SuaraJogja.id - Dita Ardwiyanti (25), asal Pedukuhan Gedongsari, Kalurahan Wijirejo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, mendapat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,00. Dia baru saja lulus dari program studi (prodi) Magister Pendidikan Sains di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada Sabtu (27/11/2021) kemarin.
Dita bercerita, sejak masih menempuh S1 pada prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY tahun 2013-2017 sudah mendapat beasiswa Bidikmisi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Pernah pula meraih indeks prestasi sempurna 4,00.
Dita adalah anak pasangan Sarjiyono yang berprofesi sebagai tukang las. Sedangkan Arfina, seorang ibu rumah tangga.
Menurut gadis kelahiran Pontianak itu, proses belajar jenjang magister jauh berbeda dengan jenjang sarjana.
“Saat sarjana, dosen masih memberikan ‘rel’ bagi kami untuk mengembangkan diri. Namun pada jenjang magister, kami benar-benar dituntut untuk menjadi pemikir bebas yang independen tapi bertanggung jawab” katanya, Minggu (28/11/2021).
Kapabilitas meramu pengetahuan dari berbagai sumber ilmu secara mandiri mutlak diperlukan. Oleh sebab itu, mulai dari semester 1 dia mendisiplinkan diri untuk membaca hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal nasional dan internasional setiap harinya.
Kemudian artikel tersebut diringkas dengan bahasa sendiri dan dituliskan dalam buku khusus. Ternyata strategi belajar yang demikian membantunya dalam perkuliahan, khususnya dalam meniti jalan untuk publikasi melalui jurnal dan seminar karena publikasi adalah tuntutan primer mahasiswa magister.
"Saya sudah mengikuti dan menerbitkan artikelnya pada dua seminar nasional, tiga seminar internasional, dan satu jurnal nasional terakreditasi Sinta 2," paparnya.
Ia mengungkapkan bahwa untuk meraih gelar magister harus memiliki bekal yang cukup yaitu kemauan untuk terus belajar. Setiap orang bisa dengan mudah melanjutkan studi ke jenjang magister, tapi tidak semuanya mampu menghayati ‘semangat belajar sepanjang hayat’.
Baca Juga: Nadiem Makarim Diminta Memihak Para Guru Honorer
“Saya hanyalah seorang guru SD. Tidak sedikit orang-orang di sekitar saya berceloteh ‘untuk apa sekolah lagi, toh gelar S.Pd. pun sudah cukup untuk kamu berkarya’” ucap penerima awardee BPI LPDP Republik Indonesia itu.
Namun, baginya ini bukan semata masalah gelar melainkan sebuah keinginan untuk terus mengaktualisasi diri dengan menambah wawasan baru. Sebab, seorang guru harus jadi teladan bagi siswanya, terutama dalam hal belajar.
Guru SDIT Salsabila 4 Bantul tersebut mengaku kendala yang dihadapi selama menempuh kuliah juga ada. Ungkapan 'musuh terbesar bagimu adalah dirimu sendiri' ternyata benar adanya.
“Sudah saya buktikan selama kuliah, khususnya selama penyelesaian tugas akhir. Saya adalah pribadi perfeksionis dalam hal apapun. Ternyata kepribadian tersebut membuat saya takut melangkah, takut salah, dan takut tidak sesuai ekspektasi” ujarnya.
Cara mengatasinya adalah dengan membatasi proyeksi masa depan.
“Hal ini bukan berarti saya tidak visioner, hanya saja proyeksi masa depan yang berlebihan akan mengurangi kekhidmatan kita menjalani hidup” tambahnya.
Berita Terkait
-
Nadiem Makarim Diminta Memihak Para Guru Honorer
-
Kado Hari Guru, PGRI Tanjungpinang Punya Gedung Sekretariat Baru
-
Cara Jadi Guru ala Rasulullah SAW
-
Guru yang Viral di Solo Buka-bukaan Sifat Putri Presiden Jokowi Saat di Sekolah
-
Nasib Guru ASN dalam Program Rekrutmen, Apakah Mengurangi Benang Kusut Masalah?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik