Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Jum'at, 24 Desember 2021 | 16:41 WIB
Event "Pelepasan Ekspor Akhir Tahun 2021" yang digelar di pabrik Dekor Asia yang terletak di Wukirsari, Imogiri, Bantul pada Kamis (23/12/2021). (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Kementerian Perdagangan melakukan pelepasan ekspor senilai Rp35,03 triliun atau setara US$ 2,44 miliar. Pelepasan dilakukan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi secara daring di pabrik Dekor Asia yang terletak di Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul pada Kamis (23/12/2021).

Terdapat tujuh perusahaan dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang ikut serta dalam pelepasan tersebut. Ekspor ini bertajuk "Pelepasan Ekspor Akhir Tahun  2021" yang diikuti 278 eksportir dari 62 kabupaten/kota di 26 provinsi.

Lutfi menegaskan bahwa ekonomi nasional mulai pulih. Sehingga momentum ini harus terus dijaga secara serius agar perekonomian Indonesia bisa lebih cepat bangkit dan tumbuh.

Kata dia, pelepasan ekspor ini merupakan kolaborasi dan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para pelaku  usaha guna mendorong pemulihan ekonomi nasional, serta meningkatkan kinerja ekspor nasional.

Baca Juga: Menteri Perdagangan Beberkan Alasan Harga Minyak Goreng Naik

"Saya berharap pelepasan ekspor ini dapat memotivasi kalangan dunia usaha  untuk terus mempertahankan  dan  memperluas pasar ekspornya,” papar dia.

Dia menjelaskan, secara kumulatif kinerja ekspor Indonesia pada Januari-November 2021 mencapai  US$209,16 miliar atau naik 42,62 persen dibanding periode yang sama tahun 2020. Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia pada November 2021 mengalami surplus US$3,51 miliar yang sekaligus melanjutkan tren surplus secara beruntun sejak Mei 2020 dan tercatat sebagai nilai ekspor bulanan tertinggi sepanjang sejarah.

"Produk ekspor nonmigas dari Indonesia yang menerima permintaan tertinggi di pasar dunia meliputi lemak dan minyak hewan/nabati, bahan  bakar  mineral, besi dan  baja, mesin dan perlengkapan elektrik beserta bagiannya, serta karet dan  produk  karet."

"Sedangkan lima negara yang menjadi pasar tujuan ekspor terbesar adalah Tiongkok (US$ 46 miliar); Amerika Serikat (US$ 23,13 miliar), Jepang (US$ 15,18 miliar), India (US$ 11,87 miliar) dan Malaysia (US$ 9,66 miliar)," katanya.

Di lokasi acara, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) di Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Kasan menyampaikan acara ini dilakukan untuk memberikan penghargaan kepada para eksportir dan pemerintah daerah yang terus berupaya melakukan ekspor di masa pandemi Covid-19.Selain itu, ajang ini juga bisa jadi ajang komunikasi antara pemerintah pusat, daerah, eksportir, juga dari kalangan Bea dan Cukai.

Baca Juga: Akibat Aksi Suroto, Presiden Jokowi Panggil Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan

"Sebab, tahun depan kita akan menghadapi tantangan yang berbeda lagi," ujarnya.

Kasan juga merasa bangga dengan para eksportir, termasuk eksportir dari DIY.  Meski sedang dihadapkan pada situasi pagebluk, mereka tetap bisa menjalankan bisnis, bahkan order dari luar legeri mengalami peningkatan.

"Saya mewakili Pak Mendag mengucapkan rasa bangga," katanya.

Direktur PT. Dekor Asia Jayakarya, Bambang Wijaya menyebut pihaknya mengalami beberapa tantangan dalam melakukan ekspor di saat pandemi Covid-19. Salah satunya adalah biaya yang membengkak, terutama biaya pengiriman menggunakan kapal laut.

Namun demikian, dia menolak kalah dengan keadaan, ia memilih pengiriman via udara dengan negara tujuan ekspor yang lebih dekat dari Indonesia.

"Kalau dulu kami fokus di Eropa dan Amerika, sekarang ini kami ke Asia dan Australia saja, tapi permintaan tetap saja ada," tutur Bambang.

Load More