SuaraJogja.id - Bupati Bantul Abdul Halim Muslih berkunjung ke rumah Paliyem (54) di Padukuhan Paten, Kalurahan Srihardono, Kapanewon Pundong pada Selasa (7/12/2021) sore. Kunjungan tersebut guna melihat kondisinya usai perabotan miliknya dijual oleh anaknya beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, anak kandungnya yakni Dwi Rahayu Saputra (24) nekat menjual perabotan rumah tangga miliknya demi gadis asal Jawa Timur yang dia kenal. Barang-barang seperti kulkas, meja, kursi, hingga pintu ludes dijual.
Halim menyampaikan, tujuan kedatangannya ke sana untuk melakukan asesmen. Sejatinya Paliyem tidak masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
"Bu Paliyem tidak masuk kategori miskin karena memang mendiang suaminya dulu berkecukupan secara ekonomi. Rumahnya juga layak huni," ungkapnya.
Namun kondisi ekonominya berubah setelah suaminya meninggal. Ditambah tindakan anaknya yang tega menjual seluruh perabot miliknya.
"Sudah tidak punya perabot lagi dan dia tidak punya penghasilan tetap. Kemudian kehidupannya menjadi terpuruk," katanya.
Setelah dilakukan asesmen, katanya, ada beberapa kebutuhan rumah tangga seperti alat masak yang diperlukannya. Nantinya, Pemkab Bantul akan mengupayakan bantuan tersebut.
"Nanti akan kami upayakan untuk memberi alat masak dan saya apresiasi kepada lurah yang sudah mengupayakan perbaikan genting karena ini musim hujan," katanya.
Pihaknya juga akan mengupayakan agar Paliyem memperoleh jaminan sosial. Sebab, dari kondisi ekonominya yang dahulu mampu lantas menjadi miskin tetap harus diproses.
Baca Juga: PPKM Level 3 Nataru Batal Diterapkan, Bupati Bantul: Wisata Dibuka tapi Tetap Waspada
"Untuk mengurus itu kan harus ada proses yang dilalui. Apalagi kalau mau diupayakan sebagai penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) dan mendapat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) harus sampai ke Kementerian Sosial (Kemensos)," jelas dia.
Yang penting, lanjutnya, fasilitas untuk hidup layak terpenuhi dahulu.
"Itu akan segera kami kirim dan akan diupayakan jaminan sosialnya baik melalui jaminan yang terpusat ataupun dari daerah," ujarnya.
Dikatakannya, derajat kesejahteraan Paliyem sudah menurun akibat perbuatan anak kandungnya. Sehingga ini jadi tugas Pemkab Bantul bagaimana sistem penanggulangan kemiskinan bisa merespons secara cepat dan itu harus ada perubahan-perubahan regulasi.
"Sebab kalau rumah begini nanti disurvei oleh penyurvei tentu tidak bisa lolos verifikasi kalau menggunakan kriteria rumah karena lantainya bagus, atap dan dindingnya juga. Lalu ada akses untuk mendapat air bersih. Yang tidak ada kan pendapatan yang enggak memadai," tuturnya.
Berita Terkait
-
PPKM Level 3 Nataru Batal Diterapkan, Bupati Bantul: Wisata Dibuka tapi Tetap Waspada
-
Peringati HKSN, Pemkab Bantul Berharap Solidaritas dan Perhatian Antarsesama Makin Tumbuh
-
Aksi Pria Ngamuk, Pulang Kerja Lihat Istri di Kamar Bareng Tetangga
-
Beredar Video Pria Ngamuk dengan Narasi: Pulang Kerja Lihat Istri di Kamar Bareng Tetangga
-
Tim Food Estate Tunjuk 3 Kapanewon di Bantul untuk Kembangkan Pangan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa Mendapatkan Pendampingan dari BRI untuk Pembekalan Bisnis dan Siap Ekspor
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi