Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Sabtu, 08 Januari 2022 | 16:32 WIB
Mobil polisi terbakar saat aksi protes menentang kenaikan harga LPG, menyusul keputusan otoritas Kazakh untuk mencabut batas harga pada bahan bakar gas cair, di Almaty, Kazakhstan, Selasa (4/1/2022). [Dok.Antara]

SuaraJogja.id - Pihak berwenang di Kazakhstan telah menahan Karim Massimov, mantan kepala Komite Keamanan Nasional (NSC), atas dugaan melakukan pengkhianatan, kata komite tersebut, Sabtu (8/1).

Massimov dipecat pekan ini ketika aksi protes merebak di negara Asia Tengah itu.

Dia ditahan bersama sejumlah pejabat lain, kata NSC lewat sebuah pernyataan.

Pernyataan itu tidak menyebut nama-nama pejabat lain tersebut atau menjelaskan lebih lengkap.

Baca Juga: Fadjroel Rachman Pastikan Kondisi 141 WNI di Kazakhstan dan 3 di Tazikistan Sehat dan Aman

Reuters belum bisa menghubungi Massimov.

Puluhan orang tewas dan gedung-gedung publik di Kazakhstan digeledah dan dibakar dalam serangkaian kekerasan terburuk yang dialami negara bekas Uni Soviet itu selama 30 tahun kemerdekaannya.

Dalam aksi kekerasan yang berlangsung beberapa hari itu, pasukan keamanan tampaknya telah mengambil alih jalan-jalan di kota utama Kazakhstan pada Jumat.

Presiden Kassym-Jomart Tokayev yang didukung Rusia mengatakan dia telah memerintahkan tentara untuk menembak mati perusuh guna memadamkan pemberontakan di seluruh negeri.

Atas undangan Tokayev, aliansi militer pimpinan Rusia telah dikerahkan di saat ketegangan hubungan Timur-Barat meningkat.

Baca Juga: State of Emergency Kazakhstan, Kedubes Minta WNI Tak Ikut Aksi Massa

Rusia dan Amerika Serikat tengah bersiap menggelar pembicaraan tentang krisis Ukraina pekan depan.

Massimov dikenal luas sebagai sekutu dekat mantan presiden Nursultan Nazarbayev. Dia telah dua kali menjadi perdana menteri dan pernah ditugaskan sebagai kepala sekretariat presiden di bawah Nazarbayev.

Nazarbayev, 81 tahun, merupakan penguasa paling lama di negara pecahan Soviet itu sebelum menyerahkan jabatan presiden kepada Tokayev pada 2019.

Keluarga Nazarbayev diyakini masih memiliki pengaruh di Nur-Sultan, ibu kota negara yang dibangun khusus untuk menyandang namanya.

Load More