Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 12 Januari 2022 | 16:01 WIB
Momen saat Gus Dur tidur di tengah sidang pleno DPR. [mutiara.sholawat2 / Instagram]

SuaraJogja.id - Sebuah video yang memperlihatkan momen ketika Gus Dur tertidur di tengah sidang pleno DPR kembali viral di media sosial.

Dikutip dari akun @mutiara.sholawat2 terlihat Gus Dur yang merupakan Presiden Indonesia ketiga terlihat bersandar pada kursi berwarna gelap. Tak berapa lama, Yenny Wahid terlihat bergegas menghampiri sosok cendekiawan muslim tersebut yang tampak tidur di kursinya saat sidang pleno DPR berlangsung.

Yenny yang mengenakan kerudung putih tampak mendekat dan membangunkan Gus Dur.

Momen Gus Dur dan misteri yang melingkupi tidurnya itu pernah didedahkan oleh sahabatnya Gus Mus.

Baca Juga: Mengenal Abdurrahman Wahid Lewat Buku Gus Dur, Jejak Bijak Sang Guru Bangsa

Dikutip dari nu.co.id, meskipun dalam kondisi tertidur ketika diskusi, rapat, musyawarah, dan lain-lain, Gus Dur justru mampu menanggapi dengan tangkas dan cerdas pembicaraan di forum.

Persis seperti orang yang terjaga padahal dirinya terlelap ketika forum berlangsung.

Awalnya, tidak sedikit orang-orang yang tak menyukai perilaku Gus Dur tersebut karena dianggap kurang sopan dan tidak etis.

Namun, justru ketika Gus Dur mampu menanggapi musyawarah dengan brilian setelah terlelap, orang-orang tersebut berbalik kagum, hormat, dan menyukai Gus Dur.

Tidur Gus Dur ini terjadi bukan di forum biasa. Putra sulung KH Wahid Hasyim ini pernah terlelap di pertemuan internasional dengan pemimpin tertinggi Iran, sidang paripurna, rapat pleno di DPR, dan forum-forum besar lainnya.

Baca Juga: GP Ansor: Cuitan Ferdinand Hutahaean Allahmu Lemah Tidak Sama dengan Kalimat Gus Dur!

KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) yang merupakan sahabat karib Gus Dur mengungkapkan misteri tidur Gus Dur yang kerap memahami pembicaraan orang-orang di forum meskipun dirinya terlelap.

Cerita ini ia dapatkan langsung dari Gus Dur ketika orang-orang ramai membicarakan tidurnya. Saat orang-orang terkesima, Gus Mus justru menanggapinya biasa-biasa saja, tidak ada yang aneh, tidak ada juga yang tak masuk akal perihal misteri tidur Gus Dur ini.

Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang ini mengungkapkan bahwa kecerdasan Gus Dur justru terletak pada kesiapan dirinya menghadapi forum-forum besar.

"Tak ada yang aneh jika Gus Dur bisa seperti itu. Tak ada yang tak masuk akal. Gus Dur punya siasat dan bisa dipahami. Manakala menerima undangan untuk diskusi, seminar, simposium, dialog, atau konferensi, dan sejenisnya, Gus Dur lebih dulu mencari tahu siapa saja pembicaranya. Lalu Gus Dur mempelajari pikiran-pikirannya, perspektifnya, dan gagasan-gagasan yang pernah disampaikannya, baik dalam karya-karya tulisnya maupun ceramah-ceramahnya. Nah, dari membaca semua itu, Gus Dur menangkap apa yang akan dibicarakan dan disampaikan para pembicara atau narasumber itu kelak," terang Gus Mus menirukan Gus Dur: “Paling-paling tak jauh dari itu juga.” (KH Husein Muhammad, Gus Dur dalam Obrolan Gus Mus, 2015).

Fenomena Gus Dur ini dalam perspektif ilmu sastra dan retorika ada teori bernama bara’ah al-istihlal. Dalam tradisi keilmuan pesantren, teori ini terdapat dalam kitab Al-Jauhar al-Maknun, tentang balaghah, sastra Arab.

Inti teori ini menurut KH Husein Muhammad dalam bukunya Sang Zahid: Mengarungi Sufisme Gus Dur (2012) ialah pembicara biasanya akan mewakili pikirannya dengan mengungkap substansi yang akan diurainya kemudian.

Load More