Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 07 Desember 2021 | 20:38 WIB
Kondisi salah satu desa di kawasan kaki Gunung Semeru yang terdampak erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa. Sejumlah relawan melakukan pencarian korban terdampak Erupsi Semeru. [Foto kiriman Sekolah Relawan]

SuaraJogja.id - Komandan Posko Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru, Danrem 083/Baladhika Jaya Kolonel Infanteri Irwan Subekti melaporkan 34 orang meninggal dunia dan 22 orang dinyatakan hilang dalam bencana awan panas guguran.

"Sampai saat ini korban jiwa tercatat di posko kami 34 orang, 22 orang dinyatakan hilang berdasarkan laporan masyarakat. Luka berat sampai saat ini 26 orang," ujar Irwan dalam konferensi pers seperti dikutip dari Antara, Selasa (7/12/2021).

Irwan mengatakan dalam penanganan penanggulangan bencana hingga hari ini, Satuan Tugas Penanganan telah dibentuk. Korban baik jiwa maupun materi diperkirakan terus mengalami penambahan.

Selain itu dilaporkan rumah yang terdampak sebanyak 5.205 unit. Kemudian data pengungsi sebanyak 4.250 orang, dimana tersebar di beberapa tempat di sekolah-sekolah masjid, balai desa dan rumah penduduk atau rumah saudara sendiri.

Baca Juga: 3 Cerita Haru di Balik Erupsi Gunung Semeru, Kisah Rumini hingga Ibu Tewas Gendong Bayi

Total wilayah yang terdampak, menurut laporan Irwan yakni 10 Kecamatan dan 17 desa.

Lokasi pengungsi terdampak terdapat di 19 titik yakni di Kecamatan Pronojiwo sebanyak sembilan titik, di Kecamatan Candipuro terdapat enam titik pengungsian, Kecamatan Pasirian terdapat empat titik pengungsian. Kemudian terdapat pengungsian yang lain yang tersebar di 25 lokasi.

Irwan mengatakan pencarian korban kini telah sampai pada hari keempat. Satgas tersebut diberikan waktu satu minggu untuk pencarian secara optimal.

Load More