SuaraJogja.id - Jumlah korban meninggal dunia akibat badai tropis di Mozambik dan Malawi telah meningkat ke sedikitnya 12 jiwa, menurut otoritas setempat.
Namun para pejabat dan lembaga bantuan masih meninjau dampak total dari badai yang menyapu bagian selatan Afrika pada Senin itu.
Badan Nasional Mozambik untuk Penanganan dan Pengurangan Risiko Bencana mengatakan pada Selasa (25/1) bahwa delapan orang telah meninggal dunia, 54 luka-luka, dan 895 orang dievakuasi akibat bencana tersebut dalam 24 jam terakhir.
Lebih dari 20.000 orang di Mozambik telah terdampak oleh badai itu, dengan lebih dari 3.000 rumah yang rusak sebagian dan 600 rumah rusak sepenuhnya serta sejumlah pusat kesehatan dan belasan ruang-ruang belajar, menurut laporan institut tersebut.
Mereka juga mengatakan bahwa unit-unit drone dan kapal telah diturunkan dalam upaya penyelamatan.
Sementara itu di Malawi, yang terletak berdekatan dengan Mozambik, komisioner distrik Chikwawa mengonfirmasi tiga kematian tambahan, usai departemen kebencanaan melaporkan satu kematian di Mulanje pada Selasa.
Badai tropis telah menyebabkan hilangnya aliran listrik akibat banjir yang merusak fasilitas listrik di negara tersebut.
Mozambik, dan negara-negara di bagian selatan Afrika lainnya telah berkali-kali diterjang badai dan siklon besar dalam beberapa tahun terakhir, yang merusak infrastruktur dan membuat masyarakat dalam jumlah besar harus kehilangan rumahnya.
Para ahli mengatakan bahwa badai telah menjadi lebih kuat seiring dengan memanasnya temperatur air akibat perubahan iklim, kala level permukaan laut yang naik membuat pesisir dataran rendah menjadi daerah yang rentan.
Baca Juga: Ratusan Rumah Di Mozambik Hancur Diterjang Badai Ana, Dua Orang Tewas Dan Puluhan Orang Terluka
Naemi Heita, pelaksana tugas kepala delegasi klaster Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di ibu kota Mozambik, Maputo, mengatakan pada Reuters bahwa air minum yang bersih, kelambu penahan nyamuk dan masker adalah beberapa dari sejumlah barang yang sangat dibutuhkan untuk mencegah munculnya wabah penyakit.
"Di luar respons darurat, kita harus memastikan bahwa kita membantu keluarga-keluarga yang perlu membangun kembali kehidupan mereka - lahan-lahan mereka tenggelam dan rumah-rumah mereka hancur, ... kita harus membantu mereka untuk membangun kembali dengan aman," ujarnya.
Berita Terkait
-
Badai Salju Melanda Turki dan Yunani, Fenomena Langka Dalam 29 Tahun Terakhir
-
Badai Salju Ganggu Transportasi di Turki dan Yunani, Ada Pelarangan Kemudikan Mobil Pribadi
-
Badai Sapu Yunani dan Turki, Meninggalkan Salju di Pantai Antalya untuk Pertama Kali Dalam 29 Tahun Terakhir
-
Kronologi Murid SD Meninggal Usai Divaksin, Bogor Diterjang Hujan Badai dan Oknum ASN Pukul Honorer Viral
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Gus Ipul Jamin Hak Wali Asuh SR: Honor & Insentif Sesuai Kinerja
-
Rp300 Triliun Diselamatkan, Tapi PLTN Jadi Korban? Nasib Energi Nuklir Indonesia di Ujung Tanduk
-
Penemuan Arca di Sleman: Benarkah Peninggalan Mataram Kuno? Ini Kata Ahli
-
Skandal Internet Sleman: Kejati DIY segera Umumkan Calon Tersangka Korupsi!
-
Mensos Tegaskan Tiga Dosa Besar di Sekolah Rakyat, Siapkan Pengawasan Ketat