Scroll untuk membaca artikel
Risna Halidi
Rabu, 01 Desember 2021 | 17:49 WIB
Ilustrasi paru-paru, untuk artikel alveolus

SuaraJogja.id - Fungsi alveolus. Kecil-kecil cabai rawit. Istilah itu tampaknya pas diberikan pada organ tubuh bernama alveolus. Meski bentuknya mungil, fungsi alveolus pada sistem pernapasan manusia sangatlah besar.

Secara umum alveolus berfungsi sebagai tempat bertukarnya oksigen dan karbondioksida dalam paru-paru.

Jumlah kantong alveolus sangatlah banyak. Menurut studi pada 2003 yang diterbitkan di American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, jumlah alveolus di tubuh manusia sekitar 480 juta.

Jutaan kantung udara kecil ini terletak di ujung tabung bronkial. Ketika oksigen dihirup, kantung-kantung tersebut akan mengembang. Sebaliknya, saat karbon dioksida dikeluarkan dari tubuh, alveolus akan mengempis.

Baca Juga: Mengenal Fungsi Bronkus, Saluran Udara Yang Berperan Sebagai Kekebalan Tubuh

Ilustrasi organ tubuh manusia. (Envato)

Jadi, sebanyak tarikan dan hembusan napas setiap harinya, sebanyak itulah alveolus bekerja. Tentu tak berlebihan jika menyebut bagian dari paru-paru ini sebagai “pekerja keras”.

Secara umum, ada 3 proses yang terlibat dalam pernapasan manusia, yaitu:

  • Ventilasi. Ketika udara diproses untuk masuk dan keluar dari paru-paru.
  • Difusi. Merupakan proses pertukaran antara oksigen dan karbondioksida.
  • Perfusi. Merupakan proses ketika darah dipompa melalui paru-paru.

Lalu, fungsi alveolus lekat dengan yang mana? Alveolus berkaitan dengan proses pada poin kedua. Kantong-kantong kecil alveolus merupakan pusat pertukaran udara di dalam sistem pernapasan manusia. Per menitnya, paru-paru mampu mengambil sekitar 5-8 liter udara.

Ketika dalam kondisi istirahat, alveolus akan mengirimkan sekitar 0,3 liter oksigen ke darah dalam setiap menitnya. Setiap alveolus terdiri dari tiga jenis populasi sel, berikut penjelasannya

Ilustrasi paru-paru, pneumonia (Pixabay/oracast)

1. Pneumosit tipe 1
Pneumosit tipe 1 menutupi 95% permukaan setiap alveolus. Sel alveolus ini memiliki tiga fungsi utama yakni memfasilitasi pertukaran gas, menjaga keseimbangan ion dan cairan di dalam alveolus serta berkomunikasi dengan pneumosit tpe 2 untuk mengeluarkan surfaktan (zat yang melapisi alveolus) sebagai respons terhadap peregangan.

Baca Juga: Istri Sebut Kondisi Ameer Azzikra Terlihat Sehat sebelum Meninggal

2. Pneumosit tipe 2
Pneumosit tipe 2 jauh lebih jarang di setiap alveolus dibandingkan dengan pneumosit tipe 1. Sel jenis ini berada di antara pneumosit tipe 1. Fungsi utama jenis sel alveolus ini adalah memproduksi dan mengeluarkan surfaktan paru-paru dan mencegah alveolus kolaps serta regenerasi epitel alveolus setelah cedera.

3. Makrofag alveolar
Sel yang berasal dari monosit darah yang berfungsi penting dalam dalam sistem kekebalan tubuh Anda. Makrofag alveolar berfungsi untuk mengangkut dan membuat sel mati, bakteri, dan partikel kecil yang tidak tersaring dengan baik oleh saluran pernapasan atas.

Penyakit yang Memengaruhi Fungsi Alveolus

Kondisi medis tertentu dapat memengaruhi fungsi alveolus. Apalagi, alveolus hanya akan berfungsi dengan benar apabila tubuh memompanya dalam jumlah yang tepat. Berikut adalah beberapa kondisi atau penyakit yang memengaruhi fungsi alveolus.

1. Pneumonia
Pneumonia (radang paru-paru) adalah infeksi paru-paru yang penyebabnya adalah bakteri, virus, atau jamur. Ini mengakibatkan terjadinya peradangan pada alveoli di salah satu atau kedua paru-paru. Apabila meradang, ini bisa berisi nanah yang mengakibatkan sulit bernapas.

2. Emfisema
Emfisema adalah penyakit paru-paru kronis atau jangka panjang. Umumnya berkembang pada orang dengan riwayat merokok dalam waktu yang lama. Pasien mengalami peradangan di paru-paru dan terjadi gangguan fungsi alveolus.

3. Tuberkulosis (TBC)
Radang pada dinding alveolus yang disebabkan oleh infeksi bakteri disebut tuberculosis. Penyakit ini mengakibatkan tumbuhnya massa di jaringan paru-paru. Bakteri TBC berkembang biak di dalam alveolus, sehingga sel-sel alveolar bisa hancur.

4. Proteinosis alveolus
Ini tergolong sebagai penyakit langka yang menyebabkan protein menumpuk di alveoli. Proteinosis alveolus merupakan kondisi autoimun, yaitu sistem kekebalan yang menyerang sel-sel sehat.

5. Sindrom ganggguan pernapasan
Sindrom gangguan pernapasan (RDS) terjadi pada bayi prematur. Bayi yang terlahir terlalu dini tidak mempunyai kandungan surfaktan yang cukup untuk melapisi alveoli. Artinya, lebih sedikit area permukaan yang tersedia agar terjadi pertukaran oksigen dengan karbondioksida.

6. Edema paru
Edema paru adalah gangguan fungsi alveolus yang penyebabnya terjadi karena kelebihan cairan di paru-paru. Cairan ini terkumpul di alveoli, sehingga mengakibatkan gagal napas.

Penyebab Gangguan Alveolus

Ilustrasi merokok.[Unsplash/Irina Iriser]

1. Kebiasaan merokok
Merokok dapat membuat iritasi bronkiolus dan alveolus. Tak hanya itu, merokok juga merusak lapisan paru-paru karena bersifat kumulatif. Paparan asap rokok selama bertahun-tahun dapat melukai jaringan paru-paru. Ini mengakibatkan alveolus tidak bisa memproses oksigen dan karbondioksida secara efisien.

2. Polusi
Polusi di dalam ruangan, seperti asap rokok, debu, jamur, atau bahan kimia, bisa merusak paru-paru dan memperparah penyakit paru-paru. Polusi yang ada di luar seperti emisi mobil atau pabrik, juga berbahaya bagi paru-paru Anda.

3. Penuaan
Proses penuaan alami, dapat memperlambat sistem pernapasan. Hal ini bisa ditandai dengan berkurangnya kapasitas paru-paru dan lemahnya otot dada. Para lansia juga cenderung lebih mudah terjangkit pneumonia, baik akibat bakteri maupun virus.

Itulah berbagai macam fungsi berikut penyakit dan kebiasaan yang memengaruhi alveolus. Semoga penjelasan dalam artikel ini membuat pembaca lebih peduli dengan kesehatan sistem pernapasan.

Kontributor : Alan Aliarcham

Load More