Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 30 November 2021 | 12:10 WIB
Sejumlah warga, relawan damkar, dan petugas Damkar Kota Yogyakarta memadamkan kobaran api yang muncul saat simulasi penanganan kebakaran di Pendopo PDAD Ngadiwinatan, Kemantren Ngampilan, Kota Jogja, Selasa (30/11/2021). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Aktivitas warga kampung Ngadiwinatan di sekitar Pendopo PDAD Ngadiwinatan, Kemantren Ngampilan, Kota Jogja, Selasa (30/11/2021) pagi berjalan normal. Sejumlah orang berkumpul dan terlihat sepasang suami istri sedang mengganti tabung gas 3 kilogram.

Pria yang hendak melepas regulator gas, tiba-tiba terkejut setelah mendengar suara ledakan. Begitu juga dengan sang istri yang sedang berada di dekat kompor.

Usai ledakan itu, muncul kobaran api yang ada di dekat lokasi. Mengetahui ada kebakaran, warga Ngadiwinatan yang sudah berada di sekitar lapangan Pendopo PDAD langsung bergegas menolong korban terlebih dahulu.

Suara kentongan dipukul berkali-kali sebagai tanda ada kejadian berbahaya di sekitar kampung. Belasan bapak-bapak bergantian mengambil ember berisi air untuk memadamkan kobaran api yang muncul. Tak hanya itu, Relawan Pemadam Kebakaran (Redkar) berbaju merah juga membuka APAR untuk memadamkan api.

Baca Juga: 2 Hektare Hutan di Sibolga Sumut Terbakar

Di saat bersamaan terdengar juga suara warga setempat yang menghubungi pihak Damkar Kota Yogyakarta. Tak beberapa lama, sejumlah tim Damkar datang lengkap dengan seragam, masker dan selang air.

Dibantu relawan damkar, api yang berkobar besar pun berhasil dipadamkan.

Peristiwa itu hanyalah simulasi warga Ngadiwinatan bagaimana menangani dan upaya mitigasi saat menghadapi sebuah kebakaran yang terjadi. Sekitar 15 menit kobaran api yang sengaja dibuat itu sudah padam. Pemadaman pun berjalan baik.

Sejumlah warga, relawan damkar, dan petugas Damkar Kota Yogyakarta memadamkan kobaran api yang muncul saat simulasi penanganan kebakaran di Pendopo PDAD Ngadiwinatan, Kemantren Ngampilan, Kota Jogja, Selasa (30/11/2021). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

Tidak hanya simulasi, kegiatan di pendopo tersebut juga mengukuhkan relawan damkar yang telah dibentuk di 45 Kelurahan di Kota Jogja.

Pengukuhan sendiri dilakukan oleh Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. Ia menjelaskan dibentuknya relawan damkar agar memudahkan koordinasi dan mitigasi untuk meminimalisasi dampak dari kebakaran.

Baca Juga: Mengalami Luka Bakar, Bayi di Lampung Butuh Bantuan Donasi

"Ini nanti kita bentuk kesatuan relawan-relawan kebencanaan dan kedaruratan. Selain ada dari tingkat kota, tingkat kelurahan dan kecamatan juga harus ada. Sehingga respon ketika terjadi kedaruratan bisa diantisipasi dengan cepat," kata Heroe ditemui usai mengukuhkan Relawan Damkar Kota Yogyakarta di Pendopo PDAD Ngadiwinatan, Selasa.

Heroe menerangkan dengan adanya relawan, ada mitigasi yang perlu dilakukan untuk mencegah bencana kebakaran hingga terjadinya kerugian atau korban jiwa.

"Dengan adanya mitigasi ini kan bisa mencegah baik itu terjadinya kebakaran, tanah longsor, banjir. Kalau bisa masyarakat itu kan tidak menunggu respon kita (damkar) ketika terjadi bencana. Kalau bisa (masyarakat) mencegah terjadinya bencana itu dengan mitigasi yang disiapkan," kata dia.

Pihaknya tak menampik bahwa bencana bisa terjadi sewaktu-waktu. Namun dengan komunikasi dan koordinasi antar relawan penanganan bencana lebih terukur dan mengurangi korban.

"Teman-teman ini kita bentuk untuk mencegah adanya korban jiwa. Jika ada bisa cepat diselamatkan, namun yang penting tidak ada korban," jelas dia.

Terpisah, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta Octo Noor Arafat menyebutkan, terdapat 616 relawan damkar yang dikukuhkan saat ini. Seluruh relawan tersebar di setiap RW yang ada di kelurahan masing-masing.

"Ini kan sifatnya kerelawanan ya, baru 616 orang relawan, dimana 1 RW baru 1 personel. Tentu kami akan memfasilitasi mereka dan dimungkinkan bertambah," kata Octo.

Ia menjelaskan setiap relawan damkar memiliki identitas dan nomor induk yang teregistrasi di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

"Jadi setiap seragam relawan ini ada nomor sendiri. Ketika aplikasi untuk registrasi ke Kemendagri sudah siap, mereka akan memiliki nomor induk di seragamnya. Itu merupakan identitas bagi relawan dan terdata hingga ke pusat," terang dia.

Damkar Kota Yogyakarta juga tetap memberikan penyuluhan kepada para relawan dari tiap seksi yang ada di instansi tersebut. Dalam satu tahun sedikitnya ada 20 kali pelatihan di tingkat kemantren yang diikuti para relawan nanti.

"Kita kan gabungan dari berbagai seksi ya. Nanti mereka mendapat ilmu dan bagaimana mencegah kebakaran, bahkan untuk penanganan korban dan juga penyelamatan," ujar dia.

Octo berharap dengan adanya relawan damkar, kebakaran yang terjadi di wilayah Jogja bisa lebih cepat diantisipasi. Sehingga dapat meminimalisasi korban dan kerugian material.

Load More