SuaraJogja.id - Forum Komunitas Sungai Sleman (FKKS) terus mengajak seluruh komunitas sungai yang ada untuk bisa merangkul lebih banyak pihak terkait dengan pelestarian sungai. Terlebih dengan mengedukasi masyarakat untuk turut serta merawat lingkungan di sekitarnya.
Ketua FKKS, AG Irawan menuturkan dalam hal ini masyarakat yang hidup dan beraktivitas di sekitar sungai lah yang kemudian diharapkan paling berperan. Khususnya untuk merawat sungai yang ada.
"Kalau harapan kami semoga bisa semakin banyak komunitas sungai di Sleman sebagai gerakan masyarakat yang tinggal di pinggir sungai," kata Irawan dalam HUT ke-4 FKKS, di Kali Sembego, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Selasa (25/1/2022).
Irawan menyakini sungai-sungai di Bumi Sembada akan bersih jika di setiap padukuhan terdapat komunitas sungai. Pasalnya komunitas itu juga berperan untuk sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar.
Baca Juga: Kustini Sri Purnomo Dipastikan Positif COVID-19, Danang Gantikan Peran Bupati Sleman
Sejak terbentuk pada 2018 silam jumlah anggota FKKS terus bertambah. Hingga pada tahun 2020 kemarin berbagai komunitas yang ada itupun dilakukan verifikasi lebih lanjut.
Tercatat hingga 2021 kemarin sudah ada 25 komunitas yang telah terverifikasi. Komunitas tersebut tersebar pada 16 sungai yang ada di Sleman baik sungai besar dan kecil.
"Jadi syarat komunitas yang masuk di FKKS ada tiga. Satu ada namanya, lalu kedua ada orang yang mengurusi, ketiga harus ada lokasi untuk aktivitas," terangnya.
Tidak hanya sebatas merawat kebersihan sungai, kata Irawan, FKKS juga menjaga ekosistem di sungai itu sendiri. Hal itu dibuktikan dengan pelepasliaran ikan lokal yang tersebar di 10 titik.
"Di lokasi-lokasi itu sebelumnya sudah dibersihkan dulu dari ikan infansif sebelum ditebari ikan lokal," imbuhnya.
Baca Juga: Positif Covid-19, Bupati Sleman Sempat Beraktivitas ke Sejumlah Daerah
Selain itu, FKKS bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman juga menanam berbagai bibit pohon edukasi dan konservasi. Mulai dari Bambu, Aren, Beringin hingga Gayam yang itu bertujuan untuk mencegah pelanggaran di sungai berupa penyetruman.
Dari segi penindakan, FKKS turut melibatkan pula jajaran Dit Polairud Polda DIY. Agar tetap bisa mengawasi oknum-oknum yang mengganggu kelestarian alam khususnya sungai.
Sementara itu Kepala DLH Sleman, Ephiphana Kristiyani menyatakan pentingnya untuk terus mendorong generasi mudah untuk bergerak terkait pelestarian lingkungan. Dari mulai anak-anak dan remaja sudah harus dilibatkan dalm menjaga lingkungan sekitarnya sendiri.
"Kalau dimulai sejak anak-anak tidak akan menjadi beban tapi sudah menjadi kebiasaan. Kalau bisa anak-anak juga dilibatkan dalam kegiatan FKKS," kata Ephiphana.
Dalam kesempatan ini, ia tidak hanya menyoroti terkait dengan pelestarian dan perawatan sungai saja. Melainkan juga dapat memberikan edukasi pada masyarakat tentang pengurangan sampah rumah tangga yang dihasilkan.
Terlebih belum lama ini, tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan juga sempat kembali ditutup hingga menyebabkan banyak penumpukan sampah di berbagai titik. Mengingat bahwa jumlah ideal sampah dari Sleman yang dibuang ke TPST Piyungan adalah 100 ton sampah per hari.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
5 HP Murah dengan Desain Mirip iPhone Juni 2025, Bukan iPhone HDC!
-
Pemain Keturunan Rp 112,98 Miliar Potensi Comeback Gantikan Teman Duet Bek Klub Serie B Lawan Jepang
-
5 Mobil Keluarga Rp70 Jutaan Juni 2025: Kabin Longgar Mesin Bandel, Irit Bahan Bakar
-
Eksklusif dari Jepang: Mulai Memerah, Ini Kondisi Osaka Jelang Laga Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
Terkini
-
Kisah Jemaah Haji 2025 Terlantar di Arafah hingga Makanan Tak Layak, DPR RI Bentuk Pansus
-
PN Sleman Tolak Intervensi Kasus Ijazah Jokowi: Langkah Mediasi Jadi Penentu
-
Diduga Sakit Hati Dagangan Tak Laku, Bocah di Sleman Nekat Gores Mobil dengan Cutter
-
Sleman Banjir Wisatawan, Mei 2025 Catat Rekor Kunjungan, Ini 3 Destinasi Favoritnya
-
Geger! Penyadapan KPK Tanpa Izin Dewas? Ini Kata Ahli Hukum Pidana