SuaraJogja.id - Kenaikan harga cukai rokok dirasa memberatkan bagi perokok aktif. Terlebih merokok sudah jadi bagian dari kebiasaan masyarakat Indonesia di saat senggang atau luang.
Wawan Riyanto (36) asal Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo sudah menjadi perokok aktif sekitar 20 tahun. Diakuinya bahwa naiknya harga rokok sangat memberatkan.
"Harga rokok semakin mahal, sekarang untuk satu bungkus harganya bisa lebih dari Rp18.000. Apalagi dengan UMR di Jogja ini," kata Wawan kepada SuaraJogja.id, Rabu (1/5/2022).
Dalam satu hari paling tidak ia bisa menghabiskan satu bungkus rokok. Guna lebih menghemat pengeluaran untuk beli rokok, dia sempat membeli beberapa rokok yang kurang terkenal.
"Ya pernah coba rokok yang tidak bermerek karena harganya jauh lebih murah. Satu bungkusnya ada yang Rp12.000 atau Rp13.000," ungkapnya.
Namun demikian, saat mengisap rokok yang tidak bermerek ada yang berbeda, terutama soal rasa. Jika rokok bermerek saat dihisap, tembakaunya tidak terasa begitu kuat.
"Tentunya lebih enak rokok yang bermerek, ketika dihisap rasa tembakaunya. Kalau yang enggak bermerek terasa nyegrak di tenggorokan," katanya.
Setelah mencoba rokok tidak bermerek, dia beralih mencoba untuk membeli tembakau seberat satu ons. Dengan membeli tembakau, artinya dia melinting rokok sendiri atau dikenal dengan sebutan tingwe, kependekan dari "lintingan dewe".
"Satu ons tembakau saya beli di warung harganya Rp30.000 ribu. Ini bisa dipakai selama satu beli, kalau dibandingkan rokok seperti Djarum Super isi 12 batang Rp20.000 sehari sudah habis," ujarnya.
Baca Juga: Kenaikan Cukai Rokok Berpotensi Kurangi Perokok di Indonesia
Dengan begitu, ia bisa menenkan pengeluarannya untuk beli rokok Rp20.000 per hari. Kendati demikian, ia hanya beralih ke tingwe selama satu bulan saja.
"Cuma bertahan satu bulan saja pakai tingwe. Setelah itu ya beli rokok yang harganya Rp15.000-20.000," terangnya.
Perokok lainnya asal Minggiran, Kota Jogja, Agus menyebut bahwa merokok tingwe terasa lebih fresh. Sebab, murni hanya tembakau dan tidak ada campuran lainnya.
"Saya suka tingwe karena masih murni, belum tercampur apa-apa. Jadi ketika dihisap lebih fresh saja," ujarnya.
Ia mengaku sudah beralih ke tingwe selama dua tahun terakhir. Terlebih, tembakau memiliki banyak varian yang berasal dari daerah lain dan ada varian rasa.
"Saya biasanya beli tembakau yang madura medium. Rasanya khas saja," katanya.
Berita Terkait
-
Kenaikan Cukai Rokok Berpotensi Kurangi Perokok di Indonesia
-
Berapa Harga Rokok 2022 yang Resmi Naik per 1 Januari?
-
JPU: Nama-nama Pejabat Penerima Uang Korupsi Bea Cukai Rokok di Bintan
-
Ini Daftar Harga Jual Eceran Rokok 2022, Capai Rp 2 Ribuan Per Batang!
-
Daftar Harga Rokok 2022 Naik, Perokok Siap-siap Kantong Bisa Jebol!
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
ARTJOG 2026 Siap Guncang Yogyakarta, Usung Tema 'Generatio' untuk Seniman Muda
-
Komdigi Tegaskan Pembatasan Game Online Destruktif, Gandeng Kampus dan Industri Optimasi AI
-
Anak Kos Jogja Merapat! Saldo DANA Kaget Rp 299 Ribu Siap Bikin Akhir Bulan Aman, Sikat 4 Link Ini!
-
Kabel Semrawut Bikin Jengkel, Pemkab Sleman Ancam Stop Izin Tiang Baru dari Provider
-
Geger! Rusa Timor Berkeliaran di Sleman, Warga Panik Cari Pemilik Satwa Liar yang Lepas