SuaraJogja.id - Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Jakarta Nirwono Yoga mengatakan pembangunan sumur resapan di ibu kota tidak efektif menanggulangi genangan atau banjir setelah hujan mengguyur sejak beberapa hari terakhir.
"Banjir yang terjadi sekarang, sekali lagi menunjukkan atau membuktikan bahwa pembangunan sumur resapan tidak efektif sama sekali dalam mengatasi genangan atau banjir lokal," kata Nirwono seperti dikutip dari Antara.
Nirwono Yoga menjelaskan, banjir yang terjadi menunjukkan buruknya sistem drainase atau saluran air di Jakarta, karena tidak optimal pembenahannya. "Lebih baik dana sumur resapan digunakan untuk merehabilitasi seluruh saluran air kota," ucap dia.
Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta harus melakukan rehabilitasi besar-besaran dengan dimensi yang lebih besar dan terhubung langsung dengan situ, danau, embung, waduk (SDEW), terdekat untuk menampung air saluran.
SDEW, lanjut dia, juga harus direvitalisasi, dikeruk, diperdalam, hingga diperluas, untuk meningkatkan daya tampung air hujan dan limpasan dari saluran air sekitar. "Banjir yang terjadi sekarang menunjukkan Pemprov DKI Jakarta belum siap mengantisipasi banjir," ucapnya.
Sebelumnya, Pemprov DKI menganggarkan Rp400 miliar untuk membuat sumur resapan dengan target 26 ribu unit pada 2021.
Sedangkan pada 2022, anggaran untuk sumur resapan dicoret sebesar Rp330 miliar di Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta. Dalam pembahasan di Komisi B DPRD DKI disepakati sebesar Rp122 miliar, tapi saat dibawa ke Badan Anggaran, nominal tersebut kembali dicoret.
Sebelumnya, pada Selasa (18/1) siang cuaca ekstrem terjadi di Jakarta menyebabkan banjir di sejumlah titik.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, pada Rabu (19/1) hingga pukul 18.00 WIB, ada 102 Rukun Tetangga (RT) di Jakarta Barat dan Jakarta Utara, terjadi banjir dengan ketinggian bervariasi hingga 100 cm.
Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI, M Insyaf, mengatakan, banjir terjadi akibat curah hujan tinggi, rob, dan luapan kali Semongol, mengakibatkan 1.194 jiwa warga di sejumlah kelurahan di dua wilayah itu mengungsi.
BPBD DKI mencatat hingga Kamis (20/1) hingga pukul 09.00 WIB, sembilan RT di Kelurahan Tegal Alur, Jakarta Barat, masih tergenang dengan ketinggian air 40 cm.
Berita Terkait
-
Banjir Jakarta Mulai Surut Setelah Seharian, 610 Orang Masih Mengungsi
-
Banjir Jakarta Tak Surut Dalam 6 Jam, Wagub DKI Ahmad Riza Patria Ungkap Kemungkinannya
-
Titik Banjir Jakarta Meluas, Tri Rismaharini Masuk Bursa Cagub pada Pilkada DKI
-
Tegaskan Sumur Resapan Tak Efektif Atasi Banjir Jakarta, Ketua F-PDIP DPRD DKI: Itu Fakta!
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa Mendapatkan Pendampingan dari BRI untuk Pembekalan Bisnis dan Siap Ekspor
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi