Scroll untuk membaca artikel
Arendya Nariswari | Hiromi Kyuna
Minggu, 28 November 2021 | 07:58 WIB
Pembukaan JAFF 16 di Empire XXI Jogja (Istimewa/JAFF16)

SuaraJogja.id - Setelah digelar pertama kali pada 2006, Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) kembali digelar tahun ini. Tema ‘Tenacity’ atau kegigihan disusun pada JAFF 16 dengan menawarkan gagasan mengenai kegigihan sinema yang ternyata mampu terus bergeliat di tengah keadaan yang serba tidak pasti.

Tema ini juga merupakan sebuah penggambaran situasi tentang bagaimana kita tetap gigih untuk beradaptasi dalam menjalani kehidupan di era kenormalan baru.

"JAFF mampu menggerakkan anak-anak muda yang gigih bergerilya meniti dirinya di dunia film, menggerakkan sebuah kota menjadi oasis kegigihan para gerilyawan film yang bekerja dengan cara masing-masing dan menggerakkan mereka dengan beragam akses informasi dunia film lokal dan internasional dengan terbuka,” ucap Garin Nugroho selaku founder JAFF pada acara pembukaan, Sabtu (27/11/2021).

Berbeda dengan tahun sebelumnya yang secara penuh diselenggarakan dengan metode daring, kali ini JAFF dihelat secara hybrid atau luring dan daring. JAFF kembali ke lokasi pemutaran yang bertempat di Empire XXI Yogyakarta setelah terakhir diselenggarakan di sana pada 2019 silam.

Baca Juga: Depresi karena Peran, Reza Rahadian Konsultasi ke Psikolog

Pembukaan JAFF 16 di Empire XXI Jogja (Istimewa/JAFF16)

Hal ini adalah upaya JAFF demi memberikan ruang untuk mempertemukan kembali film dengan penontonnya secara langsung tanpa mengurangi pengalaman sinema yang ideal. Selain itu, JAFF juga memfasilitasi para penonton yang tak dapat datang secara langsung dengan kembali berkolaborasi bersama KlikFilm dalam program pemutaran daring dan Public Lecture.

Gelaran JAFF 16 akan menghadirkan 115 film dari 15 negara Asia Pasifik yang berhasil lolos kurasi mengalahkan lebih dari 400 film dari berbagai negara yang didaftarkan.

Kelimabelas negara yang terlibat adalah Australia, Singapore, Malaysia, Brunei Darussalam, Kamboja, Thailand, Filipina, Myanmar, Laos, Taiwan, Japan, China, Korea Selatan, Sri Lanka, India, Tajikistan, Uzbekistan, Kazakhstan, Iran, Turki, Qatar, Austria, Jerman, Britania Raya, Belanda, Prancis, Spanyol, Mesir, Saudi Arabia, Palestina, Amerika Serikat, Mexico, dan Kolombia.

Adapun ke-115 film tersebut terdiri dari 46 film panjang dan 69 film pendek yang tergabung dalam program kompetisi dan non-kompetisi. Program kompetisi ini terbagi menjadi kompetisi film feature pada program Main Competition yang memperebutkan Golden dan Silver Hanoman Awards dan kompetisi film pendek dalam program Light of Asia yang memperebutkan Blencong Awards.

Pembukaan JAFF 16 di Empire XXI Jogja (Istimewa/JAFF16)

Selain kedua program tersebut, JAFF memberikan penghargaan pada para sutradara yang menelurkan karya film feature pertama dan keduanya dalam kompetisi NETPAC Awards. Film-film Indonesia yang akan ditayangkan tahun ini akan berkompetisi dalam program JAFF Indonesian Screen Awards yang memperebutkan penghargaan Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Naskah Terbaik, Pemeran Terbaik, dan Sinematografi Terbaik.

Baca Juga: Termasuk Indonesia, Ini 7 Negara yang Jadi Setting Film Red Notice

Di samping program kompetisi, JAFF mempersembahkan seleksi film-film terbaik Asia Pasifik yang tergabung dalam program Asian Perspectives dan beberapa program unggulan lain seperti Layar Indonesiana, Indonesian Film Showcase, Layar Komunitas, Classic, dan Retrospective: Gunawan Maryanto.

"Kami berharap adanya JAFF mampu menjadi medium untuk menayangkan film-film yang sebelumnya hanya eksklusif beredar di kancah Internasional. JAFF ingin memberikan ruang untuk film-film ini dinikmati oleh masyarakat Indonesia," tutur Ifa Isfansyah, Direktur Festival JAFF.

Load More