meski di tengah keterbatasan namun tetap berjuang menyenangkan dan membantu orang lain.

Kontributor : Julianto

Load More