SuaraJogja.id - Tidak seperti pagi sebelumnya, seorang anak laki-laki 19 tahun tampak lebih sibuk. Beberapa buku, alat tulis dimasukkan ke dalam tas yang telah disediakan di meja belajarnya. Setelah selesai berkemas, anak yang tinggal di Jalan Lowanu, Sorosutan, Kemantren Umbulharjo itu berangkat ke sekolah untuk memulai pembelajaran tatap muka (PTM) yang sudah ia idam-idamkan.
Diantar oleh sang ayah dengan motornya, laki-laki bernama Valent Zalfaaiz Islama ini turun dan masuk ke gerbang sekolah. Seorang petugas jaga lalu memeriksa suhunya dan diperkenankan masuk karena tidak melebihi batas suhu 37,5 derajat.
Memang terasa sedikit canggung baginya ketika masuk ke dalam kelas di awal tahun pembelajaran ini. Pasalnya, nyaris dua tahun, pemuda yang memiliki hobi fotografi itu tidak pernah merasakan suasana belajar di kelas.
"Awalnya memang canggung ya, karena sudah sangat lama kita tidak belajar di kelas. Memang saya juga aktif di organisasi sekolah yang beberapa hari kemarin sudah berada di sini, tapi untuk KBM mungkin butuh penyesuaian," jelas Valent ditemui SuaraJogja.id saat peninjauan PTM ke sekolah MTs Negeri 1 Yogyakarta oleh Kepala Disdikpora di Kelurahan Giwangan, Umbulharjo, Kota Jogja, Kamis (6/1/2022).
Dua tahun belajar secara daring, terlalu banyak distraksi yang ia temukan. Mulai kehabisan kuota internet, hingga jaringan internet handphone miliknya yang lambat.
"Bahkan suatu hari ada materi pada pagi hari sekitar 2 jam. Setelah itu istirahat dan dilanjut sekitar sore. Tapi saat login ke zoom, gagal terus. Baru dicek kuotanya sudah habis," ujar dia.
Tidak hanya kendala internet. Materi yang diberikan melalui daring, tak jarang terpotong dan kurang dipahami oleh siswa. Valent menganggap dengan PTM yang telah diizinkan Pemerintah Pusat dan Pemkot Yogyakarta materi yang disampaikan guru lebih mudah dipahami.
"Saya kira dengan PTM atau tatap muka langsung bisa lebih paham. Itu yang saya rasakan juga saat belajar tatap muka dilakukan," kata laki-laki yang duduk di kelas 9 itu.
Valent sudah divaksin dua kali, kekhawatiran untuk berada dalam satu ruangan kelas tak membuatnya begitu takut. Ia meyakini jika telah divaksin ditambah dengan penggunaan masker yang disiplin, bisa menghindari penularan.
Baca Juga: Disiplin Protokol Kesehatan, Guru dan Orangtua Wajib Jadi Satgas 3M
"Tidak begitu takut ya sekarang. Meski kita berkumpul di satu kelas juga telah diberi jarak. Masing-masing siswa disediakan kursi sendiri," terang dia.
Dirinya juga sedikit menyayangkan dengan durasi untuk bertemu teman-temannya di sekolah. Pemerintah hanya memberi waktu 6 jam dan seluruh aktivitas digunakan untuk penyampaian materi.
Valent, yang suka berdiskusi, tidak memiliki kesempatan itu. Saat jam istirahat, siswa hanya boleh makan ditempat dengan membawa bekal sendiri.
"Ya kalau mau ngobrol sama teman-teman tidak bisa maksimal. Saat istirahat biasanya ada petugas yang berkeliling juga. Di samping itu saat jam pulang sekolah harus langsung pulang karena sudah dijemput orang tua," keluhnya.
Ia berharap penyebaran Covid-19 bisa berkurang drastis. Pasalnya meski telah diberlakukan PTM, dirinya tidak menikmati masa-masa sekolah seperti sebelum munculnya virus tersebut.
Terpisah, Kepala Sekolah MTs Negeri 1 Kota Yogyakarta Muhammad Iryadi mengungkapkan pengetatan protokol kesehatan terus dilakukan. Sejak mulai diuji coba pada 3 Januari 2022 lalu, belum ada anak yang terkonfirmasi Covid-19.
Berita Terkait
-
Disiplin Protokol Kesehatan, Guru dan Orangtua Wajib Jadi Satgas 3M
-
PTM Berjalan 3 Hari, Pendapatan Pedagang Seragam di Jogja Meningkat Pesat
-
Peneliti: Pelaksanaan PTM 100 Persen Berisiko Tingkatkan Penyebaran Covid-19
-
Pantau PTM di Sumba Timur, Moeldoko: Saya Paham Bapak Ibu Guru Resah Status Kepegawaiannya
-
Gibran Tak Buru-buru Terapkan PTM 100 Persen: Keselamatan Siswa Kita Utamakan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Latih Ratusan KTB, Pemkot Yogyakarta Siap Perkuat Ketahanan Masyarakat Hadapi Bencana
-
DMFI Geram, Perdagangan Daging Anjing Kembali Marak di Yogyakarta, Perda Mandek?
-
Pasar Godean Modern Dibuka! Bupati Minta Pedagang Lakukan Ini Agar Tak Sepi Pengunjung
-
Anak Muda Ogah Politik? Ini Alasan Mengejutkan yang Diungkap Anggota DPR
-
Saemen Fest 2025 Hadir Lagi, Suguhkan Kolaborasi Epik Antara Musisi Legendaris dan Band Milenial