Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Selasa, 30 November 2021 | 15:31 WIB
Suasana TPR masuk Pantai Parangtritis yang hari ini dibuka lagi setelah PPKM turun ke level 2, Rabu (20/10/2021). [Kontributor / Julianto]

SuaraJogja.id - Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bantul per 22-28 November 2021 tercatat 39.923 orang. Terjadi peningkatan sebesar 8,3 persen dibanding minggu lalu pada 15-21 November 2021 jumlah wisatawan mencapai 36.844.

Dari sisi pendapatan pun mengalami kenaikan, pada 15-21 November 2021 memperoleh sekitar Rp357 juta. Sedangkan pada 22-28 November mendapat sekitar Rp387 juta.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul Kwintarto Heru Prabowo, kenaikan jumlah wisatawan tersebut bukan karena adanya rencana PPKM level 3 saat Natal dan Tahun Baru nanti. 

"Wisatawan tidak curi start karena kalau dilihat sejak PPKM level 2 kunjungan wisatawan turun sedikit. Masih relatif normal saja," kata Kwintarto, Selasa (30/11/2021).

Baca Juga: Tim Food Estate Tunjuk 3 Kapanewon di Bantul untuk Kembangkan Pangan

Fluktuasi kunjungan wisatawan yang naik turun, lanjutnya, merupakan hal yang wajar. Apabila terjadi kenaikan kunjungan wisatawan, seharusnya jumlah wisatawan semakin banyak.  

"Misalnya kunjungan wisatawan mencapai 15.000 ribu lalu sekarang turun ke 13.000 pengunjung artinya tidak naik terus. Tapi juga ada penurunan," paparnya.  

Dikatakannya, kalau masyarakat sudah curi start untuk liburan maka kunjungan wisata sudah lebih dari 15.000 orang. Pada Sabtu masih jumlah wisatawan di kisaran 7.000 sampai 8.000 orang.

"Artinya belum ada gejala lonjakan karena adanya rencana PPKM level 3 saat Nataru besok," katanya.

Kwintarto berpesan kepada masyarakat seandainya objek wisata nanti bisa beroperasional saat Nataru diminta untuk menjaga protokol kesehatan (prokes).

Baca Juga: Kasus Kejahatan Jalan di Bantul Meningkat, Polisi: Efek dari Penurunan Level PPKM

"Harapan saya masyarakat bisa bekerja sama untuk menjaga prokes. Sehingga kami tidak direpotkan dengan komplain dan hal-hal yang tidak mengenakkan," imbuhnya.

Dengan adanya desa wisata diharapkan dapat menjadi alternatif saat libur.

"Dengan begitu pengunjung bisa pergi ke tempat wisata lain, tidak harus ke objek wisata yang dikelola oleh pemerintah. Ini akan memberikan kelonggaran untuk kami," ucap dia.  

Load More