Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 13 Januari 2022 | 18:27 WIB
Peluncuran dua produk digital Gamatechno, Workspace dan Sidig di D'Kaliurang Resort & Convention, Kaliurang, Sleman, Kamis (13/1/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

Sidig sendiri adalah plafrom yang dapat dimanfaatkan untuk hal yang berkaitan dengan garansi produk bagi produsen. Tujuannya untuk bisa lebih mengoptimalkan layanan after sales kepada customer mereka.

"Biasanya hampir semua, rata-rata itu hilang yang namanya kartu garansi. Sehingga konsumen itu sebenarnya tidak dapat memanfaatkan fasilitas yang semestinya dia dapatkan pada saat dia membeli barang," tuturnya.

Belum lagi, ditambahkan Adit, masih banyak barang atau produk yang mengharuskan mengisi garansi itu secara manual. Dengan tanpa customer tahu feedback dari data-data itu sampai kemana. 

"Sehingga rasanya produsen pun tidak mendapatkan profil siapa pembelinya dengan valid atau tidak lengkap. Kita melihat di situ ada celah, peluang yang bisa kita isi dengan sebuah solusi. Nah kita bikin Sidig itu garansi digital gitu. Tapi memang nanti fungsinya lebih luas. Solusi ini akan menjembatani dan kita akan menjadi agregator," jelasnya.

Baca Juga: Tips Diet Aman dan Sehat dari Ahli Gizi UGM, Ini yang Harus Diperhatikan

Ia mencontohkan Sidig laiknya satu aplikasi penyedia jasa pembelian makanan. Sehingga dalam praktiknya nanti akan ada banyak produk hanya dalam satu plafrom saja sehingga manufaktur pun tidak perlu membuat sendiri aplikasinya.

"Value yang akan kita angkat dari sisi manufaktur adalah fungsi Sidig ini bisa menjadi palfrom yang menjadikan mereka bisa memberikan layanan yang lebih baik kepada customer. Karena kalau dikonteks Sidig ini kan after sales service," tandasnya.

Diusia Gamatechno yang sudah menginjak 17 tahun, Adit berharap tetap bisa eksis dan terus berinovasi di masa mendatang. Di samping juga berupaya mendorong industri untuk segera melakukan akselerasi implementasi teknologi informasi untuk menghadapi era industri 4.0, society 5.0 yang menuntut perusahaan beradaptasi dengan teknologi. 

"Melihat usia yang sudah 17 tahun bisa dibilang salah satu pelopor digital company di Jogja. Ini yang menjadi menarik bagi kami sendiri, kami selalu membawa nama UGM dan Jogja sebagai tempat inovasi digital itu didorong ke masyarakat baik dalam skala domestik, nasional, bahkan ada anak perusahaan kita yang sudah berkiprah hingga Asia Tenggara," pungkasnya.

Baca Juga: Skuter Listrik di Malioboro Perlu Dilindungi Kata Pustral UGM

Load More