SuaraJogja.id - Tim Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam, Sumatera Barat, menemukan kantong semar (Nepenthes), tumbuhan langka dan dilindungi, saat menangani konflik manusia dengan harimau di Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, Sabtu (4/12).
Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam Ade Putra di Lubukbasung, Minggu mengatakan kantong semar ditemukan di titik lokasi sapi warga yang dimangsa harimau sumatera.
"Kantong semar itu kami temukan di jalan mau masuk lokasi dan lokasi ternak yang dimangsa harimau," katanya seperti dikutip dari Antara.
Ia menceritakan tumbuhan yang dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya itu ditemukan saat Tim Resor KSDA Agam beserta warga sedang mencari jejak kaki harimau.
Saat itu, tim menemukan kantong semar yang tumbuh di tebing jalan dan ranting kayu.
"Kami mengambil dokumen temuan kantong semar dan meminta warga untuk tidak mengganggu tanaman ini," katanya.
Ia mengatakan kantong semar (Nepenthes) adalah tumbuhan unik dan menarik. Bentuk daunnya yang berbentuk helaian panjang berwarna hijau atau hijau kekuningan, dengan organ yang menyerupai kantong terdapat di luar helai daun keluar dari sulur berbentuk silinder.
Kantong ini menjadi ciri khas dan pembeda dari tumbuhan lainnya. Warnanya hijau dengan bercak merah, atau ungu, kuning, hingga hijau dan putih berfungsi menangkap serangga dan hewan-hewan kecil lainnya.
Kantong khusus pada tumbuhan ini dilapisi lilin sangat licin, sehingga menyulitkan serangga yang sudah terperangkap dalam kantong ini untuk naik, terlebih keluar. Kantong ini juga menghasilkan cairan asam yang bernama proteolase dan berfungsi mencerna kerangka keras dan daging serangga,
Baca Juga: Ini 6 Daerah Rawan Tanah Longsor di Sumatera Selatan
"Kantong semar memiliki cairan asam bernama proteolase, fungsinya untuk mencerna kerangka keras dan daging serangga, kemudian diserap menjadi nutrisi bagi tanaman ini," katanya.
Berdasarkan literatur yang ada, jenis spesies kantong semar (Nepenthes) di Pulau Sumatera merupakan yang terbanyak di dunia. Dari sekitar 129 spesies kantong semar, 37 jenis di antaranya tumbuh di Pulau Sumatera. Bahkan banyak di antaranya yang merupakan endemik Sumatera.
Di antara ke-37 spesies kantong semar yang tumbuh di Pulau Sumatera, kata Ade, hampir seluruhnya merupakan tanaman langka yang terancam punah. Bahkan, tiga jenis di antaranya dicap oleh IUCN Redlist dalam kategori critically endangered (kritis), satu spesies endangered (terancam), dan tujuh spesies sebagai vulnerable (rentan).
"Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi, di Indonesia terdapat 59 jenis kantong semar yang statusnya dilindungi dari ancaman kepunahan," katanya.
Sementara tempat hidup kantong semar adalah di daerah terbuka atau agak terlindung yang miskin unsur hara dan memiliki kelembaban udara cukup tinggi. Tanaman ini hidup di hutan hujan tropik dataran rendah, hutan pegunungan, hutan gambut, hutan kerangas, gunung kapur dan padang savana.
Ade menjelaskan berdasarkan ketinggian tempat tumbuhnya, kantong semar dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kantong semar dataran rendah, menengah dan dataran tinggi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Berawal dari Bosan Menu Sarapan, Nada Menemukan Jalan Usaha Lewat Sushi Pagi
-
10 Tahun Pakai Biogas, Warga Sleman Tak Khawatir Jika LPG Langka atau Mahal
-
Teras BRI Kapal, Perbankan Terapung bagi Masyarakat di Wilayah Pesisir dan Kepulauan
-
Lika-liku Jembatan Kewek yang Rawan Roboh, Larangan Bus, dan Kemacetan hingga Stasiun Tugu
-
Kiai-Nyai Muda NU Dorong Penyelesaian Konflik PBNU Secara Terukur dan Sesuai Aturan