Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 05 Januari 2022 | 08:49 WIB
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi memberi keterangan pada wartawan usai meninjau Posko Gumaton, Jumat (24/12/2021). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Pemkot Yogyakarta membuka pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Jogja secara bertahap. Tidak semua jenjang pendidikan dilakukan PTM 100 persen, sebab Pemkot tidak ingin terjadi penyebaran Covid-19 di lingkup sekolah yang tak terkendali.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menjelaskan saat ini pihaknya telah membatasi kegiatan belajar mengajar di tiap sekolah yang sudah menerapkan PTM.

"Kegiatan PTM secara total (100 persen), kita lakukan bertahap. Sembari menyesuaikan vaksinasi anak usia 6-11 tahun," kata Heroe kepada wartawan, Selasa (4/1/2022).

Ia menjelaskan saat ini pemkot membatasi kapasitas sekolah sebanyak 70 persen siswa. Dimana sebelumnya diberlakukan hanya 50 persen.

Baca Juga: 9 Tempat Wisata di Jogja Paling Terkenal dan Punya Segudang Spot Instagramable

"Ya nanti kami lihat kondisi ke depan, sebelumnya kan  50 persen dan diuji coba. Saat ini 70 persen hitungannya juga uji coba," kata dia.

Bukan tanpa alasan Pemkot Yogyakarta tak menerapkan PTM 100 persen pada tahun ajaran baru ini. Pasalnya, setiap sekolah diminta untuk mengevaluasi kekurangannya agar lebih siap ketika melakukan PTM 100 persen.

"Nanti sekolah-sekolah mengevaluasi. Nah ketika sekolah sudah tercukupi fasilitasnya, guru sudah terbiasa mengorganisir sisanya yang banyak, nanti kita buka dengan 100 persen," ujar dia.

Pemberlakuan PTM 70 persen, dilakukan pada jenjang yang sisanya sudah selesai divaksin, yakni SMP. Sementara TK dan SD hanya anak yang sudah divaksin yang boleh datang ke sekolah.

"Makannya kami percepat vaksinasi anak itu. Jika nanti sudah banyak divaksin, kita juga bertahap melakukan PTM," terang Heroe.

Baca Juga: Jefri Nichol Sebut Baru 3 Hari di Jogja Udah Dibaptis, Netizen Bingung Maksud Kicauannya

Pembelajaran diberi durasi selama enam jam. Selain itu siswa yang tidak belajar di kelas, mengikuti secara daring.

"Ya durasinya enam jam, kalau waktu untuk istirahat masih kami uji coba. Yang jelas kami harus antisipasi ketika diberlakukan PTM 100 persen, potensi penularan itu minim," harapnya.

Load More