Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Rahmat jiwandono
Rabu, 19 Januari 2022 | 14:31 WIB
Sartini memegang gula pasir di Pasar Condronegaran, Kemantren Mantrijeron, Kota Jogja, Rabu (19/1/2022). - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Harga komoditas gula mengalami kenaikan sejak akhir Desember 2021 sampai pertengahan Januari 2022 ini.

Seorang pedagang di Pasar Condronegaran, Kemantren Mantrijeron, Kota Jogja, Sartini mengatakan, kenaikan harga gula pasir sudah dirasakan sejak 16 hari terakhir. Kekinian per sak harganya Rp645 ribu.

"Padahal biasanya per sak hanya Rp500 ribu. Lha ini kok sampai tembus Rp600 ribu lebih," ujar Sartini saat berbincang dengan SuaraJogja.id, Rabu (19/1/2022).

Untuk harga satu kilogram gula pasir dijual seharga Rp14.000. Pada pertengahan Desember 2021 lalu ia jual dengan harga Rp13.000.

Baca Juga: Jangan Salah Lagi, Ini 5 Perbedaan Gula Aren dan Gula Merah

"Sekarang saya jualnya Rp14.000 sebelumnya Rp13.000, ya ada kenaikan Rp1.000," paparnya.

Dalam satu hari ia bisa menjual sekitar 15-20 kilogram gula pasir.

Sartini mengaku tidak tahu penyebab kenaikan gula. Ia berharap pemerintah segera mengambil langkah agar harga gula kembali normal.

"Ora reti kok munggah (tidak tahu kenapa harganya naik). Ya inginnya pemerintah bertindak gitu supaya normal lagi harganya," ujarnya.

Menurutnya, yang paling terdampak akibat kenaikan gula ialah penjual roti. Sebab, selain harga gula yang tambah mahal, belum lagi harga gandum dan minyak goreng.

Baca Juga: Harga Pangan Naik Jelang Nataru, Wagub DKI: Itu Biasa, Teori Supply dan Demand

"Yang paling terdampak ya penjual roti karena gula pasir, gandum, dan minyak goreng mahal," katanya.

Kendati harga gula naik namun Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan bahwa stok aman dan tidak terjadi kelangkaan. Itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal hal tersebut. Hanya menunggu pendistribusian saja," ujarnya.

Load More