SuaraJogja.id - Kasi Humas Polres Kulon Progo, Iptu I Nengah Jeffy menuturkan telah memeriksa sejumlah saksi terkait dengan dugaan kasus pelecehan seksual yang terjadi di salah satu pondok pesantren (ponpes) yang ada di wilayah Sentolo, Kulon Progo.
Sejauh ini setidaknya sudah ada tiga saksi yang menjalani proses pemeriksaan mengenai kasus tersebut.
"Kami sudah melakukan penyidikan termasuk pemeriksaan para saksi. Sampai saat ini kami telah memeriksa 3 saksi. Salah satunya ibu korban, Bhabinkamtibmas sendiri dan dari korban," ujar Jeffry kepada awak media, Selasa (28/12/2021).
Jeffry menjelaskan kasus terkait dugaan pelecehan seksual di ponpes itu pertama kali dilaporkan ke Polsek Sentolo. Kemudian kasus tersebut langsung dilimpahkan ke Polres Kulon Progo untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Ya kami membenarkan memang kami mendapatkan laporan yang dilaporkan di Polsek Sentolo terkait pencabulan yang terjadi di salah satu pondok pesantren di wilayah Kulon Progo. Sekarang kasus tersebut ditangani Polres Kulon Progo," ungkapnya.
Saat ini, kata Jeffry, terlapor sendiri belum dilakukan pemanggilan oleh kepolisian. Pihaknya masih akan melengkapi sejumlah pemeriksaan dan penyelidikan terlebih dulu.
"Memang kita belum memanggil (terlapor), pastinya nanti kita panggil setelah pemeriksaan dan setelah penyelidikan memenuhi persyaratan," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan seorang pengasuh pondok pesantren (ponpes) di wilayah Sentolo, Kulon Progo dilaporkan ke polisi atas dugaan tindak pelecehan seksual kepada salah satu santrinya. Saat ini kasus tersebut dalam proses penanganan lebih lanjut oleh Polres Kulon Progo.
Adalah ayah korban, MDZ yang langsung melaporkan dugaan pelecehan seksual ini ke polisi tepatnya Polsek Sentolo. Ia bertekad untuk mencari keadilan bagi anaknya yang menjadi korban atas dugaan tindak pelecehan tersebut.
Baca Juga: Rumah Petani di Kulon Progo Dibobol Maling, Uang Tunai Rp27 Juta Raib
“Kami ke sini sebagai orang tua untuk mencari keadilan. Ada asas praduga bahwa anak saya dilecehkan oleh Pak Kyai-nya,” kata MDZ kepada awak media, Senin (27/12/2021).
Disebutkan MDZ, anaknya yang berinisial AS (15) itu sudah berada di ponpes tersebut sejak satu tahun lalu. Berdasarkan pengakuan korban, dirinya sering dihubungi oleh terduga pelaku berinisial S yang diketahui sebagai kyai pengasuh di ponpes itu.
Namun MDZ menuturkan tidak mengetahui secara pasti sejak kapan tindakan bejat itu dilakukan oleh terlapor. Namun dari pengakuan anaknya, aksi tersebut dilakukan lebih dari sekali.
"Saya belum tahu aksi ini dilakukan sejak kapan, tapi yang pasti anak saya bilang sudah beberapa kali," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
Kevin Diks Menggila di Borussia-Park, Cetak Gol Bantu Gladbach Hajar Valencia 2-0
-
Calvin Verdonk Tergusur dari Posisi Wingback saat NEC Hajar Blackburn
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
Terkini
-
Amnesti Prabowo di Jogja: Langkah Strategis atau Pembebasan Kontroversial Mirip Kasus Hasto?
-
KUR BRI Bantu Pengusaha Pakan Ternak Ponorogo Tingkatkan Kapasitas Produksi
-
Analisis Tajam Sabrang Letto: Kasus Tom Lembong Jadi Pertaruhan: Wasit Tak Adil!
-
Target PAD Pariwisata Bantul Terlalu Ambisius? Ini Strategi Dinas untuk Mengejarnya
-
Marak Pembangunan Abaikan Lingkungan, Lanskap Ekosistem DIY Kian Terancam