SuaraJogja.id - Sebuah destinasi wisata di Gunungkidul, Teraskaca baru saja memperkenalkan wahana anyar mereka, Ngopi in The Sky. Wahana yang menawarkan sebuah pengalaman baru dalam menyesap kopi dari atas ketinggian 30 meter di atas tanah itupun viral di media sosial.
Dikutip dari akun Twitter @upil_jarann, wujud wahana Ngopi in the Sky berupa minibar (ruang kopi kecil) terdiri dari sebuah meja panjang yang dipasang berbentuk kotak mirip dengan ruang pertemuan terpasang kuat. Kemudian kursi-kursi dipasang mengelilingi meja tersebut kemudian di tengahnya ada dua bartender dengan satu pemandu.
Minibar tersebut lantas ditarik menggunakan crane berjenis telescope crane. Perlahan-lahan minibar tersebut ditarik ke atas mulai dari ketinggian 15 meter, 21 meter hingga maksimal bisa 30 meter. Di atas itulah, bartender mulai menyajikan kopi ke pengunjung.
Belakangan wahana anyar di kawasan Gunungkidul itupun mendapat sorotan publik. Salah seorang insinyur yang merupakan spesialis dalam perencanaan konstruksi Tri Aditha Nugraha bahkan membuat ulasan menguliti wahana yang tengah viral dibicarakan tersebut lewat akun Twitternya.
Baca Juga: Viral Anjing Punya Rambut Pirang Berkilau Seperti Pakai Wig, Jadi Sorotan Warganet
"[THREAD] Lifting Plan Yuk, kita bahas dari sisi Engineering dan HSE. Kira-kira ada resiko dan bahaya apa aja yah yang ada ketika proses pengangkatan? Dalam dunia konstruksi ada istilah Lifting Plan yang merupakan suatu prosedur sistematis dalam pengangkatan material / personel dengan melakukan perencanaan dan pengawasan. Hal ini dilakukan sebagai tindakan pecegahan risiko kecelakaan," buka threadnya.
"Ketika dalam proses pengangkatan, ada beberapa yang harus dipertimbangkan: 1) Potensi bahaya di sekitar area pengangkatan, Apakah area pengangkatan terdapat kendala dekat sumber listrik, halangan struktur dsb? Apakah tanah pijakan alat berat cukup untuk menahan beban? 2) Potensi Resiko terhadap keselamatan orang, Apakah ada personel/orang yang ikut dalam pengangkatan? Apakah pada proses pengangkatan melewati area publik ? 3) Resiko terhadap pada beban itu sendiri. Kemungkinan beban berpotensi tidak stabil karena adanya gaya dinamis ? Bentuk dan ukuran dari beban yang menimbulkan resiko lain? 4) Resiko lingkungan yang mempengaruhi pengangkatan. Angin , hujan dan salju yang mempengaruhi lifting? Suhu yang mempengaruhi handling beban ? Apakah pengangkatan dilakukan waktu siang dan malam?" tulisnya.
"Jauh sebelum verifikasi detail di engineering untuk men-support Lifting Plan, nah hal-hal diatas baru tahapan awal yang harus dijawab ketika melakukan proses Lifting. Ketika mempersiapkan Detail Lift Plan, kita harus menyediakan Drawing Package yang terdiri dari :-Instruksi dari alat berat yg sesuai diperlukan, Instruksi jalur pengangkatan beban, untuk mengetahui jangkauan (boom), beban (load), dan swing clearance (jarak bersih ayunan). Selanjutnya adalah Analisa Pembebanan saat Proses Lifting. Kalkulasi pusat massa (Center of gravitiy), dan identifikasi faktor pergeseran-nya, Identifikasi titik angkat (lift point), Verifikasi pembebanan di alat berat tidak melebihi kapasitas tanah. Khususnya ketika menyangkut Critical Lift Plan termasuk pengecekan sertifikasi dari alat berat crane dan rigging equipment," lanjutnya.
"Risiko potensi Crane Tipping (terguling) karena: Beban beratnya melebihi kapasitas, Derajat lengan angkut terlalu landai tidak sesuai studi, Tumpuan tanah pada tidak bisa menahan berat. Risiko Sling Rope (Tali Temali) dan Hook (Kaitan) putus atau lepas karena Kapasitas tali tidak cukup menahan beban, Konsentrasi beban pada tali tidak merata, Akibat beban dinamis dan angin/hujan kualitas sling rope tidak di cek. Untuk Hook kurang lebih sama soal kapasitas kekuatan dan juga sering karena pemasangan tidak benar. Sling ama hook itu wajib loh di inspeksi," tukasnya.
