Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Senin, 29 November 2021 | 18:04 WIB
Para PKL berjualan di Kawasan Malioboro, Senin (29/11/2021). - (Kontributor SuaraJogja.id/Putu)

SuaraJogja.id - Rencana Pemda DIY merelokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) Malioboro ke gedung eks Bioskop Indra dan eks Dinas Pariwisata membuat sejumlah pedagang syok. Mereka tidak siap bila kebijakan tersebut segera dilakukan pada Januari 2022 mendatang.

Relokasi dilakukan dalam rangka penataan kawasan Malioboro.Kawasan ini menjad bagian dari program Sumbu Filosofi sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda ke UNESCO.

"Informasi [relokasi] baru kami terima kamis minggu lalu lewat telepon, ini mendadak sekali," ujar Wakil Ketua Paguyuban Handayani Sukino saat dikonfirmasi, Senin (29/11/2021).

Menurut Sukino, dia belum mendapatkan informasi detil terkait relokasi tersebut. Informasi sosialisasi lanjutan belum mereka terima.

Baca Juga: Pedagang Ayam Geprek Pasang Foto OOTD Usai Jualan, Publik Kaget: Ya Ampun Cantik Pisan

Mereka hanya mendapatkan informasi bila PKL akan dipindah sementara ke shelter yang berada di sebelah Hotel Grand Inna. Sedangkan pedagang kuliner yang terlebih dulu dipindah ke eks Bioskop Indra.

Bila kebijakan tersebut dilakukan, PKL akan dirugikan. Malioboro pun akan menjadi kawasan yang sepi pengunjung laiknya saat penerapan program Selasa Wagen ketika semua PKL tutup.

"PKL di Malioboro yang membuat Jalan Malioboro menjadi ramai seperti sekarang. Saya waktu jualan tahun 1995, malioboro masih sepi. Tapu saat ini ramai karena adanya PKL," ungkapya.

Sukino menyebutkan, bila kebijakan tersebut dipaksanakan, mereka khawatir akan sepi pembeli. Padahal PKL baru berusaha memulihkan ekonomi sejak PPKM Level 2 diberlakukan dan wisatawan diperbolehkan ke DIY.

Alih-alih dipindah, mereka meminta Pemda melakukan pembinaan pada PKL. Apalagi PKL tidak membebani negara karena dapat mandiri mencari penghasilan.

Baca Juga: 10 Makanan Khas Palembang Selain Pempek, Rasanya Istimewa dan Wajib Dicoba!

"Saat pandemi PKL banyak berhutang ke bank, dengan adanya relokasi ini jadi beban bagi kami. Padahal kami tidak membebani negara bisa usaha walaupun jualan bakso dan soto," ungkapnya.

Secara terpisah, Sekda DIY DIY Baskara Aji mengungkapkan, relokasi tersebut tidak akan merugikan perekonomian PKL. Pemda justru ingin menata kehidupan mereka lebih jelas dengan merelokasi mereka ke tempat yang lebih permanen.

"Relokasi itu kan untuk memberikan kepastian kepada PKL, kalau diberikan tempat permanen menjamin keberdayaanya, kedua dalam rangka untuk penataan sumbu filosofis," paparnya.

Untuk itu Aji berharap PKL mentaati kebijakan yang ditetapkan. Sebab program tersebut untuk kebaikan semua pihak, termasuk PKL.

"Lebih bagus sebaiknya diikuti saja. Tujuannya itu untuk hal yang tidak baik tetapi memberikan kepastian untuk berusaha," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More