SuaraJogja.id - Angka kematian ibu (AKI) hamil di Kabupaten Bantul periode 2018 sampai 2021 mengalami kenaikan. Itu menurut catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul.
"Pada 2018 AKI mencapai 14 kasus, 2019 turun 13 kasus, 2020 naik menjadi 20 orang, dan untuk tahun ini ada 43 orang," ungkap Kepala Dinkes Bantul Agus Budi Raharja, Jumat (3/12/2021).
Agus menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 turut berkontribusi terhadap peningkatan kematian ibu dan bayi di Bumi Projotamansari.
"Kemunculan pandemi Covid-19 pada tahun lalu sampai saat ini memang jadi salah satu faktornya (angka kematian ibu dan bayi)," paparnya.
Menurutnya, kematian ibu hamil tertinggi justru terjadi di periode pascamelahirkan. Pasalnya, keterlambatan penanganan, akses, dan pelayanan kesehatan terkait dengan kejadian kegawatdaruratan ibu dan bayi.
Karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak atau (Sipia). Aplikasi tersebut untuk memantau ibu-ibu hamil yang sehingga keterlambatan penanganan, keterlambatan akses, dan keterlambatan pelayanan kesehatan terkait dengan kejadian kegawatdaruratan ibu dan bayi segera bisa direspon dengan baik.
"Dengan aplikasi Sipia ini permasalahan kesehatan terkhusus kesehatan ibu dan anak balita ada dalam satu genggaman gadget masing-masing. Aplikasi tersebut juga dilengkapi dengan titik koordinat, sehingga memudahkan petugas untuk melakukan pertolongan," katanya.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyampaikan, AKI dan angka kematian bayi (AKB) sejak dahulu menjadi indikator keberhasil pembangunan di bidang kesehatan. Sebuah daerah dinyatakan kurang berhasil dalam hal pembangunan kesehatan bila AKI dan AKB masih tinggi. Untuk itu, pihaknya berupaya menekan dan mencegah AKI dan AKB yang lebih tinggi.
"Karena pentingnya penekanan AKI dan AKB di Bantul, kami tidak bisa bekerja sendirian untuk melakukan pengendalian, pemantauan, pengawasan terhadap ibu hamil serta bayi-bayi yang baru lahir," katanya.
Baca Juga: Antisipasi Kerumunan Saat Tahun Baru, Tiga Tempat di Bantul Ini Bakal Ditutup
Oleh sebab itu, panewu atau camat dan lurah diminta untuk melakukan kerjasama koordinasi dengan dinkes maupun puskesmas untuk mengendalikan AKI dan AKB. Hal yang jadi tanggung jawab panewu adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, hingga balita yaitu mendukung pelaksanaan dan pendataan, berperan aktif dalam pemantauan dan pengawasan.
"Mereka juga harus membuat kebijakan dalam mendukung upaya pencegahan serta pengendalian AKI dan AKB, mendukung upaya penyelesaian masalah ibu hamil yang tidak punya jaminan kesehatan, berkoordinasi bersama Forkopimda
Sedangkan tanggung jawab lurah ialah melaksanakan pendataan, pemantauan, pengawasan, perencanaan, menggerakan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian.
"Lurah juga berkoordinasi dengan dukuh, kader, panewu dan kepala puskesmas dalam upaya pencegahan dan pengendalian AKI dan AKB," ujarnya.
Berita Terkait
-
Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia Meningkat, Ini Penyebabnya
-
Hipertensi Hingga Pendarahan, Penyebab Tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia
-
Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia Meningkat, Menko PMK Ungkap Penyebabnya
-
Tekan Kematian Ibu dan Bayi, Istana Minta Masyarakat Hargai Perjuangan Bidan
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Terbaik, Ideal untuk Gaming dan Kerja Harian
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
Terkini
-
Kritik Tajam MPBI DIY: Pemerintah Disebut Pakai Rumus Upah yang Bikin Buruh Gagal Hidup Layak
-
Pemkot Yogyakarta Targetkan 100 Rumah Tak Layak Huni Selesai Direnovasi Akhir Tahun 2025
-
Trah Sultan HB II Ultimatum Inggris! Ribuan Manuskrip Geger Sepehi 1812 Harus Dikembalikan
-
Terdesak Utang Pinjol, Pemuda di Sleman Nekat Gasak Laptop di Kos-Kosan
-
Faber Instrument: UMKM Kayu Jati Cianjur yang Sukses Tembus Pasar Global Berkat Dukungan BRI