Sementara itu banyak di antara netizen lain yang turut menyoroti dan mempertanyakan perihal keselamatan wahana tersebut.
Baca Juga: Viral Bocah Cewek Melayang Dilakban di Tembok, Ekspresinya Banjir Sorotan
"Serius ini pake crane???"Dari segi safety aja sudah melanggar ini, yang bisa digunakan untuk mengangkut orang adalah personnel basket. Ini mengunakan sling yg mana harus setiap minggu diinspeksi. Dalam pengunaan alat berat dalam project konstruksi, mining, oil&gas. Sudah jarang digunakan crane untuk mengangkat manusia, kecuali itu urgent dan harus bener-bener dilihat aspek safety dan manfaatnya oleh safety officer," kata m4*****.
"Nyawa cuma 1, saran saya ngga usah naik yg beginian, sertifikasi crane nya gimana tuh, peruntukannya jg bukan utk ngangkat manusia, aduh mules liatnya @ Di industri, bekerja di ketinggian perlu sertifikasi, pelatihan, semua alat hrs diinspeksi. Sog mantan org HSE, liat aj udah lemes," kata al******
Tanggapan Dinpar Gunungkidul
Terkait viralnya wahana Ngopi in The Sky tersebut, Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Hary Sukmono menandaskan untuk sebuah wahana, nyawa adalah urusan nomor satu. Pihaknya akan melakukan inspeksi ke Teraskaca guna memastikan keamanan peralatan yang digunakan.
"Kita tandaskan jika nyawa harus diutamakan. Kita akan inspeksi itu, soal izin alat itu bukan ranah kami," tandas Hary.
Pertama di Indonesia
Terpisah, pengelola Destinasi wisata Teraskaca, Nur Satyo mengungkapkan wahana Ngopi in The Sky ini adalah satu-satunya yang ada di Indonesia. Dan sepanjang pengetahuannya, baru ada 5 tempat di dunia yang menawarkan sensasi serupa. Dengan demikian, wahana baru Ngopi in The Sky ini memang benar-benar baru.
"Ini pertama kali di Indonesia. Belum ada di tempat lain, dan kita wajib bangga karena pertama kali ada ya di Gunungkidul,"ungkap dia, Minggu (2/1/2022) saat launching wahana ini.
Sekali berangkat, Ngopi in The Sky ini menawarkan paket untuk maksimal 20 orang. Namun tidak ada kata minimal karena walaupun 2 orang, pengelola tetap akan melayaninya. Wahana ini diharapkan mampu menambah daya tarik Gunungkidul sebagai destinasi wisata kenamaan di tanah air bahkan dunia.
Untuk urusan safety, pengelola menjaminnya. Untuk kursi tempat duduk pengunjung sudah mengadopsi teknologi rally mobil standar internasional. Di mana ada bagian tubuh yang menjadi fokus pengamananan.
"Kalau sling cranenya kami jamin aman dan tidak akan putus serta tidak karatan. Kalau karatan kita langsung ganti dengan yang baru," katanya.
Karena menawarkan paket minum di atas ketinggian maka syarat utama pengunjung yang diperkenankan adalah yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Dan karena wahana memacu adrenalin maka pengunjung dipastikan mendapat perlindungan asuransi.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Nissa Sabyan dan Ayus Menikah dengan Mahar 200 Ribu, Video Lawas 'Gelay' Viral Lagi
-
Berhubungan Erat di Masa Lalu, Ini Bukti Kedekatan Anies dan Pramono Anung
-
Rumah Rp 25 Juta Ini Menarik Perhatian Joko Anwar, Siap Berantem Sama Netizen
-
Viral Pengasuh Anak Diduga Lakukan Tindakan Asusila, Cium dan Susui Anak Majikan Tanpa lzin
-
Tanggapi Ucapan Seksis Ridwan Kamil Soal Janda, Susi Pudjiastuti: Saya Happy-happy Aja
Tag
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Logistik Pilkada Sleman sudah Siap, Distribusi Aman Antisipasi Hujan Ekstrem
-
Seharga Rp7,4 Miliar, Dua Bus Listrik Trans Jogja Siap Beroperasi, Intip Penampakannya
-
Skandal Kredit Fiktif BRI Rp3,4 Miliar Berlanjut, Mantri di Patuk Gunungkidul Mulai Diperiksa
-
Pakar Ekonomi UMY Minta Pemerintah Kaji Ulang Terkait Rencana Kenaikan PPN 12 %
-
DIY Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana hingga 2 Januari 2025