SuaraJogja.id - Sekolah Kesehatan di kabupaten/kota diminta untuk melibatkan siswanya dalam mengantisipasi klaster penularan COVID-19 di sekolah. Terlebih saat ini varian Omicron sudah masuk ke Indonesia.
"Perlu diupayakan siswa di sekolah-sekolah kesehatan untuk ikut dilibatkan dan kerjasama untuk mengkampanyekan protokol kesehatan untuk memastikan tidak ada klaster [penularan covid-19]," ungkap Kepala Balai Pendidikan Menengah (dikmen) Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Tukiman disela peringatan HUT ke-9 SMK Kesehatan Binatama, Jumat (17/12/2021).
Menurut Tukiman, keterlibatan siswa dan sekolah kesehatan sangat penting karena tanggungjawab penanganan COVID-19 tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah. Apalagi siswa-siswa di sekolah kesehatan dibekali berbagai ilmu kesehatan.
Apalagi saat ini banyak sekolah yang membuka kelas-kelas keperawatan dan kesehatan di DIY. Keterlibatan mereka untuk mengkampanyekan protokol kesehatan dan mengantisipasi munculnya klaster sekolah selama Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sangat efektif.
Sekolah-sekolah tersebut juga bisa membantu tenaga kesehatan dalam penanganan pandemi COVID-19. Termasuk memaksimalkan capaian vaksinasi dengan membantu petugas vaksinasi.
"Sekolah-sekolah kan bisa jadi agen vaksinasi dan sumber informasi protokol kesehatan, mereka bisa jadi ujung tombak memberikan informasi yang benar juga tentang covid-19," tandasnya.
Sementara Kepala SMK Kesehatan Binatama, Nuri Hastuti mengungkapkan, sekolah tersebut membentuk satgas COVID-19 untuk mengkampanyekan protokol kesehatan selama PTM terbatas. Para siswa juga terjun untuk ikut melakukan penanganan COVID-19 melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL).
"Anak-anak ada yang PKL ke rumah sakit, klinik atau apotik selama pandemi meski selalu ada kewajiban untuk prokes dan melakukan swab," ungkapnya.
Para siswa juga menjadi sukarelawan di rumah sakit dan klinik. Mereka membantu petugas vaksinasi untuk proses vaksinasi karena banyak rumah sakit dan klinik kesehatan yang kekuranga tenaga kesehatan.
Baca Juga: Gercep Bantu Warga saat Ban Bocor, Aksi Cepat Jalanan Jogja Tuai Pujian
"Kami menerjunkan 80 anak untuk klinik, rumah sakit dan apotik untuk ikut program vaksinasi," jelasnya.
Nuri menambahkan, sekolah juga mengembangkan berbagai produk kesehata. Diantaranya handsanitiser, produk jamu-jamuan hingga makanan sehat.
"Produk-produk ini juga dipasarkan di masyarakat," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Tag
Berita Terkait
-
Mutasi Varian Omicron Sangat Cepat, WHO Berikan Saran Vaksin Booster yang Harus Diberikan
-
Cegah Penularan Varian Omicron, Apakah Masker Kain Efektif Lindungi Diri?
-
Omicron, Pengusaha Mal Minta Pemerintah Beri Masyarakat Vaksin Booster
-
Ogah Omicron Masuk, Akses Masuk ke Kota Bandung Diperketat Jelang Libur Nataru
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Rusunawa Gunungkidul Sepi Peminat? Ini Alasan Pemkab Tunda Pembangunan Baru
-
Kominfo Bantul Pasrah Tunggu Arahan Bupati: Efisiensi Anggaran 2026 Hantui Program Kerja?
-
Miris, Siswa SMP di Kulon Progo Kecanduan Judi Online, Sampai Nekat Pinjam NIK Bibi untuk Pinjol
-
Yogyakarta Berhasil Tekan Stunting Drastis, Rahasianya Ada di Pencegahan Dini
-
Tangisan Subuh di Ngemplak: Warga Temukan Bayi Ditinggalkan di Kardus