Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Muhammad Ilham Baktora
Sabtu, 11 Desember 2021 | 14:52 WIB
Sejumah anak-anak mengikuti pelatihan program KOICA for Kids tentang kesiapsiagaan kebencanaan di Sekolah Gajah Wong, Kota Jogja, Jumat (10/12/2021). - (SuaraJogja.id/HO-Humas PMI DIY)

SuaraJogja.id - Upaya menciptakan generasi yang tangguh dan tanggap bencana, Palang Merah Indonesia (PMI) DIY didukung Korean International Cooperation Agency (KOICA) melatih kesiapsiagaan bencana, pertolongan pertama, dan Covid-19 kepada anak-anak sekolah di wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.

Kabid Pelayanan Kesehatan dan Sosial PMI DIY, Lipur Riyantiningtyas menjelaskan pelatihan ini diikuti oleh sekitar 500 orang anak.

“Wilayah DIY menjadi salah satu lima wilayah sasaran Program KOICA for Kids yang bekerjasama dengan PMI DIY. Ada 500 anak-anak usia taman kanak-kanak (TK) sampai dengan sekolah dasar (SD) yang kita sasar di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul dengan metode luring dan daring”, ujar Lipur Riyantiningtyas kepada wartawan, Jumat (10/12/2021)

Lipur menjelaskan di Kota Jogja sendiri pelatihan menyasar ke anak-anak di Sekolah Gajah Wong, Purbayan Kotagede, TPA Masjid Al-Barokah Kotagede, TKA-TPA Nurul Huda Kebrokan Pandeyan Umbulharjo, Serangan Notoprajan, SDN Bhayangkara dan SD Muhammadiyah Karangkajen.

Baca Juga: Asyik! Vaksinasi Covid-19 Usia 6-11 Tahun Dimulai 24 Desember, Ganjar: Genjot Secepatnya

“Sementara wilayah Bantul ada di Padukuhan Bothokan, Argosari, Sedayu; Panti Asuhan Himmatu Sanden; Padukuhan Kresen, Bantul; Kelurahan Dlingo dan Sanggar Komunitas Bocah Polah, Dusun Matup, Baturetno, Banguntapan, Bantul," jelas Lipur.

Lebih lanjut, kegiatan tersebut dilakukan selama periode Bulan Desember 2021 sampai dengan Januari 2022. Mereka nantinya akan mendapatkan paket edukit seperti puzzle, tebak gambar dan paket edukasi lainnya. Selain itu penyampaian materi dalam program KOICA for Kids dilaksanakan dengan cara bercerita dan dongeng dari salah seorang pendongeng di Jogja.

“Program ini untuk membantu pemerintah dalam upaya mendidik masyarakat sejak usia dini agar mengenal lingkungan sekitar tentang kesiapsiagaan bencana. Termasuk juga pertolongan pertama, krisis kesehatan seperti Covid-19” kata Lipur yang juga merupakan ahli forensik RSUP DR Sardjito itu.

Sementara Herlita Jayadianti, pendamping Sekolah Gajah Wong mengatakan, edukasi tentang kebencanaan baru pertama kalinya diberikan kepada anak-anak sekolah Gajahwong bersama PMI.

“Ada beberapa potensi bencana di sini, seperti banjir dan angin kencang. Edukasi ini saya rasa penting untuk anak-anak menyiapkan dirinya sejak dini. Semoga kerjasama ini bisa berkelanjutan," ungkap Lita.

Baca Juga: Baik untuk Kesehatan Mental, Orang Tua Disarankan Hadir Bermain Bersama Anak

Terpisah, Yudi Agus Priyanto, pendongeng yang digandeng PMI dalam program ini, mengatakan, melalui metode dongeng, penyampaian pesan lebih mudah diterima oleh anak-anak.

“Kami kreasikan dengan dongeng dan lagu-lagu untuk mengedukasi anak-anak ini. Mereka lebih mudah memahami apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana ataupun terluka harus bagaimana sampai bagaimana mencegah penularan virus Covid-19”, terang Yudi.

Ia menambahkan metode dongeng dengan peraga boneka, bernyanyi bersama, pesan lebih bisa tersampaikan, sesuai dengan dunia anak-anak yang lebih yang ceria.

“Meski kita lakukan secara luring, kami tetap menekankan protokol kesehatan, selain untuk mengurangi dampak Covid-19 tentu juga untuk mengedukasi peserta didik”, kata Yudi.

Load More