Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Minggu, 30 Januari 2022 | 14:06 WIB
Ketua Percepatan Vaksinasi DIY Sumadi di Kompleks Kepatihan Yogyakarta - (Kontributor SuaraJogja.id/Putu)

SuaraJogja.id - Target capaian vaksinasi COVID-19 empat kabupaten di DIY sebesar 100 persen nampaknya belum juga terpenuhi sampai saat ini. Berdasarkan data Satgas COVID-19 per 24 Januari 2022, hanya Kota Yogyakarta yang saat ini capaian vaksinasinya mencapai 100 persen lebih untuk dosis pertama.

Sedangkan di Kabupaten Sleman sebesar 93,80 persen. Tiga kabupaten lain bahkan masih di bawah 90 persen. Sebut saja Kulon Progo sebesar 89,18 persen, Bantul 85,30 persen dan Gunung Kidul sebanyak 82,42 persen.

Sejumlah kendala dialami pemkab dalam mencapai herd immunity atau kekebalan komunal pada masa pandemi COVID-19 ini. Alih-alih masalah akses dalam mencari sentra vaksin, tercatat masih ada warga yang menolak divaksin.

"Jangkauan [vaksinasi] wilayahnya kita juga berusaha maksimalkan tapi masih ada masyarakat yang belum mau [divaksin] karena alasan tertentu," ujar Ketua Percepatan Vaksinasi DIY, Sumadi saat dikonfirmasi, Minggu (30/01/2022).

Baca Juga: Vaksinasi Booster Triwulan I 2022 Gunakan Vaksin AstraZeneca

Dari data Satgas COVID-19, capaian vaksinasi terendah justru pada kelompok sasaran masyarakat umum. Untuk vaksin dosis pertama baru mencapai 82,55 persen atau 1.425.352 orang dari total target sasaran 1.726.698 orang.

Menurut Sumadi, berbagai upaya sebenarnya sudah dilakukan untuk mendorong penolak vaksin untuk mengikuti imunisasi tersebut. Namun satgas akhirnya tidak memaksa mereka meski sudah dilakukan pendekatan secara personal.

"Yang tidak mau ya [terpaksa] tetap kita tidak bisa maksa, walaupun pendekatan sosialisasi kita lakukan," ujarnya.

Sebagai konsekuensinya, ada beberapa batasan yang dialami para penolak vaksin. Mereka yang menolak divaksin tidak bisa menggunakan sejumlah akses transportasi umum, wisata, administrasi dan lainnya yang mengharuskan pemakaian aplikasi Peduli Lindungi yang salah satunya memuat sertifikat vaksin.

"Kemudian beberapa kegiatan yang harus Pakai Peduli Lindungi dia [penolak vaksin[ jadi nggak bisa ke mana-mana. Kan itu juga batasan-batasan yang harus dilakukan supaya dia mau mengikuti [vaksinasi]," ungkapnya.

Baca Juga: Bikin Semangat Vaksinasi, Anak-anak Ini Dapat Es Krim Usai Disuntik Vaksin Covid-19

Selain warga yang menolak vaksin, lanjut Sumadi, warga yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan juga menjadi kendala. Kebanyakan merupakan warga lanjut usia. Capaian vaksin dosis pertama untuk kelompok sasaran lansia saat ini mencapai 82,63 persen atau 390.737 orang dari total sasaran 472.852 orang.

"Kalau yang komorbid juga tidak bisa [divaksin], ada alasan dan bisa mendapatkan surat keterangan," ujarnya.

Sumadi berharap masyarakat menyadari pandemi belum berakhir. Vaksinasi merupakan salah satu upaya melawan COVID-19. Apalagi saat ini varian baru Omicron diperkirakan sudah masuk ke DIY. Varian ini lebih mudah menular sehingga dibutuhkan imunitas yang kuat.

Ditengah tren COVID-19 yang kembali naik, Pemda berupaya menyiapkan ketersediaan obat dan oksigen. Isolasi terpusat dan rumah sakit rujukan pun kembali disiapkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

"Karena tren [covid-19] meningkat,kita tidak perlu khawatir tapi perlu waspada. Yang penting sudah vaksin insyallah yang Omicron itu tidak bergejala tapi pengobatannya lebih enteng," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More